ON - 15

106 20 1
                                    

Daniel dan suho serta beberapa perawat sudah bersiap di depan lobby menunggu kedatangan Jihyun. tidak perlu menunggu waktu lama, mobil Jihyun akhirnya tiba di rumah sakit. Daniel langsung membuka pintu belakang pengemudi dan mengambil alih tubuh Seokjin yang tidak sadarkan diri dan membawanya ke atas brangkar yang telah disiapkan sebelumnya.

mereka segera membawa Seokjin ke ruang penanganan dengan cepat.

Didalam UGD, daniel dan beberapa dokter serta perawat langsung mengambil tindakan untuk menangani Seokjin.

Mereka sudah memasang Jarum IV pada tangan Seokjin dan nassal canulla. Jari telunjuk Seokjin dipasang alat oximeter untuk melihat saturasi oksigen pada tubuhnya, dan beberapa kabel lainnya yang dipasang di dada dan lengan tangan Seokjin, dimana kabel kabel itu terhubung dengn monitor EKG untuk mengetahui tanda vital Seokjin.

"bagaiamana dengan tekanan darahnya?" tanya dokter Kang pada rekannya yang tidak lain adalah suho.

"tekanan darah 70/50 sangat rendah dan terus menurun." jawab suho

"injeksikan Norepinelhrine 12mcg/m. " titah Daniel.

Daniel pun ikut melihat monitor EKG untuk melihat kondisi tanda vital Seokjin.

"robek bajunya. " titah daniel

perawat itu melakukan yang diperintahkan kan oleh Daniel, semua tercengang kecuali suho saat melihat ada beberapa lebam di tubuh Seokjin.

"aku sudah melihat luka lebam ini seminggu yang lalu, namun aku tidak menyangka jumlahnya bertambah. " suho

"suho ah, gejala yang di alami Seokjin sangat mirip dengan.. "Daniel

"nde Hyung.. aku juga menduga hal yang sama dengan mu. kita lihat hasil darah Seokjin seminggu yang lalu, dan lakukan beberapa tes untuk memastikannya. " jelas suho

"iya kau benar. kita harus bergerak cepat. " Daniel

Setelah menunggu beberapa menit, Daniel dan suho bernafas lega karena keadaan Seokjin mulai beranjak membaik.

"setelah ini kita lakukan X-ray, CT Scan, MRI dan biopsi pada pasien,  jadi tolong segera siapkan ruangan dan alat alat yang akan kita gunakan. " perintah Daniel pada perawat dan petugas medis disana.

"aku akan menemui Jihyun untuk menjelaskan keadaan Seokjin, kau bantu yang lain untuk mempersiapkan pemeriksaan lanjutan untuk Seokjin, sekalian kau pantau terus keadaannya suho ah. " pinta Daniel pada suho, dan suho mengangguk mengerti.

Daniel keluar dari ruang UGD, Jihyun langsung mendekatinya untuk menanyakan keadaan Seokjin.

"Jihyun ah, aku harus melakukan beberapa tes dan pemeriksaan lanjutan pada Seok Jin untuk memastikan apa yang terjadi padanya. " jelas Daniel pada Jihyun

Jihyun mengernyitkan kedua alisnya.

"apa maksdumu oppa? pemeriksaan lanjutan untuk apa? Anakku tidak apa apa kan? dia hanya pingsan karena kehujanan saat sepulang sekolah. "nada Jihyun kembali terdengar panik

"Jihyun ah, apa kau sudah melihat lebam yang ada pada tubuh Seokjin?"

"sudah. aku sudah melihatnya dan katanya itu tidak sakit."

"sejak jin keluar dari rumah sakit, apa ada yang aneh padanya? keluhan atau rasa yang tidak nyaman pada tubuh nya? "

"nde oppa, dia beberapa kali mengeluh jika kepalanya sakit, mual dan dia pernah mimisan juga, selain itu nafsu makannya juga menurun oppa. sebenarnya ada apa? apa uri Seokjin tidak dalam keadaan baik baik saja oppa? " tanya Jihyun yang kembali menangis

Jihyun memang bukan dokter, tapi bukan berarti dia tidak tahu apa apa mengenai dunia kesehatan. Jika disatukan, yang di alami oleh Seokjin, Jihyun tahu jika gejala itu mirip dengan penyakit itu, namun Jihyun tidak ingin berspekulasi terlebih dahulu. tidak. dia tidak mau jika Seokjin mengidap penyakit itu.

