03 • Kakak Penari

1.6K 342 25
                                    

Dilarang keras untuk melakukan plagiasi pada cerita ini. ⚠️

> OED <
> 03 — Kakak Penari <

Setelah keributan yang terjadi semalam, pagi sekali Kara terbangun saat ia samar mendengar suara khalayak

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Setelah keributan yang terjadi semalam, pagi sekali Kara terbangun saat ia samar mendengar suara khalayak. Ia lebih dulu memperhatikan sekitar, mengingat semalam ada satu prajurit Alpha yang menjaganya, namun kelihatannya prajurit Alpha itu sudah pergi.

Mentari hampir terbit, dengan langkahnya yang masih pedau itu Kara mendekat ke jendela. Ia melihat keramaian di tenganh pemukiman pack Aracia. Dengan pertunjukan utama seorang pengikut Daimon yang di gantung ditengah sana. Kara mendesis, cahaya matahari akan muncul sebentar lagi, maka pengikut Daimon atau nama lainnya 'iblis' itu akan terbakar. Secara tidak langsung mereka melakukan penyiksaan pada sang iblis.


»»——— 𝓞𝓭𝓭 𝓔𝓵 𝓓𝓮𝓼𝓽í ———««


"Lagi-lagi pack kita diserang," Alpha king Aracia itu mengepalkan tangannya setelah mendengar apa yang terjadi beberapa saat lalu.

"Bagaimana bisa makhluk itu menembus penjagaan kita!? Bahkan tanpa jejak bisa muncul begitu saja masuk ke pekarangan kediamanku ini!?"

Bentak berang dari sang Alpha king hanya mampi ditanggapi wajah tegang barisan para prajurit.

"Atau," Alpha king itu menjeda kalimatnya seraya memandang sengit deretan baris prajurit itu, "—Salah satu dari kalian ada yang bekerja sama dengan makhluk hina itu?" Sambungnya lagi penuh dengan tundingan.


»»——— 𝓞𝓭𝓭 𝓔𝓵 𝓓𝓮𝓼𝓽í ———««


"Saatnya berlatih." Entrenadora tiba dengan wajahnya yang selalu datar walaupun terkesan pucat.

(entrenadora: pelatih)

Kara sempatkan dirinya untuk berpamitan pada ikan kecilnya, Nibi. Sebelum beranjak dan mengikuti langkah entrenadora yang jalan lebih dulu.

Setibanya di aula latihan, Kara cekat melakukan peregangan sebelum melakukan latihan panjangnya. Dilihatnya entrenadora sudah menatapnya tak sabar untuk segera memulai latihannya.

"Kau masih mengingat intropeksi yang kemarin kan?" Sudut entrenadora pada Kara. Lantas, Kara mengangguk, telapak kakinya kini yang beralaskan sepatu dengan hak rendah serta berwarnakan keemasan itu mulai mengambil langkah akan menari.

Odd El DestíWhere stories live. Discover now