22. Sebagai Guru

78.9K 5.4K 491
                                    

بِسْمِ اللّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

Gess, kalau misalnya ada informasi berupa ilmu, jangan skip. Kalau skip, RUGI 😤🔪

Disini, Azzam jadi guru. SSKSKSKS.

Siapa yang mau Azzam? Aku akuuuu ☝️


Yang baca cerita ini, wajib follow Instagram:

@nnoushanie
@wattpadnour_
@mhmdd_azzam (ig Azzam)
@hanaafsheen_ (ig nya Hana)

******

******

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.








Hana, sedang apa kamu?“

Bisa bisa nya, dalam keadaan seperti ini Azzam masih sempat untuk beristighfar. Setelah melihat keadaan istri nya di dalam kamar, ia langsung menutup pintu kamar dan ia bersandar pada dinding.

Jarang sekali Hana menggunakan daster. Atau mungkin tidak pernah, itu di hadapan Gus Azzam. Dan sekarang, pria itu berdiri bersandar di dinding sambil memegangi mata nya sendiri.

Ia terdiam. Membuka mata.

"Hah, kenapa saya disini?"

Kepala nya menoleh ke arah pintu.

"Ini kan kamar saya."

Azzam berdesis pelan. "Tapi Hana—"

"Ah, dia kan istri saya. Kenapa saya disini?" Gumam nya kembali, memotong pembicaraan nya sendiri.

Pria itu pun kemudian berinisiatif untuk membuka pintu. Membuka nya secara perlahan. Azzam pun masuk ke dalam kamar dalam keadaan menundukkan kepala. Setelah itu, ia pun menutup pintu dengan cepat.

Sementara Hana yang berada di atas kasur, gadis itu memakan kue buatan nya bersama Umma tadi. Hana terdiam mematung melihat gerak gerik Azzam yang menuju ke lemari.

Berlama mematung, Hana sampai sampai cegukan. Gadis itu terkejut.

"Eh, Gus Azzam udah datang. Kenapa tadi tiba tiba tutup pintu? Terus datang lagi?"

"Kamu kenapa pakai pakaian seperti itu?"

Hana melihat diri nya sendiri. "Ya... Kan nyaman. Umma sendiri yang ngasih. Dari pasar kata nya. Cocok tau sama badan mungil nya Hana ini."

GUS AZZAM Where stories live. Discover now