part10

24.9K 2.1K 70
                                    

Setelah dari ruangan ayahnya, Mark kembali lagi ke kamarnya untuk melihat Haechan, omeganya yang ternyata selama ini bersembunyi dengan begitu apik di istananya.

Betapa bodoh dirinya hingga tidak menyadari bagaimana keterikatan Haechan dengan dirinya, mengapa dia tidak bisa merasa jika Haechan adalah omeganya, mengapa mereka tidak terhubung, lalu kenapa feromon Haechan dia tidak bisa merasakannya?

Banyak kata mengapa yang hinggap di dalam pikiran Mark, semuanya sangat abu-abu dan membingungkan, akan yang terjadi diantara hubungan alpha dan omeganya.

Namun Dewi Bulan telah menunjukkan  kekuatannya dan memberitahu dirinya jika Haechan adalah omega yang dia cari.

Mark mendekati Haechan lalu ikut berbaring di samping sambil mengusap lembut pipi gembul Haechan serta tersenyum tipis penuh rasa bahagia. "Mengapa kau begitu misterius? Aku tahu kau sangat berusaha keras menolak takdir ini, tapi Haechan kau adalah omegaku. Aku tidak akan melepaskanmu dan akan selalu melindungimu, aku bukan alpha brengsek seperti ayahmu."

Tapi saat itu juga insting alphanya kembali bekerja, dan akhirnya dia menghirup aroma samar feromon manis, dan menggoda perpaduan antara vanila dan mawar yang sangat harum, membuat candu.

"Astaga, feromenmu sangat harum dan menggoda. Bagaimana bisa berbeda saat waktu itu kita di hutan?" Mark tersenyum tipis, dan memang benar jika kemarin dia merasa jika feromon Haechan sangat menyengat dan membuatnya sedikit tidak nyaman, tapi kali ini sungguh berbeda.

Lalu mendekatkan dirinya dengan area tengkuk Haechan, menghirup feromon wangi dan menggoda itu dengan begitu rakus, dia benar-benar menyukainya dan feromon itu membuatnya sangat tenang.

Mark terus menciumnya, hingga menyesap leher itu dengan begitu semangat hingga menimbulkan bekas merah, lalu mencumbunya dengan begitu gila dan tidak sengaja Mark melepaskan feromon nya, hingga secara tidak sengaja dia melakukan scenting dengan Haechan, hingga omega manis itu penuh dengan aroma feromon kayu-kayuan milik sang alpha muda, pengeran Mark Jung.

Saat Mark akan menggigit leher Haechan, dia seketika itu juga tersadar jika dia tidak bisa menandai omeganya sembarangan ditambah Haechan, tidak ingin memiliki alpha, dan memiliki ketakutan tersendiri dengan seorang alpha, Mark ingin meyakinkannya serta membuatnya jatuh jika dirinya adalah alpha yang pantas untuk dia cintai, terakhir dia sangat tahu jika Haechan masih ingin mengikuti kompetisi hingga akhir karena itu Mark segera menghentikan kegiatannya.

"Maaf aku hampir hilang akal, belum saatnya aku menandaimu omegaku. Beristirahat dengan baik di sini, aku akan menemanimu." ucap Mark dengan terkekeh lalu mengecup lembut kening Haechan.

Lalu matanya melihat tanda merah kepemilikannya semakin membuatnya mengembangkan senyumnya. "Tanda yang kubuat sangat indah, aku yakin esok kau akan gila untuk menutupi tanda itu dan satu lagi, kau sangat lancang mencium bibirku. Bagaimana jika aku mencuri satu kecupan selamat malam darimu?"

Setelah mengatakan itu Mark mencium lembut serta melumat bibir ranum itu hingga Haechan sedikit melenguh di tengah ketidaksadarannya. "Kita impas, omega. Selamat malam sayang."

Haechan sendiri masih terlelap dengan nyaman dengan Mark yang menyelipkan tangannya di perutnya.

Di esok harinya, Haechan akhirnya membuka matanya, membiaskan cahaya yang masuk ke dalam netranya hingga dia melihat langit-langit kamarnya yang sangat berbeda dengan kamar pelayannya. Langit kamarnya kali ini sangat mewah, membuatnya sedikit bingung tapi saat merasakan perutnya seperti ada beban, pandangan Haechan turun ke bawah dan melihat tangan yang melingkar di perutnya.

Jujur Haechan mulai merasa takut akan siapa seseorang yang tidur bersamanya, dengan ragu dia menolehkan kepalanya hingga dia melihat pangeran serta alphanya, Mark yang tampak tidur dengan tenangnya.

My Alpha is My PrinceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang