8

8.2K 623 9
                                    

Anara melangkah cepat menuju kelasnya, kaki yang sedikit dia hentakkan disetiap langkahnya dengan bibir yang terus mengeluarkan sumpah serapah di sepanjang jalannya.

"Alaska kampret, babi, anjing, monyet, badak, katak, gajah. Tu orang udah gak punya otak kali ya, nyium-nyium orang sembarangan." Gerutu pelan gadis itu. Suasana koridor yang ramai membuat beberapa siswa menatap aneh pada Anara.

Braakk

"AAAAAAAA!!!!"

"ASTAGFIRULLAH YA ALLAH!!!"

Suara pintu yang didobrak keras oleh Anara terdengar kencang disusul teriakan kaget Adiva dan beberapa murid perempuan yang masih berada di dalam kelas.

Anara, si pelaku hanya diam berdiri diambang pintu, lalu kembali melangkah kearah mejanya dengan kaki yang masih dia hentakkan.

"Ya Allah Nara!! Lo kalo lagi kesel jangan pintu yang lo hajar, noh tembok noh ajak adu jotos." Ucap Adiva dengan kesal.

"Salah tu pintu, ngapain di situ coba." Ucap Anara masih dengan ekspresi kesalnya.

Laura yang duduk di sebelah Anara menepuk bahu gadis itu dengan sedikit keras.
"Heh oneng, yang salah itu bukan pintunya tapi eluuu."

Mendengar ucapan Laura, gadis itu memajukan bibirnya dengan wajah yang kini bertambah kesal.

Laura yang gemas dengan ekspresi wajah Anara, dengan cepat meraup pelan wajah gadis itu.
"Muka lo gak usah gitu. Lagian ya lo dateng-dateng muka udah kek cucian belum disetrika, kusut banget. Lo gak kesambet hantu toilet kan?"

"Moncong lo Lau, ya kali gue kesambet. Gue tu lagi kesel tau gak lagi KESEL." Ucap Anara dengan menekan kalimat terakhirnya. Wajah Anara bahkan sengaja dia dekatkan pada wajah Laura yang membuat gadis itu spontan memundurkan sedikit kepalanya.

"Muka lo santai aja maimunah." Laura mendorong pelan kening Anara dengan jari telunjuknya.

Adiva yang sedari tadi memperhatikan tingkah keduanya, hanya memutar bola matanya dengan malas. Gadis itu beranjak dari duduknya, merapikan rok selututnya yang terlihat sedikit kusut.

"Dari pada lo berdua debat gak guna kek gini, mending kita kekantin."

Adiva menarik pelan lengan kedua temannya, menarik keduanya keluar dari kelas. Anara dan laura hanya pasrah, lagi pula mereka juga merasa lapar. Disela-sela langkah mereka, Adiva kembali membuka suaranya.

"Btw, lo kesel kenapa si Ra?" Tanya Adiva, gadis itu berjalan pelan mengsejajarkan langkahnya dengan langkah milik Nara.

Gue gak mungkin cerita semuanya sama Adiva.
Batin Nara menatap lekat wajah penasaran Adiva dan Laura.

"Kepo lo berdua." Anara mempercepat langkahnya, meninggalkan Adiva dan Laura yang memasang wajah cengonya.

"Fiks, Anara beneran kesambet jin." Lirih Laura, gadis itu masih diam berdiri menatap punggung Anara. Adiva yang berada disebelah Laura menolehkan kepalanya dengan pelan, kening gadis itu mengerut dengan mata yang menatap lekat wajah Laura.

"Bukannya jin lagi wamil ya?" 

Laura mendatarkan wajahnya, matanya yang semula fokus pada punggung Anara dia alihkan menatap wajah Adiva.

"Itu Jin BTS goblok." Ucap Laura, tangannya terangkat menoyor kening Adiva. Walaupun pelan tapi tetap saja mampu membuat tubuh Adiva oleng kebelakang.

Laura dengan cepat menyusul Anara, meninggalkan Adiva yang kini menatap kesal padanya. Bibir gadis itu maju kedepan dengan tangan yang mengelus pelan dahinya.

Transmigrasi Figuran [ON GOING]Where stories live. Discover now