Hari 28 - Pamit

4 1 0
                                    


Tema Hari ke-28

Buatlah tulisan yang di awali dengan kalimat: "Kegiatanku hari ini ditutup dengan..."

=0=


Kegiatanku hari ini ditutup dengan kalimat-kalimat perpisahan.

Aster, sahabatku selama bersekolah di tempat ini, memelukku erat. "Tunggu aku di surga, ya, Vin. Aku akan belajar yang rajin supaya bisa menyusulmu ke sana," ucap gadis bermata biru itu.

Mataku jadi berkaca-kaca. Tentu saja aku senang bisa masuk surga dan bertemu lagi dengan adikku, tetapi ternyata sedih juga berpisah dengan teman-temanku. Murid-murid di Sekolah Persiapan Masuk Surga ini memang bisa lulus di waktu yang berbeda, tergantung poin yang diperoleh. Kebetulan, poinku sudah cukup untuk menebus kesalahan-kesalahan yang kulakan selama hidup di dunia.

"Aku akan menunggumu," kataku dengan suara bergetar. Lalu, aku melayangkan pandangan ke sekeliling, bergantian menatap Leo, Ivy, dan ...

"Carlos. Jangan merasa di surga tidak ada teman yang menunggumu. Aku akan menunggumu di sana!" tegasku.

"Iya-iya. Jangan bawel. Poinku sudah hampir penuh. Aku akan jadi yang paling cepat menyusulmu." Carlos bersungut-sungut, tetapi dapat kulihat wajahnya tersipu malu.

Pergelangan tanganku terasa panas. Deretan angka yang menjadi penunjuk waktu di tempat ini berkedip-kedip cepat. Semua angka yang tertera di kulitku adalah 0. Itu artinya, waktuku untuk berpamitan sudah habis.

Aku melambaikan tangan keras-keras kepada teman-temanku sebelum melangkah masuk ke kamar asrama. Waliku sudah menjelaskan prosesnya. Aku hanya perlu tidur seperti biasa, lalu keesokan pagi aku akan terbangun di surga.

Kukerjakan semua rutinitas sebelum tidurku seperti biasa. Menggosok gigi, berganti pakaian dengan piyama, menggelung rambut di puncak kepala. Tidak ada yang berbeda kecuali hatiku yang dipenuhi beragam emosi. Aku tidak sabar bertemu adikku, tetapi tidak dapat kuabaikan rasa sedih yang hinggap karena aku harus berpisah dengan para sahabatku.

Di atas tempat tidur, aku berusaha memejam. Biasanya aku cepat terlelap, tetapi kali ini butuh waktu lebih lama dari biasanya. 

Kesadaranku seperti buih yang terombang-ambing di lautan. Perlahan timbul tenggelam, sampai akhirnya berubah wujud menjadi uap air yang melayang-layang di udara.


=====

Ceritamela:

Kenapa dari 25 langsung loncat ke 28? Ya karena saya bolong nggak nulis di tanggal 26 dan 27.

Pas tanggal 26 ketiduran. Pas tanggal 27 mager. Jadi, sekarang saya hanya bisa pasrah menerima hukuman sambil berharap belas kasih dari Minpecut.

Under The Same SunWhere stories live. Discover now