7

1.1K 68 5
                                    

Aku mulai membuka mataku dengan perlahan. Hah ternyata Sekarang aku sudah berada diruang inap. Disini sangat sepi tidak ada yang menemaniku.

Dimana ponsel perempuan ini, aku mencoba mengalihkan pandanganku ke sekitar ruangan.

Yap... Akhirnya aku melihat sebuah tas yang aku yakini ada hp di dalamnya. Aku mencoba berdiri perlahan mengambil tas itu.

Dan segera mencari ponsel dan berniat menghubungi orang tua atau bahkan suami si clara ini.

Disini ada kontak yang bernama My❤️ walaupun agak jijik melihatnya tetapi aku tetap menekan kontak tersebut.

Deringan pertama tidak diangkat kedua pun sama saja sampai akhirnya aku menyerah menghubungi laki-laki itu.

Tiba-tiba handphone ku berdering dan menampilkan nama Mamah . Yang ku kuyakini sebagai nama  kontak mama si clara ini atau mama mertuanya

Akupun lamgsung mengangkat telpon tersebut.

"Haloo sayang. Mamah datang ke rumah, kata Bi narsih kamu belum pulang... Sekarang kamu ada dimana sayang. Ini dah jam 9 mamah hawatir banget sama kamu". Ucap mamah mertua clara

Ahh.. ternyata yang menghubungi adalah mama mertuanya. Bagaimana Edgar tahu? Yup... Dari kepingan video yang berputar tadi. Dia sangat yakin itu suara sang mamah mertua.

Edgar merasa bingung bagaimana cara menjawab mamah mertuanya hingga dia hanya mengucapkan kata

"Rumah sakit". Lalu mematikan sambungan telefon itu. 

Ya walau bagaimanapun edgar yang menempati tubuh ini jadi sifat edgar otomatis masih sama seperti dirinya waktu masih hidup.

DISINI EDGAR DIGANTI DENGAN NAMA CLARA YA... BIAR NGGAK RIBET.

tok....tok....tok....

Suara pintu diketuk dan masuklah dokter serta suster yang sedang mendorong troli kecil yang berisi anaknya itu.

"Selamat malam bu clara. Silahkan bu clara bisa memberikan ASI kepada baby, dari tadi baby nangis mungkin baby sedang lapar bu". Ucap dokter

Aku yang mendengar ucapan dokter itu langsung syok. Bagaimana cara memberi ASI pada anak ini, menggendongnya saja aku masih bingung.

"Silahkan Bu. Mari saya bantu" ucap dokter tersebut.

Syukurlah dokter berinisiatif membantuku. Mungkin dia melihat wajahku yang menampilkan raut kebingungan

" Silahkan tangannya seperti ini Bu. Iya tangan kanan gunakan untuk menyangga kepala baby Bu."

Aku hanya mengiyakan ucapan dokter tersebut. Menata tanganku sedemikian rupa dan mendekatkan mulut baby ke payudaraku.

Saat aku pertama kali aku menyentuh kepala bayi ini, ingin rasanya langsung ku letakkan saja, bagaimana tidak tekstur kepala bayi ini masih belum keras terasa empuk. Aku takut kedua tanganku akan mematahkan kepalanya yang masih rentan ini.

Duh rasanya sakit sekali aku merasa nipple ku di hisap dengan sangat cepat, lidah bayi ini terasa tajam dan menusuk nipple ku.

Hingga tanpa sadar akupun menangis.

Saat sinta menyusui aira dulu tak pernah sekalipun aku melihat ia menangis yang ku lihat hanya senyum manis yang terpatri di bibirnya.

Apakah dulu sinta merasakan hal yang sama ?, aku hanya dapat membatin di dalam hati.

Tok....tok....tok

Aku mendengar pintu ruangan ini di ketuk.

Ah... Aku rasa mamah mertuaku yang ada dibalik pintu itu.

SorryWhere stories live. Discover now