"Jihyun ah, kau tenang dulu ne. keadaan Seok Jin sudah stabil, aku akan melakukan tes sekarang, kau berdoa saja semoga Seokjin baik baik saja, dan apa yang kita takuti tidak akan terjadi. " kata Daniel menenangkan Jihyun

Selesai Daniel mengucapkan kata kata penenang itu, brangkar yang membawa Seokjin keluar dari UGD. Jihyun dan Young ae langsung menghampiri brangkar Seokjin yang masih tidak sadarkan diri.

Jihyun menggenggam tangan sang anak. tangisnya semakin menjadi ketika melihat kondisi Seokjin dari dekat. wajah pucat, bibir yang sebelumnya pink merona terlihat kering dan pucat, hidung yang dipasang nassal canulla untuk membantunya bernafas dan beberapa kabel yang Jihyun tidak terlalu mengerti fungsinya apa.

"kita akan membawa Seokjin untuk XRay, CT scan dan MRi lalu setelah itu biopsi. Ruangan dan alat alat telah disiapkan. " suho

"kita lakukan sekarang. Jihyun ah kau tunggu di kamar rawat Seokjin saja ne. teruslah berdoa dan berfikir positif. kau harus kuat Jihyun ah. " Daniel

setelah itu, brangkar Seokjin kembali di dorong menuju ruangan untuknya melakukan beberapa tes.

butuh waktu kurang lebih satu setengah jam untuk para dokter itu menyelesaikan tes pada Seokjin termasuk biopsi. Setelah selesai, Seokjin segera di bawa keruang rawatnya yang disana sudah ada Jihyun, Young ae, Yeri, dan Yoongi yang sebelumnya sudah di beritahu oleh suho jika Seokjin masuk rumah sakit.

"hasil tes akan keluar malam ini. semoga hasil nya baik baik saja. " Daniel

Jihyun menggenggam tangan Seokjin yang bebas dari infus.

"bagaimana ini oppa? apa yang akan kulakukan jika Seokjin tidak baik baik saja? " tanya Jihyun dengan air mata yang tidak mau berhenti sedari tadi.

"Jihyun ah.. kau harus kuat. yakinlah Seok Jin anak yang kuatm" suho

"kenapa harus Seokjin suho ah.. kenapa harus anakku yang sakit seperti ini?? dia bahkan sudah menerima takdir buruknya dari dia masih dalam kandungan. belum cukupkah itu?!! " isak Jihyun

yeri yang melihat betapa terpuruk nya Jihyun memeluk sang mantan kakak ipar yang sangat ia sayangi.

walaupun hasil tes Seokjin belum keluar, dari gejala nya saja kita semua tahu apa yang terjadi pada Seokjin dan itu membuat Jihyun merasa hancur. putranya masih terlalu kecil untuk menerima takdir yang tidak pernah berpihak padanya.

"yeri ah, bagaimana ini eoh? kasihan putra kecilku yeri ah, dia masiih terlalu kecil untuk merasakan kesakitan ini. " Jihyun benar benar merasa dunia nya hancur. Seokjin lah alasan dia bertahan selama ini, namun jika hal buruk terjadi pada Seokjin maka tidak ada alasan untuknnya lagi untuk bertahan.

"eonni.. " lirih yeri. dia tidak tahu harus berkata apa, sebagai ibu dia bisa merasakan apa yang Jihyun rasakan. terlebih Seok Jin adalah keponakannya, tentu dia merasa sedih dan khawatir dengan kondisi keponakannya itu.

"kita Harus tenang. Jihyun ah, kau tidak sendiri, ada kami yang bersamamu. kita hadapi ini bersama. aku dan suho akan melakukan apapun untuk membuat Seokjin bisa sembuh jika benar hasil tes itu membuktikan ketakutan kita ne.. "Daniel

"ne noona.. apa yang dikatakan daniel Hyung benar. kami akan melakukan apapun untuk kesembuhan uri jinnie. " suho

Jihyun yang mendengar kata kata tulus dari suho dan Daniel serta yeri yang memeluknya, berangsur tenang dan menganggukkan kepalanya pelan.

Benar. kali ini dia tidak sendiri. banyak orang yang menyayangi dirinya terutama Seokjin putranya.

"Terima kasih.. Terima kasih karena telah menyayangi putraku. " ucap Jihyun tulus pada mereka semua disana.

.
.
.

TBC

One day SoonWhere stories live. Discover now