part38

18.5K 2.1K 153
                                    

Saat melihat Haechan yang pingsan, Johnny langsung menghampirinya dan mengecek keadaan Haechan, yang di mana energi mana anak itu benar-benar sangat menipis.

"Ini tidak baik." Johnny sangat panik.

Lalu Mark juga merasakan dan dia merasa detak jantung omeganya melemah, mananya juga sangat menipis, "Tidak Haechan, kau tidak boleh pergi meninggalkan aku."

Mark sangat panik dan takut, lalu Johnny menggenggam pergelangan tangan kanan milik Haechan dan mentasfernya mananya, tidak akan berefek apapun karena dia ayahnya.

Dia juga membenarkan aliran mana milik anaknya itu dan membuka sebuah segel kekuatan Haechan, sebenarnya dia cukup bingung mengapa anaknya itu menyegel kekuatannya dengan begitu sangat kuat, hingga dia tidak bisa menggunakan mananya dengan baik dan efeknya tidak akan baik bagi tubuhnya jika dia sering menggunakan kekuatannya dengan berlebihan.

Johnny tidak tahu mengapa, tapi saat anak itu tidak bisa mengunakan kekuatannya dengan stabil dan membuatnya kesakitan di depan matanya membuatnya sangat merasa sakit.

"Dia sekarang sudah baik-baik saja, dia juga tidak memiliki luka dan yang perlu kau ketahui putra mahkota jika kau ingin meninggalkan omegamu karena dia memiliki darah yang sama denganku, maka hidupmu akan sangat menyesal karena kau tidak akan bisa melihat buah hatimu. Sekali kau menolaknya, aku pastikan akan membawanya jauh darimu sekalipun dia menolakku, aku tidak peduli dia suka ataupun tidak semasih dia memiliki darah yang sama denganku maka aku berhak melakukan apapun padanya." bisik Johnny dengan nada seriusnya dan Mark terpaku kaget.

Kata 'buah hati' menghantam dirinya, Mark merasakan campuran emosi di dalam hatinya tapi rasa bahagia lebih mendominasi hatinya dibanding dirinya yang terlalu terkejut dengan semua fakta yang ada di depannya.

Menjadi seorang ayah adalah impian bagi setiap seorang alpha, membuahi omeganya adalah suatu kebanggaan terlebih dia mencintainya, Mark jika ditanya apa dia bahagia atau sedih, maka dia siap menjawab dia bahagia.

Dia tidak ingin ambil pusing akan semua yang terjadi untuk esok harinya, persetan dengan semua yang tidak menyukai keputusannya ataupun Haechan, dia hanya menginginkan omeganya serta anak dalam kandungannya itu sudah cukup baginya, siapapun yang mencoba menghalanginya maka itu sama saja dengan mencari mautnya.

"Tentu aku akan sangat menjaganya, dia milikku kami telah ditakdirkan untuk bersama persetan jika dia adalah anakmu, tapi Haechan adalah milikku." ucap Mark dengan tegas dan menggendong omeganya untuk kembali ke istana, mengabaikan tatapan dari seluruh orang yang menatapnya dengan ekspresi yang tidak terbaca, dia hanya ingin pulang dan mengistirahatkan omeganya yang sedang dalam keadaan kalut.

Mark mengecup lembut puncak kepala Haechan, "Apapun yang terjadi, aku akan menjagamu Haechan, ratuku."

Tidak ada yang menghalangi jalan Mark awalnya tapi ucapan mentri Lim menghentikan langkah Mark dan membuat alpha yang tengah kalut itu terbakar emosi.

"Dia adalah anak penjahat yang tega menculik ibumu pangeran putra mahkota lantas, kau tetap akan menjadikan dia omegamu?" tangannya.

Emosi Mark sangat tersulut hingga tanah dia sekitar mentri Lim itu tiba-tiba terbakar, api membara mengelilinginya dan dia sangat panik mencoba lari serta memadamkannya, "Tolong saya Yang Mulia, siapapun tolong."

"Ayah, Bubu aku meminta restu kalian, dia adalah omega yang telah ditakdirkan untukku dewi bulan yang memilihnya sendiri, mencoba mengabaikan seluruh rasa sakit dan dendam masa lalu apakah Ayah dan Bubu memberikan restu untuk kami? Lihat aku sebagai anak kalian, bukan sebagai seorang putra mahkota maupun pangeran, hanya seorang anak yang meminta restu untuk kebahagiaannya dan masa depannya." ucap Mark dengan sangat serius. "Jika pun kalian tidak menyukainya dan menyuruhku untuk turun tahta menjadi seorang pangeran biasa ataupun hanya seorang rakyat serta meninggalkan gelar bangsawanku, maka aku rela memberikan tahta ini pada Jeno adikku."

My Alpha is My PrinceWhere stories live. Discover now