Bab 7: Let's Get Married

505 9 0
                                    


Ting! Deringan pesan masuk dapat di dengar di ponserl Angkasa.

Pesan dari seorang perempuan yang sudah dia tunggu selama 1 minggu ini. Angkasa segera mengetik balasan dengan gerakan jari yang cepat.

Angkasa: Ya, mau ketemuan dimana?

Angkasa: Mau gw jemput di kantor NFS?

Aurora: Boleh sih, gw gak bawa mobil sekaligus makan martabak mang Jaja yuk

Angkasa: Ya, gw otw

Walaupun mencoba untuk menyembunyikan rasa senangnya karena dihubungi dulu oleh Aurora dengan membalas mengunakan pesan singkat, tapi tidak bisa dipungkiri bahwa perasaannya sekarang sedikit deg-degan karena jawaban Aurora akan semakin dekat.

Angkasa secara otomatis berdiri dan segera mengambil jaketnya dari atas meja.

"BOS! MAU KEMANA WOI?" Teriak Johnny yang masih menikmati sepiring nasi goreng Mpok Eti, lebih tepatnya karena takut gak dibayarin aja sih.

Angkasa tidak menggubris teriakan Johnny dan melesat laju menuju jalanan yang cukup sepi.

"Geng, malam ini nongki yuk!" teriak Sabrina dari ujung meja.

"Sorry, gw skip dulu ya malam ini. Next ya gw." Jawab Aurora yang matanya masih tertuju fokus kepada komputer untuk segera menyelesaikan laporan kasus sebelum dia bisa pulang lebih awal.

Sabrina menghela nafas dan membuat tanda V di dagunya sebelumnya melesatkan kursi nya ke arah Kiandra.

"Woi, si Pak Seto pressure kalian buat kelarin laporan ni hari?"

"Kagak, kan si Pak Seto cuti dari hari ini sampe mingdep. Laporan untuk kasus ibu yang di suspect arson itu juga masih dibawah team forensic kan. Gak ada laporan urgent sih." Sabrina mengangguk nganggukan kepalanya dengan tatapan penuh curiga ke arah Aurora, seperti team dispatch yang mencium aura aura ada idol yang dating.

'Awas ya lu Awowowk kalau sampai ketahuan sama indra tajam gw."

Zrttt (Getaran handphone)

"Gw udah di bawah. Gak usah lari" Pesan yang dapat dibaca di layar utama handphone Aurora. Senyum manis terukir di wajah Aurora.

"Kalau kita menikah nanti, apa gw akan merasakan romantic treatment dari seorang Angkasa?" Aurora mengendik sendiri mengapa dia jadi membayangkan kehidupan menikah mereka berdua padahal di omongin aja belum.

Aurora segera mengumpulkan semua laporan yang terlihat lebih seperti kamus Oxford kedalam tas kain berwarna cream yang selalu dibawa setiap ke kantor. Terlebih, kasus misterius ibu komplek itu berada di rumah. Akan lebih mudah jika mungkin dia mengimajinasikan kejadian sebenarnya dengan dapur di rumahnya.

"Semuanya, gw pamit dulu ya. Enjoy the weekend!" Aurora hanya bisa menganggukan kepalanya karena tangannya yang penuh dengan laptop dan berkas berkas.

—-

Sesampainya di lobby kantor, Aurora hanya bisa celingak celinguk karena tidak menemukan motor merah yang biasa dipakai oleh Angkasa.

"Katanya udah sampai, kok gak ada ya?" Dengan keadaan penuh keribetan, Aurora mencoba mengeluarkan handphonenya dari dalam tas.

"EHHHHHH!!!" Aurora merasa kaget ketika ada seseorang dari belakang menarik tas ransel dan berkas berkasnya.

"ANGKASA?!" Aurora terjatuh ke bawah dan memegang jantungnya erat erat. Angkasa hanya menggelengkan kepalanya karena tau kebiasaan kaget dari "sahabatnya" itu sembari membantunya untuk berdiri.

Naabot mo na ang dulo ng mga na-publish na parte.

⏰ Huling update: Oct 05, 2023 ⏰

Idagdag ang kuwentong ito sa iyong Library para ma-notify tungkol sa mga bagong parte!

Angkasa & AuroraTahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon