25

21.9K 2.1K 92
                                    

Saat berhasil melarikan diri dari Mark, Haechan segera masuk ke dalam kamarnya untuk mengobati lukanya.

Betapa terkejut dirinya saat tandanya terlihat sangat memerah, seperti melepuh bahkan sedikit mengeluarkan darah. Dengan hati-hati Haechan mengobatinya lalu kembali membalutnya dengan kain agar tidak ada siapapun yang melihatnya kecuali dirinya.

Setelah itu Haechan hanya berada di kamar sambil menunggu sore hari, dia sendiri juga merasa bersalah dengan Mark karena dia yang tiba-tiba pergi begitu saja meskipun dia sangat tahu Mark hanya bermaksud baik.

"Dewi bulan, kumohon maafkan aku seharusnya aku tidak menolak takdirmu tapi aku belum siap untuk saat ini, aku sangat takut maafkan aku." doa Haechan dalam hati, lalu dia memilih untuk tidur sebentar.

Di sore harinya semuanya sudah berkumpul di arena panahan, tapi Haechan belum menampakkan dirinya dan membuat Mark khawatir jika Haechan melarikan diri darinya, sungguh jika hal itu sampai terjadi Mark benar-benar akan mencarinya sampai ke manapun dia berada.

Haechan sendiri memang terlambat datang karena dia baru bangun, dengan berlari penuh keringat dia baru terlihat memasuki arena panahan dan membuat Mark lega seketika, hal itu tak luput dari mata Gualin yang menebak jika Mark memang jatuh cinta dengan omega pelayan itu.

"Maaf saya datang terlambat." sesal Haechan dengan perasaan bersalahnya.

"Tidak masalah asal kau datang." ucap Gualin dengan tersenyum tipis, Mark terlihat panas dia sungguh tidak suka cara Gualin tersenyum pada omeganya dan bagi Renjun senyum Gualin memuakkan.

Di tempat duduk lain terlihat Jeamin yang memberi semangat untuk Haechan dan Jeno hanya tersenyum tipis melihat omeganya yang begitu bersemangat.

"Menurutmu siapa yang akan menang?" tanya Jeno membuka pembicaraan.

"Ini pertanyaan yang sulit alpha, jika dilihat dari segi kemampuan dan keterampilan tentu Raja Gualin lah yang akan menjadi pemenang, lomba memanah ini sesuatu yang menurutku tidak adil tapi tentu jangan pernah meremehkan tentang keajaiban." ucap Jaemin dengan tersenyum lembut.

"Seperti itu pemikiranmu?" tanya Jeno lagi masih dengan mengulas senyumnya.

"Tentu Yang mulia, aku juga memiliki kepercayaan jika Haechan yang akan menang. Asal kau tahu Haechan itu menurutku istimewa." ucap Jaemin dengan tersenyum lembut.

"Jika Haechan terlihat istimewa di matamu, menurutmu apa seperti apa?" tanya Jeno lagi.

"Kau luar biasa, karena kau adalah Alpha serta duniaku." ucap Jaemin dengan tersenyum malu dan Jeno mengulas senyum senangnya, lalu dengan begitu berani dia mencuri satu kecupan di pipi omeganya di tengah keramain yang saat ini terjadi hingga menimbulkan semburat merah malu yang menggemaskan di pipi Jaemin.

Mereka berdua seolah seperti sedang berduaan tanpa mempedulikan beberapa pasang mata yang menatap mereka dengan tatapan iri, melihat betapa romantisnya pasangan baru itu.

Kembali dengan Haechan serta Gualin mereka sudah bersiap dengan memegang busur serta anak panah, permainan mereka cukup sederhana hanya memanah tiga buah apel yang berada di atas papan panah dan mereka akan dinyatakan sebagai pemenang jika bisa memanah semua buah apel itu dengan sempurna.

"Apa kalian sudah siap? Silakan di mulai." ucap seorang prajurit memberi perintah.

Gualin sudah bersiap memegang busur serta melepaskan anak panahnya, begitu pun dengan Haechan.

Haechan mengingat dengan betul ucapan Mark saat tadi siang mengajarinya memanah meskipun dengan sangat singkat.

Gualin tentu bisa menyelesaikan semuanya dengan begitu mudah sedangkan Haechan untuk apel pertama anak panahnya meleset dan membuat semuanya cemas tapi anak panah selanjutnya berhasil begitu pun dengan terakhir.

My Alpha is My PrinceWhere stories live. Discover now