#2 Sahabat

1K 30 0
                                    

"Gak ada sopan santun nya tuh orang, dasar cowo gila!" maki Salma, sambil melihat mobil yang terus melaju hingga hilang dari pandangannya.

Ia langsung memasuki mobilnya dan berangkat menuju kantor. Di jalan ia berusaha memperbaiki moodnya.
"Tenang ca tenang, inhale exhale." monolog Salma sembari mengatur nafasnya. Sebenarnya sedikit terlintas dibenaknya siapa cowo tadi dan mengapa ia sangat terburu-buru. Tapi Salma langsung menepiskan pikirannya, yang harus ia pedulikan adalah mood nya sekarang ini tidak akan mengganggu meetingnya nanti.

Sesampainya di kantor ia langsung menyimpan tas di mejanya dan menuju pantry, membuat coklat panas yang pikirnya akan membantu mengembalikan moodnya.
"Ayok ca semangat, yuk bisa yuk balikin mood lo lagi. Inget meeting hari ini penting buat lo, lo harus bisa fokus." batinnya berbicara dengan dirinya sendiri.

Dari kejauhan Novia melihat Salma yang berjalan seperti tidak bersemangat, mukanya sedikit ia tekuk. Novia yang sudah paham pasti ada sesuatu yang terjadi pada sahabatnya, langsung menghampiri Salma.

"Woy Ca kenapa kau? Masih pagi loh ini tapi mukamu sudah ditekuk." tanya Novia, sekaligus mengagetkan Salma.

"Anjir Piak, kaget gue." Salma tersentak mendengar suara sahabatnya yang cukup keras di telinganya.

"Hahahaha, sorry." tawa Novia. Mereka berjalan beriringan menuju pantry. Sesampainya di pantry mereka langsung membuat minumannya masing-masing.

"Bete gue anjrit Piak, masih pagi ada aja yang bikin mood gue rusak. Gue yang lagi jalan santai tiba-tiba ditabrak dan itu cowo cuma lirik sekilas tanpa minta maaf. Gila tuh cowo kaga ada sopan santunnya." cerita Salma membayangkan kejadian tadi sembari mengaduk coklat panasnya.

"Anjir nyebelin juga tuh cowo. Kalo itu kejadian di gue udah gue susul terus tampol tuh cowo. Tapi lo aman kan?" respon Novia terhadap cerita Salma.

"Tenang, gue aman. Gue juga sempet kepikiran gitu, tapi gue langsung inget ga boleh bikin mood gue makin hancur. Lu kan tau mood gue susah baliknya kalo udah kek gini." keluh Salma.

Iya dia tau sangat susah untuk Salma mengembalikan moodnya. Sahabatnya itu memang sulit ditebak. Berbicara tentang sahabat, Novia Tristin atau yang Salma selalu panggil Piak adalah sahabatnya sejak kuliah. Salma sudah menganggap Novia seperti keluarganya sendiri, begitupun sebaliknya.

Awalnya saat masih menjadi sesama mahasiswa baru mereka tidak dekat, biasa saja sebatas berteman, dan Salma begitupun Novia memiliki teman dekatnya masing-masing. Namun ajaibnya, di sekitar semester 4 mereka menjadi semakin dekat, hingga saat ini. Salma kemudian teringat ia pernah berucap ingin memiliki sahabat yang bisa berdiskusi mengenai tugas atau hal random apapun. Tanpa disangka semesta mengabulkan keinginannya dengan mengirimkan Novia menjadi sahabatnya. Terima kasih semesta.

Hal kesekian yang Salma syukuri adalah ia bisa sekantor dengan sahabatnya. Doa yang seringkali ia ucapkan saat menjadi mahasiswa tingkat akhir. Menurutnya, sesulit apapun pekerjaan di kantor, pressure apapun yang ada atau masalah apapun yang harus ia hadapi di kantor jika ia bisa bersama dengan sahabatnya beban itu akan sedikit berkurang. Ia bisa makan siang bersama sahabatnya dan menceritakan segala keluh kesahnya atau sekedar menertawakan hal random yang ada dihadapannya. Sesederhana itu namun sangat bermakna bagi Salma. Satu persatu hal baik yang Salma inginkan terwujud. Lagi, terima kasih semesta.

~~~~~~~~~~

Salma sudah kembali ke mejanya membawa coklat panas yang tadi ia buat. Sembari masih berusaha menaikkan mood nya. Sebenarnya, meeting ini sama seperti meeting biasanya. Namun yang membuat terasa spesial karena keikutsertaannya langsung nanti di proyek ini.

Hal ini yang membuat Salma cemas jika tingkah laku atau mimik wajah saat meeting nanti tidak bisa ia kontrol dan membuat orang lain tahu kalau ia sedang bete. Pasalnya, bos nya ini tidak bisa ditebak. Keputusannya seringkali random, tentunya Salma tidak mau jika sampai Bos nya berubah pikiran untuk mengajaknya ikut langsung ke Bali nanti. Itulah alasan sebenarnya mengapa ia berusaha membangun mood baik dari tadi pagi, tapi malah jadi kacau karena ulah cowo tadi.

Lima menit lagi meeting dimulai, Salma sudah benar-benar mempersiapkan dirinya. Mood nya sudah membaik, hal kecil yang sangat ia syukuri. Salma bergegas menuju ruang meeting.

SwastamitaWhere stories live. Discover now