part32

18.4K 1.7K 63
                                    

Saat sampai di kerajaan tentu mereka disambut dengan suka cita dengan raut lega permaisuri karena dua orang kesayangannya telah pulang.

Mark segera menjelaskan mengapa mereka berdua bisa menghilang, dia mengatakan jika dia diserang oleh roh pemakan jiwa saat akan membawa Haechan yang lemah, dan berakhir dengan mereka yang melakukan persembunyian di hutan ditambah Mark mengatakan jika dia sempat terluka di perut, Haechan mengangguki dengan yakin berharap semuanya percaya.

Melihat wajah Mark yang sangat serius membuat semuanya tidak berani ada yang curiga setelah itu mereka berdua disuruh untuk beristirahat di kamar masing-masing.

Haechan terlihat lega saat dia tidak diinterogasi oleh siapapun, Haechan langsung melesat pergi ke kamar pelayanannya.

Di dalam kamarnya dia menangis sesenggukan karena bisa-bisanya dia melakukan hal gila penuh gairah bersama Mark, alphanya. Bagaimana bisa dia lupa jika Mark adalah putra mahkota yang harus dia hormati, lalu dia meminta Mark untuk membantunya melewati heatnya, seharusnya dia tidak melakukan hal itu sekali pun dia memiliki takdir yang sama.

Dia harusnya mengingat kembali jika dia dan Mark memiliki kasta yang sangat berbeda, Mark dari kalangan atas tanpa cela dan sempurna sedangkan dia, dia dari kalangan bawah memiliki banyak cela dan tidak sempurna, seharusnya dia tidak hanyut dalam pikirannya untuk dekat dengan alphanya, Mark pantas mendapatkan yang lebih baik daripada dirinya.

"Maafkan aku Yang Mulia." batin Haechan berbicara dan menangis.

Seketika itu juga tandanya memanas dan sangat sakit, sampai akhirnya Haechan jatuh pingsan karena tidak kuat untuk menahan sakitnya, ditambah pikirannya yang terlalu penuh dan kalut, tubuhnya lemah dan butuh istirahat.

Di malam harinya, Mark mengetuk pelan pintu kamar Haechan tapi tidak kunjung Haechan membukakannya membuatnya jadi sangat khawatir, lalu dia memasukan kunci cadangan pintu kamar Haechan yang selalu dia simpan untuk berjaga-jaga karena omeganya yang suka jatuh sakit.

Saat membuka pintu betapa terkejut dirinya melihat Haechan tergeletak tak berdaya di lantai, Mark segera menghampirinya lalu menggendongnya untuk dia bawa ke tempat tidur.

"Haechan bangunlah aku mohon jangan seperti ini." Mark panik bukan main membangunkan omeganya, air mata mulai turun saat dia merasakan suhu tubuh Haechan yang dingin, dia sangat ketakutan.

Lalu dengan cepat Mark mentransfer mana nya karena dia melihat mana Haechan yang lagi-lagi menipis, saat dia rasa cukup, Mark menyelimuti Haechan dan akan keluar untuk memanggil tabib istana Doyoung.

Tapi mata Haechan sudah terbuka terlebih dulu dan memanggil Mark, dia juga terkejut karena bagaimana bisa Mark ada di kamarnya tapi saat mata itu menatapnya penuh rasa khawatir membuat jadi merasa bersalah, "Apa yang sekarang kau rasakan, ada yang sakit, apa aku harus memanggil Doyoung Hyung?"

"Badanku terasa lemas, tapi aku tidak apa Yang Mulia. Apa yang Yang Mulia lakukan di sini?" tanya Haechan dengan lemah serta semburat merah yang menguar karena dirinya serta Mark yang begitu dekat dan memori ingatannya tentang kebersamaan mereka seminggu yang lalu.

"Sungguh tidak apa, jangan berbohong denganku jika ada yang sakit katakan aku tidak bisa jika harus melihatmu jatuh sakit lagi." Mark benar-benar khawatir dan Haechan tersenyum lembut. "Syukurlah jika tidak apa, aku ke sini untuk melihat keadaanmu jangan pernah memikirkan hal-hal yang bodoh Haechan."

Haechan menganggukkan kepalanya cepat, lalu Mark mengambil tempat di sisi Haechan, dia akan tidur bersama omeganya, dia ingin menjaganya sepanjang hari.

Detak jantung Haechan berdetak dengan tidak normal terlebih saat dia tenggelam dalam pelukan hangat Mark, "Selamat beristirahat my omega jangan suruh aku untuk pergi karena aku ingin menghabiskan malam ini untuk tidur bersamamu karena besok aku tidak bisa mengunjungi kamarmu, ada banyak pekerjaan yang harus aku selesaikan."

My Alpha is My PrinceWhere stories live. Discover now