4

1.3K 64 0
                                    

*Rumah sakit

   "Dokter... Dokter tolong anak saya dok". Ucap edgar sambil berlarian masuk kerumah sakit tanpa memarkirkan mobilnya dengan benar.

Dokterpun langsung membawa tubuh ringkih aira ke dalam ruangan UGD.

Edgar ingin masuk kedalam ruangan tersebut tetapi dilarang oleh suster. Sehingga dia hanya bisa menunggu didepan ruangan UGD.

      Sudah selama 1 jam tetapi dokter belum keluar dari ruang UGD tersebut. Saat sedang menjambak rambutnya sendiri, tiba-tiba dia teringat dengan istrinya sinta. Entah mengapa edgar menjadi emosi dengan sinta, Bagaimana bisa sinta ceroboh sekali membiarkan aira sendiri tanpa pengawasan. Aira masih kecil berjalannyapun masih tertatih-tatih.

"Aaaaaaaah......

Teriak edgar dengan kencang. Akhirnya ia mengambil handphone nya dan menghubungi istrinya.

Panggilan pertama tidak diangkat, panggilan ke dua dan ke tigapun tidak diangkat. Sampai panggilan yang ke sepuluh baru diangkat.

"Hall......"

" Dimana?" Ucap edgar memotong ucapan Sinta

" di rumah mas".

" Aira dimana?".

" Di kamar mungkin mas". Ucap Sinta dengan suara lemahnya.

"MUNGKIN.... Kamu ngak yakin sama ucapanmu Sin."

Sinta hanya diam sambil menunggu ucapan Edgar. Hari ini Sinta merasa tubuhnya lemas sekali sehingga sulit sekali untuk membawa tubuhnya sendiri. Setelah memasak dan memastikan Aira sedang dikamar, ia pun langsung beristirahat di kamar. Sehingga tidak tahu apa yang tengah terjadi.

" Asal kamu tahu ya Sin... Aira sekarang dirumah sakit, dan kamu enak-enakan tidur dirumah. IBU MANA YANG ASIK TIDUR DI RUMAH SEDANGKAN ANAKNYA SEDANG MEMPERTARUHKAN NYAWANYA DI RUMAH SAKIT.

KAMU NGAK PANTES DI SEBUT SEBAGAI SEORANG IBU SIN".

DEG...

Sinta yang mendengar perkataan Edgar langsung terperanjat sebab ia tidak tahu menahu tentang hal tersebut, apalagi Edgar berteriak dan menyalahkan dirinya. Tubuhnya yang lemas apalagi dia sedang menangis membuat kondisi tubuhnya semakin drop.

" Aira dirumah sakit mana Mas?"

Tapi yang di dengar Sinta hanya suara

tut...tut...tut...

Sebab Edgar sudah memutuskan panggilan tersebut.

Dengan pelan-pelan Sinta bangun dari tidurnya dan mengambil tasnya dan menuruni tangga.

Sampai di pertengahan tangga Sinta melihat banyak darah dilantai.

Ia langsung menangis semakin keras, Aira berada didekatnya tapi ia tidak dapat menjaganya.

Dengan tergesa-gesa Sinta memberhentikan taksi dan menaikinya, beruntung saat ia keluar dari rumah ada taksi yang sedang berhenti.

Sinta langsung mengatakan kepada supir taksi tersebut untuk mengantarkannya ke rumah sakit terdekat. Karena ia yakin Edgar akan membawa Aira kerumah sakit tersebut.

Sambil merapalkan dalam hati, ia berdoa akan keselamatan anaknya.






Hai gays gimana dengan chapter ini... Ada yang nungguin ngak kapan edgar transmigrasi?
Coment dibawahnya... Jangan lupa tekan vote/bintang agar Author semangat Up nya

SorryWhere stories live. Discover now