14 • Anjing Cengeng

1.8K 398 108
                                    

} OED {
} 14 — Anjing Cengeng {
• • •
2,1k words

Tak tau apa yang ia lewatkan di dunia luar sana, Kara setiap harinya hanya berada dibangunan yang disebut 'Kastil Daimon' itu

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Tak tau apa yang ia lewatkan di dunia luar sana, Kara setiap harinya hanya berada dibangunan yang disebut 'Kastil Daimon' itu.

Ia tak tau, namun ia sadar ini sudah hari kelimanya memberikan perahan darahnya sendiri untuk Daimon, tentu ia terpaksa melakukannya.

Sona akan menjemput Omega itu ketika tekak tuannya sudah haus akan anyir manis milik Kara.

Kali ini, Kara merasakan pusing yang amat ketara. Langkahnya pun agak lemas, disepanjang jalannya ia terus memijat kecil pelipisnya.

"Wolf, kau pucat." Celetuk Sona memandangi Kara dengan khawatir. Omega itu pun menggumam tak jelas menanggapi Sona.

Langkah lemahnya mendekati Daimon yang sudah menunggu dirinya. Tak ada kata yang keluar dari ranumnya yang kini tengah pucat itu, ia langsung memberikan tangannya yang telapaknya masih ada sisa bekas luka kemarin.

Tak Kara sadari, Daimon memandang dirinya yang tampak tak seperti biasanya. Omega itu tak bereskpresi, jika itu tempo hari Ia akan menunjukan ekspresi yang tengah ketakutan dengan matanya yang seakan akan retak dengan buliran air matanya.

"Kau," hendak Iblis itu akan berbicara, namun itu menggantung sebab Kara yang tiba-tiba saja tumbang dihadapannya.

Alis iblis itu pun menukik, memeriksa Kara yang mungkin bisa saja tertidur. Namun jelas sekali ia melihat wolf Omega itu tak sadarkan diri.

Ha... Ia membuang nafasnya kasar, lantas manik obsidiannya kembali memandangi Kara yang tergeletak dilantai.

Tubuhnya bergerak untuk mengangkat tubuh yang lebih ringan, dan ia pun berdecak kemudian.

»»——— 𝓞𝓭𝓭 𝓔𝓵 𝓓𝓮𝓼𝓽í ———««

Wajah yang mengerut disaat ia terlelap, beberapa kali Kara terlihat bergerak tak nyaman. Nafasnya kini terengah, mata yang terpejam erat seraya satu tangannya meremat pakaian putih didadanya.

"Dingin.." Racaunya dengan merengek.

Tampaklah sedikit buliran bening keluar dari mata yang terpejam erat itu.

Pipi Kara ditepuk pelan beberapa kali, "Wolf, bangun sebentar, minum ini."

Tak diidahkan, justru semakin terdengar ribut rengekan dari werewolf itu. Lantas, tangan Sona terulur untuk mengangkat tengkuk Kara, mengarahkan segelas air pada bibir si empu.

Odd El DestíOn viuen les histories. Descobreix ara