6

1.3K 75 6
                                    

"Aaaaarggggh...... " teriakku

sakit sekali...
aku merasa nyawaku hampir tercabut. Apakah sesakit ini saat akan meninggal.
Rasanya seperti tulang-tulangku akan patah.

Tapi mengapa tubuhku tidak jatuh ke tanah. Seingatku tubuhku tadi sudah jatuh dari roftop.

Aku mencoba membuka mataku.

"Dok.... Bu clara sudah sadar.... " Ucap seseorang yang berpakaian seperti suster.

" Syukurlah... Bu clara mendengar saya?
Tarik nafas bu, hembuskan. Jangan dipaksakan  mengejan terlebih dahulu." Ucap dokter

Aku merasa bingung tapi anehnya aku tetap mengikuti apa yang diucapkan dokter tersebut.

Tapi tunggu dulu jika aku masih hidup mengapa aku harus mengejan.... seharusnya aku telah selesai dioperasi atau buruknya tubuhku menjadi lumpuh karena jatuh dari gedung setinggi itu.

Tapi ini tidak... Aku merasa kakiku baik-baik saja dengan posisi yang sangat aneh yaitu mengangkang dengan sangat lebar. Hingga aku merasa bagian intimku serasa mau robek, sungguh posisi yang sangat memalukan.

Aku menarik nafas tiba-tiba perutku merasa mulas, akupun dengan reflek mengejan lagi. Aku melihat ke arah perut alangkah terkejutnya aku...

Mengapa perutku membuncit. Dimana perginya perut six pack ku.

Aku pun meremas kepalaku dengan keras. Sejak kapan rambutku berubah menjadi panjang, mengapa aku memakai rok seperti ini.

Jika aku sudah meninggal seharusnya aku tidak ada disini. Tempat ini tidak terlihat seperti  surga maupun neraka. Ini sama seperti waktu aku masih hidup.

"Aaaaaaargggggh..... Aku tidak sanggup lagi hah". Ucapku sambil berteriak. Aku merasa tulang pinggulku patah sakiiiiiiiit sekali.

Sekarang aku mulai faham aku berada di dalam tubuh perempuan. yang lebih mengejutkan lagi perempuan ini sedang melahirkan. apa ini yang namanya transmigrasi.

Aku pernah membaca  novel dengan tema seperti ini, tetapi aku tidak pernah mempercayainya.

"Ya bagus Bu... Kepalanya sudah kelihatan. Tarik nafas lalu lepaskan Bu. Sekarang boleh mengejan lagi Bu". Ucap dokter

" Entah bagaimana ceritanya aku bisa hamil seperti ini, tapi entahlah itu mari kita lahirkan anak ini. Emmmmmggggh....hah..." Ucapku

Dokter yang mendengar ucapanku hanya mengerutkan alis mungkin ia merasa pasiennya ini sudah gila karena terlalu lama diruang UGD.

"Di mana bajingan itu... Kenapa tidak ada yang menemaniku huh..huh..hah.." ucapku sambil terengah-engah

Ya... Aku bingung bagaimana bisa tidak ada satu orangpun yang menemani perempuan ini melahirkan. Apa dia hamil di luar nikah atau sudah cerai.

Sungguh tidak enak rasanya jika tidak ada yang menjadi penyemangat dalam proses pertaruhan nyawa ini.

Seketika aku teringat dengan sinta istriku. Waktu itu aku tidak dapat menemaninya melahirkan. Karena perjalanan bisnis yang sangat penting.

Apa ini juga yang dirasakan istriku waktu itu.

" Maaf Bu tapi bu clara tadi hanya datang sendiri tanpa ada yang mendampingi". Ucap suster

"Aku akan membalasmu jika aku sudah melahirkan anak ini". Batinku dalam hati dan berusaha mengejan sekeras mungkin.

Karena aku tidak kuat menahan rasa sakitnya dan ingin segera mengeluarkan bayi ini dari dalam perutku.

" Oooeeeek.... Oek....Oek....."

" Selamat Bu bayinya laki-laki". Ucap dokter tersebut.

"Hah... Hah...hah...." Aku hanya dapat membalas dokter itu dengan senyum dan masih dalan keadaan terengah-engah dan tiba-tiba semuanya gelap.








Aku melihat sekelilingku, sekarang aku berada di sebuah ruangan yang gelap. Tiba-tiba ada beberapa video yang menampilkan seorang perempuan yang aku yakini sebagai wanita yang tubuhnya sedang kutempati ini.

Namanya Clara anderson istri dari Xander anderson, mereka menikah karena perjodohan yang dilakukan kedua orang tua mereka.

Pernikahan mereka telah berjalan sekitar 3 tahun. Clara yang selalu mendapat perlakuan  dingin dari xander ditambah dengan suaminya itu yang seorang work holic. Maka komplitlah sudah penderitaan perempuan itu.

Setelah melihat beberapa video itu aku hanya dapat menghela nafas. Bukan karena muak dan marah dengan sikap Xander.

Tetapi sedang memikirkan bagaimana cara merawat bayi itu. Dulu saat ia masih hidup Sinta selalu merawat Aira dengan penuh kasih sayang sedangkan aku hanya melihat nya dari jauh.

Aku baru mau ikut membantu Sinta waktu aira umur 3 minggu. Lalu bagaimana caraku merawat bayi yang baru ku lahirkan tadi.







Terimakasih sudah membaca story ini. Kira-kira ada yang mau tahu kelanjutan story ini nggak ?

Jangan lupa tekan bintang dan komen ya....


















SorryWhere stories live. Discover now