ON- 14

109 22 4
                                    

"Karena dia tidak mau bertemu denganmu."

namgil menarik nafasnya frustasi. dia bingung mengambil tindakan. di satu sisi dia ingin bertemu dengan Jihyun, selain melepas rindu dan meminta maaf pada wanita yang masih ia cintai hingga kini, namgil juga ingin memastikan kebenaran mengenai Seokjin. Namun jika dia nekad bertemu Jihyun, dia juga tak ingin kehilangan mantan istrinya lagi.

"baiklah Hyung, sepertinya aku tidak memiliki pilihan lain bukan?" ucap namgil

"bersabarlah namgil ah, hanya itu yang bisa ku sampaikan padamu untuk sekarang. " hae Jin

Namgil menganggukkan kepala nya pelan.

"tapi bolehkah aku melihat Seokjin? aku tidak tahu kenapa, aku sangat ingin melihatnya dari dekat sekarang. " pinta namgil

"aku mengerti. tunggulah jam istrahat tiba,  sekitar 10 menit lagi. kau mau? " hae Jin

"nde hyung. Terima kasih. "

Setelah menunggu 10 menit namgil menunggu bel istirahat berbunyi untuk bertemu dengan Seokjin, bel pun berbunyi dan namgil yang sebelumnya telah menanyakan dimana letak kelas Seokjin pada hae Jin berjalan menuju kelas anak itu berharap jika Seokjin masih berada dikelasnya.

Sesampainya di depan kelas Seokjin, namgil melihat anak itu duduk sendiri, namgil hendak berjalan menuju meja Seokjin namun langkah nya terhenti ketika beberapa anak seusia Seokjin mendekati Seokjin.

"seperti nya pangeran kelas kita ini sedang sendiri, dimana dua prajurit penjagamu itu? " Ji Hoon

Seokjin yang tahu jika ji Hoon akan memulai pertikaian, memilih diam dan tidak menanggapi perkataannya. Tindakan Seokjin itu membuat ji Hoon makin ingin menghinanya.

"kau tidak punya mulut ya?" jihoon

"pergilah. aku sedang tidak ingin diganggu." jawab Seokjin dingin

"ck.. kau sudah berani denganku ternyata. anak lemah tanpa ayah seperti mu bisa apa? kalau bukan karena jungkook dan Taehyung yang membelamu, kau pasti sudah menjadi mainanku."kata jihoon sombong

"aku bingung bagaimana orang tuamu mengajari tata krama denganmu. ahh, apa kau memang tidak pernah diajarkan ayah ibumu? " jawab Seokjin tidak ada rasa takut sedikitpun.

"ck.. anak tanpa ayah tau apa hah? "

"yak.. walaupun aku tidak tahu siapa ayahku, tapi setidaknya ibuku bisa mengurusku dengan baik tidak seperti mu. mengaku mempunyai ayah dan ibu, tapi sifatmu mencerminkan kalau kau tidak memiliki keduanya. yak jihoon, aku diam bukan berarti aku takut denganmu. aku hanya tidak ingin menanggapi ocehan bodohmu itu. "

"ahh satu lagi, bukan aku yang kasihan karena tidak memiliki ayah, tapi kau. dirimulah yang lebih kasihan jihoon ah." Seokjin

Ji Hoon yang mendengarnya tersulut emosi, sedangkan teman teman jihoon lainnya sedikit terkejut karena Seokjin yang selama ini hanya diam jika Jihoon mengganggunya, tapi kali ini, dengan lantang Seokjin membalas ejekan dari ji Hoon.

ji Hoon ingin memukul Seokjin namun tindakannya tertahan kala namgil menegurnya dengan suara beratnya dan sangat mengintimidasi anak itu.

"berani kalian menyentuh nya dengan kasar, saya yakinkan kalian akan mendapatkan hukuman yang berat. " ucap namgil sambil menatap keempat anak itu dengan tatapan yang membuat mereka takut.

Ji Hoon mengetahui siapa Namgil, nyalinya menciut dan memilih pergi meninggalkan Seokjin begitu juga dengan ketiga temannya.

Setelah kepergian ji Hoon, Seokjin melihat namgil yang menyamakan tinggi nya dengan dirinya.

One day SoonWhere stories live. Discover now