Bab 2: Feeling gak enak

3.4K 44 0
                                    

Kantor NFS, menjelang senja pukul 16.30

"Oke semuanya! Ini ada beberapa cold cases yang sampai sekarang masih belum bisa terpecahkan. Kalian akan bekerja sama sebagai team untuk memecahkan kasus kasus ini. Laporan pertama akan dilakukan 2 minggu lagi."

Setelah menghadapi briefing tugas, akhirnya Aurora mendapatkan kesempatan melirik ponselnya. Seharian ini, Aurora terlalu sibuk mengikuti meetings yang berjalan seperti kereta, sehingga dia tidak memili waktu untuk melihat ponselnya sama sekali.

"Hermmm, ada apa nih? Notifikasi grup keluarga kayaknya mau bikin ponsel gw ngehang."

Law Fam Bam

Papa: @Aurora, usai dari kantor, langsung datang ke Restoran Rowa ya. Papa dan Mama mau ngajak kamu dinner.

Kak Peter: Wow, keluarga cemara sekali! Dinner together.

Kak Peter: Gw iri banget deh 😩😩

Mama: Jangan cemburu gitu dong Kak. Ini hanya persembahan untuk merayakan hari pertama Aurora masuk kerja di NFS.

Kak Peter: Adikku tumbuh besar!

Kak Peter: Transfer Rp.25.000.000

Kak Peter: Buat tanda selamat dari kakak cowok paling super di dunia!

Papa: Papa gak dapat bagiankah, Kak?

Kak Peter: Tidak sekarang. Maaf, Anda siapa ya?

Saya: Widih! Ada apa nih kok rame banget?

Saya: Awwwww kakak emang ter debest!

Saya: Okey Pa! Ini udah kelar kok di kantor. Langsung meluncur ke resto.

"Kenapa lho Ra? Senyam senyum gitu" Tanya Vivian, sahabat setia Aurora yang juga termasuk dalam tim detektif mereka.

"Sab, gw pulang duluan ya. Ortu lagi pada heboh pengen dinner ala keluarga cemara gitu. Ini laporan case studies udah gw print ya . nanti bawa satu per orang ya. Cheers!" Ucap Aurora, sambil berusaha meraih tas dan barang-barangnya dari meja kerja dalam rekor kecepatan sprint.

-----

Warung Mpok Eti, menjelang senja pukul 16.30

"Tumben ya, Ga." Ujar Randy, anggota intinya dari geng "The Black Tiger".

"Tumben apaan?" Tanya Agam sambil asyik menghisap rokok.

"Tumben, pak bos ketua kita gak main ke fakultas kriminologi. Kan biasanya sore begini dia nyariin 'awowowok' nya" Randy dengan wajah jahilnya menciptakan tawa dan ejekan ringan di antara teman-temannya.

Brak! Sebuah pukulan keras di atas meja membuat semua orang terdiam.

"Cukup berisik, ya! Kapan gw sering kesana? Ngawur!" Angkasa memberi ultimatum dengan penuh kewibawaan, dan hanya ketawa kecil dari Randy dan Aga. Mereka mengerti betul betapa sahabat mereka ini memang tegas dan sulit untuk mengakui perhatiannya pada perempuan yang selalu dia cari itu.

Ringggggggggggg

"Halo! Ada apa, Bunda?"

"Setelah kuliah, mampir dulu ke Restoran Rowa ya, Nak. Bunda dan Ayah pengen makan malam bersama di sana." Ujar Bunda Rena.

"Wah, luar biasa banget, Bunda. Ada apa tuh?"

"Ah, Ayah dan Bunda pengen ngajak kamu makan malam, gitu deh. Jam 7 ya, Sayang!" Dan tiba-tiba saja telepon diputus oleh Bunda, tanpa penjelasan lebih lanjut.

"Rasanya, ini bukan cuma makan malam biasa, ya?" batin Angkasa, merasakan hawa aneh.

Angkasa & AuroraWhere stories live. Discover now