20| The Awkward Moment

424 43 2
                                    

_____

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

_____

09 Juli 2019

"Dor!"

Jake mengagetkan Kaila dari belakang. Gadis itu tampak memerah akibat sengatan dari sinar matahari yang rata membakar kulit putihnya.

Hari ini adalah hari terakhir ia bertugas sebagai panitia MOS. Kaila telah resmi menjadi anak kelas dua belas. Kedudukan tertinggi siswa di sekolah. Gadis itu masuk ke dalam kelas 12 IPA 3, yang akhirnya setelah penantian panjang berhasil membawanya satu kelas bersama dengan Sekar dan Hana.

Namun harus dipungkiri kala rasa sedih turut andil saat tau bahwa ia berpisah dengan sang pujaan hati. Tapi tak apa. Diluar itu mereka masih sering bertemu. Bahkan untuk sekadar berangkat kemudian pulang, mereka memilih untuk barengan.

"Nih buat redain tenggorokan." Jake memberikan botol mineral dingin.

Kaila mengambil tempat duduk di bawah pohon. "Aa makasih. Kamu kabur ya? Atau jamkos?"

"Jamkos babe, ya kali kabur dari kelas. Aku cuma mau kasih minum aja. Pasti sayangku ini kehausan."

Walaupun belum menyentuh satu tahun menjalin hubungan. Tapi sudah terlalu banyak yang berubah di antara mereka. Contoh kecil dari segi bahasa— sudah amat berbeda dari awal mereka jumpa.

Buru-buru Kaila mendekap mulut Jake. "Kan udah dibilang jangan panggil kayak gitu." geram Kaila.

Kini Jake tertawa. Dilepasnya dekapan tangan mungil Kaila. "Emang kenapa sih? Kan aku ngomongnya sama pacar sendiri. Masa gak boleh?"

"Kita itu masih di sekolah, Jake. Bisa kacau kalau didengar guru. Kamu tu gak ada takut-takutnya emang."

"Takut itu sama Tuhan."

"Tuhan siapa?" tantang Kaila.

Jake tertawa mendengarnya. Jokes-jokes seperti ini bahkan sudah biasa bagi mereka berdua.

"Nanti pulang tunggu aku, ya babe. Aku mau ke kantin dulu. Udah ditungguin sama yang lain." Jake mengusap puncak kepala Kaila.

Belum jauh sosok laki-laki jangkung tersebut melangkah. Kaila memanggilnya, membuat badannya berbalik.

"Ada apa?"

"Asyhadu.."

Lagi. Jake hanya bisa tertawa di sana, menggeleng pelan lalu meninggalkan Kaila. Di tempatnya Kaila juga hanya bisa menatap punggung Jake dengan senyum yang merekah.

Gadis itu lalu melihat jam tangannya. Masih ada waktu sekitar 45 menit bagi Kaila untuk beristirahat. Jadi ia memilih untuk kembali ke dalam kelas karena kebetulan guru yang mengajar juga tidak hadir akibat sakit. Alhasil mereka hanya dibagi tugas oleh sang guru.

Membuka tas, ingin mengambil buku yang akan dijadikan kipas. Ia malah mendengus geli karena mendapati sebuah susu kotak. Belakangan ini selalu ada-ada saja penemuan yang ia dapat setiap membuka tas. Kadang cokelat, kadang jajanan ringan, kadang juga seperti sekarang— susu kotak rasa cokelat.

The Apple of My EyeWhere stories live. Discover now