40. Perempuan yang di temui

57.9K 3.3K 1.3K
                                    

بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

kaget bgt pas cerita ini langsung loncat ke 600rb pembaca. makasih buat kalian. aku lama update nya karena revisi kecil kecilan dan sibuk sekolah.

target tembus, cepet update nya.

ga banyak kok. cuma minta 900+ komen. kalo malam ini udah tembus, besok nya update. soalnya aku punya byk draft, slebeww. tak sabar pgn publishhh.

 tak sabar pgn publishhh

Ops! Esta imagem não segue as nossas directrizes de conteúdo. Para continuares a publicar, por favor, remova-a ou carrega uma imagem diferente.

•••

••••

Sepertinya kita akan kembali dengan kejadian di malam itu. Ketika Azzam pulang dari pesantren, bertemu dengan banyak gadis yang memintai nomor telepon nya, hingga ketika mereka semua menelpon kontak Azzam, Hana mulai meluapkan api cemburu di tengah ia yang masih sedang mengandung.

"Aneh, perempuan perempuan itu ga bakalan sampai nge-chat ke situ, kalau bukan Gus sendiri yang ngasih nomor telepon nya."

Azzam terdiam ketika Hana mulai memanggilnya Gus. Bukan pada panggilan biasa nya. Kedua kaki Azzam naik ke atas ranjang dan membentuk duduk bersila.

"Karena saya sudah punya istri. Dan saya harus menjaga perasaan istri saya jika begitu."

Hana tidak mengucapkan apapun saat mendengar nya. Ia memeluk guling dan menenggelamkan wajah nya. Azzam tidak tau bagaimana ekspresi istri nya. Azzam menunjukkan ekspresi menyesal.

"Na, kamu dengar saya dulu."

"Aku mau tidur." Tukas Hana.

"Tapi, Na-"

"Aku ini lagi hamil, Gus jangan ganggu. Nanti anak ku kenapa-napa.."

"Itukan, anak saya juga?"

"Gus bilang, udah punya istri?"

"Kamu istri saya."

Hana tidak mengatakan apapun lagi. Azzam pun ikut diam di buatnya. Pria itu pun bergeser untuk bersandar di kepala ranjang. Berusaha mengintip wajah istri nya. Sepertinya, guling itu benar benar menganggu. Membuat nya panas juga. Tapi, dari gerak gerik nya, Hana belum tertidur. Perempuan itu hanya bersembunyi.

"Kenapa ngga di balas chat nya?"

"Kamu kenapa terus menanyakan itu?"

"Mereka gelisah karena ngga di balas chat nya."

"Benarkah? Atau memang kamu yang menahan cemburu?"

"Gus jangan mengada-ada."

"Saya juga cemburu melihat kamu dengan guling itu."

GUS AZZAM Onde as histórias ganham vida. Descobre agora