33. HARUS RELA

487 45 227
                                    

Hallo, selamat membaca bab 33, Love!

Aku harap kalian suka.

20 vote for this chapter, please, bisa kan? 🥺

Selasa, 11 Juli 2023-

Happy Reading, enjoy love 💕

33. HARUS RELA

🌻🌻🌻

"Permisi, Pak bos. Tuan Gerda sudah ada di depan," ucap Damar, asisten pribadi Ali di coffee shop.

Hari ini, Gerdapati, ayahnya, meminta untuk bertemu dengan Ali. Dan, Ali mencoba mengiyakannya. Ali meminta agar mereka bertemu di coffee shop ini saja.

"Ya sudah. Saya keluar sekarang. Makasih, ya," ujar Ali.

"Sama-sama, Pak bos. Saya juga izin keluar lagi."

"Silahkan."

Damar kini sudah keluar dari ruang kerja Ali. Sedangkan lelaki tampan beralis tebal ini masih terdiam di depan meja kerja nya.

Ali terlihat mengusap wajahnya gusar. "Ini untuk Theo dan Thea. Untuk bunda. Gue memang harus bicara sama ayah," ucap Ali pada dirinya sendiri.

Ali mengambil ponselnya lebih dulu dan berjalan keluar ruangan. Ali menghampiri sosok lelaki setengah baya yang masih sangat tampan itu.

"Assalamu'alaikum, yah." Ali mencium tangan Gerdapati.

"Wa'alaikumsalam."

Ali duduk tepat di hadapan ayah nya. "Ayah ada perlu apa?"

"Soal ayah dan bunda."

Dada Ali selalu sesak setiap kali membicarakan hal ini dengan ayahnya. Ali tak bisa melihat wajah ayahnya yang terkadang penuh dengan rasa bersalah. Tapi mau bagaimanapun, rasa sakit yang ayahnya berikan, sungguh terasa.

"Sudah resmi kan?"

Gerdapati mengangguk.

"Kapan ayah mau ke rumah? Paling tidak, datang untuk temui adik-adik Ali, yah. Tidak untuk Bunda atau Ali, tapi untuk Theo dan Thea," kata Ali, menatap tajam Gerdapati.

"Malam ini ayah akan berkunjung," ucap Gerdapati.

Ali tak bisa berkata banyak. Semuanya sungguh menyakitkan. Sejak Ali mendengar kabarnya, sampai saat dia mengantarkan bunda ke sidang perceraian hari itu.

Pikirannya masih bergelut, kala Ali sadar, kedua adik nya belum mengetahui ini. Padahal sejak awal, Ali sudah berkata bahwa mereka harus tau. Tapi, bunda dan ayah menutupi semuanya, terutama dari Thea, karena kondisi gadis itu yang belum lama sakit dan sadar dari tidur panjangnya.

"Maafin Ayah, Ali. Maaf udah menyakiti kamu."

"Cuma bunda dan adik-adik Ali yang perlu maaf ayah. Ali gak butuh," ucap Ali ketus.

Gerdapati tau, Ali bersikap seperti ini karena luka darinya. Karena sejak kecil, Ali selalu menjadi anak penurut yang sangat patuh dan sangat melindungi keluarga nya.

"Keadaan si kembar gimana?" tanya Gerdapati.

"Mereka selalu baik. Tapi Thea sempat sakit," kata Ali.

"Adek sakit apa?"

Banyak, Yah. Bahkan sakit yang kita semua juga gak tau apa obatnya. Dan sekarang, ayah akan menambah rasa sakitnya lagi. Ayah, akan menjadi luka terhebat untuk anak perempuan ayah, batin Ali.

"Masuk angin biasa aja."

"Ayah titip mereka ya."

"Ayah gak perlu minta itu. Ayah fokus aja sama kehidupan baru ayah yang lebih indah dari keluarga kita. Ali yang akan jadi ayah untuk mereka. Ali yang akan selalu pastiin, kalau gak boleh ada lagi yang nyakitin Bunda, Theo, dan Thea."

Sebelum 365 Hari (End) Where stories live. Discover now