1

15K 640 6
                                    

Rintik hujan terdengar samar dari luar.
Jam dengan waktu yang menunjukan pukul 21:45 malam tak membuat gadis itu merasa terganggu.

Nara Stafella gadis berpiama satin itu terlihat fokus pada buku dengan sampul berwarna hitam yang dia beli hasil rekomemdasi teman sekolahnya, tangannya dengan lihai membolak balik kertas itu dengan mulut yang sesekali bergerutu.

"Gue gak tau kenapa lo sebodoh itu Clara. Lo rela ninggalin keluarga lo, demi cowo yang gak pernah nganggap keberadaan lo."

Buukk

Suara buku yang ditutup kencang, terdengar jelas dikamar sunyi itu.
Nara, gadis itu merasa kesal dengan ending novel yang dia baca, meskipun hanya cerita fiksi tetap saja dia merasa kesal.

"Andai gue yang jadi lo Cla, gue gak bakal ngelakuin hal bodoh kayak lo." Ucap Nara dengan mata yang menatap lekat novel di pangkuannya.

Menghelah nafas pelan Nara beranjak dari duduknya, meletakan novel tebal itu keatas meja nakas dan melangkah keluar menuju dapur.

Suasana sunyi yang pertama kali menyapa gadis itu, lampu yang sengaja dimatikan membuat rumah megah itu hanya diterangi cahaya bulan yang samar-samar masuk melalui celah jendela.

Tinggal dirumah besar sendirian bukanlah hal mudah bagi Nara. Orang tua? Nara tak ingin berharap lagi.
Orangtuanya bercerai tepat saat dia berusia 14 tahun, dan sekarang mungkin sudah bahagia dengan keluarga mereka masing-masing. Tak ingin merusak kebagiaan mereka, Nara lebih memilih tinggal di rumah yang menyimpan begitu banyak kenangan saat keluarganya masih utuh dulu.

Mereka hanya akan mengirimkan uang setiap bulannya pada Nara tanpa perlu repot-repot untuk menemuinya atau sekedar menanyakan kabarnya.

Tak ingin terlalu larut dengan kenangan, Nara segera meraih segelas air dan menegaknya pelan, matanya bergulir menatap jam dinding di depannya.
Jam menunjukan pukul 11 malam, rintik hujan yang samar semakin jelas.

Selesai dengan urusannya, Nara segera menuju kamarnya. Merebahkan badannya dengan mata yang mulai sayu, dengan nafas yang perlahan mulai teratur dan kesadaran yang mulai menipis Nara bergumam kecil.

"Semoga besok bisa bahagia."

●●●●

ISHANA adalah salah satu novel romansa yang sangat populer dan sangat di minati oleh kalangan remaja. 

Bercerita tentang ISHANA LOVANYA, gadis manis yang hidup sederhana dan mendapatkan beasiswa di salah satu sekolah ternama.

Dan GERALIO BRAMASTA, pria kaku yang ternyata juga seorang wakil ketua geng motor terkenal.

Kisah keduanya bermula saat Geral tidak sengaja menabrak Isha saat akan pulang dari markas gengnya.

Karena merasa bersalah, akhirnya Geral membawa Isha kerumah sakit dan juga mengantarnya pulang.

Pertemuan tak sengaja itu rupanya mengundang pertemuan-pertemuan kecil lainnya dan lambat laun Geral dan Isha pun  semakin dekat.

Sama seperti novel pada umunya, novel ini pun memiliki tokoh antagonis yang akan selalu mengganggu kisah percinta protagonis.

CLARA XAVEIRA WIRATAMA gadis berparas cantik yang sayangnya memiliki sifat yang tak secantik parasnya.

Gadis yang dijuluki Queen bullying ini, merupakan sahabat kecil sekaligus mantan Geral. Kesalah pahaman dimasa lalulah yang membuat hubungan Clara dan Geral putus.

Clara yang berniat meluruskan kesalah paham itu, harus menelan pahit saat tau bahwa Geral sedang dekat dengan wanita lain.

Merasa kesal dan marah, Clara mulai membully Isha, meminta gadis itu untuk menjauhi Geral, bukannya menjauh hubungan keduanya malah semakin dekat.
Puncaknya saat Clara mengetahui bahwa Geral dan Isha kini resmi pacaran.

Dengan licik, gadis itu berencana untuk melenyapkan Isha dibantu oleh antagonis pria.
Rencana yang baru berjalan setengah itu harus gagal karna di ketahui oleh Geral.

Tak ingin rencana yang dia susun berakhir sia-sia, dengan cepat Clara mengeluarkan pistol yang sedari tadi dia sembunyikan dibalik jaket hitamnya.

Dengan tergesah Clara menarik peletuk pistol yang diarahkan tepat pada jantung Isha.
Tembakan pertama terdengar nyaring tepat mengenai sang target.

Bukan, bukan Isha melainkan Anara adik kandung Clara.

Anara, yang sejak tadi memang berdiri disebelah Geral dan mencoba menenangkan sang kakak terkejut saat Geral dengan kencang menarik lengannya.
Ya Anara di jadikan temeng oleh Geral untuk menyelamatkan Isha.

Melihat adiknya yang bersimbah darah membuat Clara gemetar dan mulai berteriak.
Pandangannya kembali menatap tubuh sang adik yang kini dikelilingi oleh keluarga yang menatap marah dan jijik kepadanya.

Kejadian itu membuat Anara meninggal dan Clara yang harus di masukan ke rumah sakit jiwa karna mentalnya yang terganggu.
Kesehatan mentalnya yang kian hari semakin memburuk membuat Clara dengan nekat mengiris pergelangan tangannya hingga merenggang nyawa.

Kabar kematian Clara di sambut baik oleh Geral dan Isha dengan menggelar acara pertunangan dua bulan setelah meninggalnya Clara dan hidup bahagia.

●●●●●●●

Hi!
Ini ceritanya nyambung gak sih?
Karna ini cerita pertama dan dibuat pas gabut-gabutnya, jadi maklumin aja klo titik komanya agak kurang tepat dan alurnya juga yang kurang jelas.
Klo suka silahkan di vote kalo ngk juga gak papa di skip juga boleh. Heheehe
Oke guys
Byeeeeee

Transmigrasi Figuran [ON GOING]Where stories live. Discover now