8

969 65 5
                                    

Suara ketukan pintu terdengar dan masuklah seorang laki-laki tua dan pemuda yang sangat tampan. Tapi tidak setampan aku sih, laki-laki ini terkesan dingin dengan tatapan tajamnya yang siap menusuk siapa saja yang memandangnya.

Berbeda denganku yang yang hot dan manly. Bukan maksud membandingkan tapi nyatanya begitu.

Aku sudah faham karakteristik laki-laki dan cara menanganinya. clara kamu harus berterimakasih padaku setelah ini. Akan ku beritahu bagaimana cara menjinakkan laki-laki sejenis Xander ini.


Aku segera mengalihkan tatapanku dan menundukkan kepala sambil disuapi mamah mertuaku. Aku bersikap seolah-olah takut dengan tatapan dari suamiku itu.

" Mah... ".

Mama yang mendengar suara papa langsung menoleh dan tersenyum

" Papa bawa apa yang mama minta tadi kan...".

" Iya papa suruh Xander yang bawa, oh ya ma cucu papa mana?".

" Itu cucu kita di sana pa".

Papa yang mendengar hal tersebut langsung mendekati box bayi dan melihat sosok bayi kecil yang sangat tampan langsung bertanya kepada Xander.

" Xan... Siapa nama cucu opa ini?"

Suamiku yang sedari tadi cosplay jadi patung hanya menghendikkan bahunya saja. Seolah-olah tidak perduli akan hal tersebut dan memilih duduk di sofa yang ada diruangan tersebut.

Mamah yang melihat hal tersebut langsung marah dan mendekati suamiku.

Plaak

Suara tamparan terdengar keras bahkan sampai membekas di pipi sebelah kiri Xander. Aku yang melihatnya tentu sangat senang bahkan ingin ku tambahkan lagi dengan tinjuan maut ku.

" Kamu ini gimana sih Xan, masak anak sendiri nggak di beri nama. Kasian baby boy punya ayah kayak kamu. Istri melahirkan malah kamu enak-enakan tidur di rumah. Percuma punya IQ tinggi kalau nggak digunain Xander!". Ucap mama murka

"Itu bukan anakku. Aku nggak mau punya anak dari perempuan itu".

" Ciiih... kalau nggak mau kenapa dibuat. Dasar laki-laki nggak punya tanggung jawab. Malu bro sama burung. Tahu gitu di potong aja biar nggak malu-maluin kaum laki-laki nggak gentle banget". Gumamku

Ya walaupun tidak bisa dikatakan gumaman karena seluruh ruangan mendengar ucapanku.

"Sayang udah jangan dengerin di dengerin ya..
Xander.... Harusnya kamu bersyukur mamah menikahkan kamu dengan wanita yang baik dan cerdas seperti Clara." Ucap mama dengan marah

Harusnya aku membawa popcorn saja karena suasa sudah semakin memanas, aku ingin tahu siapa yang memenangkan perdebatan ini.

" Xander... Papa tidak pernah mengajarkanmu menyakiti perempuan apalagi ini istrimu sendiri."

Xander yang dimarahi kedua orang tuanya hanya diam dengan tatapan dinginnya.

Ruanganpun dalam sekejap terasa hening hingga suara baby menggema dan membuat semua fokus teralihkan ke mahluk imut nan menggemaskan itu.

" Sini coba gendong baby boy, kamu bilang itu bukan anak kamu tapi sekarang coba lihat baik-baik. Fotocopy an kamu banget itu Xander". Sahut mama

Dengan paksa  mama mertuaku menarik suamiku agar mendekat ke arahku dan menggemdong anakku. Walaupun dengan raut wajah yang dingin ia tetap menuruti apa yang diinginkan mama.

"Tangan nya jangan kaku. Nah tangannya buat seperti ini, jangan terlalu kebawah Xander nanti baby nya nggak nyaman. Lehernya di pegangin sayang... "

Itu lah sebagian rentetan omelan mama kepada Xander. Aku yang mendengarnya hanya dapat memberikan senyum miringku.

SorryWhere stories live. Discover now