#40 Adek

533 29 3
                                    

Hai hai, apa kabar semuanya?

Minggu pertama di Januari kemarin aku lumayan banyak kegiatan, jadi maaf ya engga sempet up kek biasanya dan baru bisa sekarang ini.

Semoga masih bisa menikmati ceritanya dan ga lupa yaa, xixi.

Enjoy Reading🥰

***

Sepertinya, me time yang Salma rencanakan mendadak terhenti di tengah jalan karena bertemu dengan 2 lelaki yang ia cintai di kehidupannya, Paul dan Rony. Namun sayangnya, pertemuan ini terjadi saat hubungannya dengan Rony sedang tidak baik-baik saja.

Padahal ia sudah membayangkan bagaimana situasi jika Paul kakaknya, bertemu dan tau mengenai hubungannya dengan Rony, teman kakaknya sendiri. Reaksi yang tidak diduga pasti hadir dari Paul dan gelak tawa tercipta dari ketiganya. Kenyataannya, bayangan indah itu tidak pernah tercipta, yang ada saat ini hanya kecanggungan dan kebingungan yang mendominasi.

Salma menuntun Paul dan Rony ke area food court, mencari tempat kosong, berjalan menghampirinya, sementara Rony dan Paul mengekor di belakangnya.

"Aca kok kamu bisa kenal Rony? Kenal dimana?" tanya Paul sesaat setelah duduk.

Salma diam. Ia tau dua lelaki dihadapannya ini sedang menatapnya, menunggu jawaban. Sebenarnya tadi Rony ingin duduk disamping Salma, tapi Salma sengaja langsung menyimpan tas dan paper bag yang ia bawa di sebelahnya, yang artinya tidak menyisakan ruang untuk Rony duduk di situ.

"Salma, sayangg. Aku boleh minta waktu kamu kan? Aku mau kita ngobrol baik-baik." Ucap Rony, tidak peduli saat ini ada Paul di sebelahnya yang sedang kebingungan.

"Caa?! Ini ada apa sih anjir? Aku? Sayang? Jelasin sama Kakang sekarangg!" Pinta Paul, ia menarik tangan Salma hingga Salma pun mengarahkan pandangannya ke Kakaknya ini, mata Salma mulai berkaca-kaca.

"Powl gue aja yang jelasin sedikit, gue sama Salma kita udah komitmen mau ngejalanin hubungan yang serius. Buat pertanyaan lu tadi kenal dimana, panjang ceritanya. Gue bakal ceritain itu nanti. Saat ini yang gue tau lu pasti bingung, tapi asal lu tau gue juga sama Ul. Gue ga pernah tau lu punya adek, ditambah adek lu itu Salma. Selama ini pun Salma ga pernah ceritain kakaknya ke gue. Pas tau itu lu, gue ngerasa dunia ini sempit banget gila buat gue." Ucap Rony, mengambil alih.

Paul diam menyimak apa yang temannya sampaikan sembari menatap adiknya yang sibuk mengalihkan pandangannya, satu hal yang akhirnya Paul sadari adalah mata Salma yang sembab. Sebelum pergi tadi, Salma sudah mengatasinya dengan riasan, namun ternyata seberusaha apapun ia untuk menutupinya dengan make up, ternyata tetap saja terlihat.

Paul menoleh ke temannya, menatapnya penuh intimidasi. "Woy anjing, lu nyakitin adek gue? Langkahin dulu gue, bangsat!"

"Maksud lu apa Ul?" Rony belum sadar arah dari pembicaraan Paul.

Paul tidak menjawab Rony, ia bertanya ke adiknya. "Dek mata kamu sembab banget itu gara-gara nangisin cowo ini? Jujur sama Kakang yaa." Paul sudah melunak, nadanya yang sedikit emosi tadi ke Rony sudah berubah menjadi lembut sekarang. Ia sangat tau adiknya ini sensitif.

"Engga Kang, kemarin malem abis nonton drakor sedih banget hehe." Jawab Salma berbohong, ia tidak mungkin mengatakan yang sebenarnya. Walaupun pasti masih ada kecurigaan dari kakaknya. Salma tidak mau hubungan Paul dan Rony menjadi renggang karenanya, cukup sudah hubungannya dengan Rony saja.

Rony yang sadar pun merutuki dirinya sendiri, Salma pasti sering menangis karena ulahnya. Apalagi saat yang terakhir keduanya bertengkar hebat, Salma pasti sedih sekali. "Rony tolol, mata Salma sembab gitu gara-gara lu." Batinnya, menyalahkan.

SwastamitaHikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin