51. Bertengkar dingin

31.6K 2.1K 1K
                                    

بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

ya Allah, panik panikk 😭 maafkan aku, maaf, dan maaf sekali. kemarin lusa itu aku masih libur dan lgi capek, kemarin mau update tapi ketiduran lagii. aduhh.

lihat judul part ini? tarik nafas dalam dalam.

sudah? oke.

sudah? oke

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

•••

••

Azzam. Pria itu baru saja keluar dari kelas dan salah satu santriwan tiba tiba saja mendatangi nya dan menyalimi tangan nya usai mengucapkan salam.

"Ada apa?"

"Ada yang nyariin Gus di depan gerbang. Katanya mau ketemu secara langsung."

Jika itu adalah tamu, pastinya dia akan di persilahkan untuk masuk, bukan dengan berdiam diri dan gerbang. Sepertinya seseorang pribadi. Azzam menganggukkan kepalanya dan meninggalkan santriwan itu setelah ia menitipkan buku nya untuk di bawa ke kelas lain.

Bersamaan dengan itu, Hana juga berada di sisi lain. Tepatnya di asrama santriwati. Perempuan itu mengajak Ali untuk berjalan jalan sebentar bersama nya. Ia melihat Azzam dari kejauhan, berjalan sendiri, melihat sekitar, gerak gerik nya nampak mencurigakan.

"Mm, Ali, kamu disini aja, ya. Temani Faiz, soalnya Bibi Ayra lagi keluar."

Ali mengangkat pandangan nya dan mengangguk. Sementara Hana berinisiatif untuk pergi mendekat ke arah gerbang. Ia juga berjalan sendiri. Perempuan itu menemukan pohon yang tidak jauh dari sana, kemudian bersembunyi di balik nya. Atau bahasa lainnya, adalah menguping pembicaraan.

"Anaya?"

Hana mengangkat kedua alis nya. Ia terkejut ketika pria itu memanggil nama perempuan lain. Perasaan nya langsung merasa tidak nyaman.

Sebenarnya, ia bisa saja mendatangi gerbang untung melihat lebih dekat. Tapi Pak Amik berada disana. Ia penasaran apa yang di lakukan suami nya itu. Dan ia malah mendapati nya sedang memanggil perempuan lain.

"Kamu kenapa bisa disini?"

Kembali pada Azzam. Pria itu dengan tatapan serius nya. Anaya berada disana dan merapikan hijab nya yang sebenarnya belum menutup secara sempurna. Anaya tersenyum.

"Lihat, aku udah bisa pakai hijab."

Azzam menghela nafas dan memandang ke arah lain. "Kamu membuang waktu saya."

GUS AZZAM Where stories live. Discover now