28| Anyone Else But You

325 60 24
                                    

_____

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

_____

Jendela apartemen dibuka. Aroma hujan masuk ke dalam pernapasan Kaila. Lantas udara sejuk juga langsung memeluknya. Sudah lama rasanya ia tidak bangun siang begini. Kaila berjalan menuju meja kerja di sudut ruang.

Ditemani secangkir teh hangat. Kaila mulai menyalakan laptop. Walaupun dijatahkan libur. Faktanya Grace tetap memberikan tugas. Ini sih sama saja work from home. Bedanya, ia tetap bisa kerja biarpun belum mandi.

Juga tidak perlu khawatir ada yang menegur karena kerja dengan rambut tercepol satu, kaos oblong serta hot pants.

Jemari lentik itu dengan piawai menggulir halaman katalog yang ditugaskan dari Grace untuk Kaila periksa ulang. Entah itu salah ketik, letak gambar pakaian, semua harus dicermati dengan teliti.

Seraya mengamati halaman satu persatu. Ponselnya berdering. Ada panggilan masuk. Kaila langsung mengangkat dengan tatapan yang masih fokus ke layar laptop.

"Allô?"

"Gue kira hp lo hilang,"

Gerakan Kaila terhenti. Dilihatnya nama sang penelpon. Lantas membuat gadis itu memijat pelipis sambil memejamkan mata. "Ada apa?"

"Harusnya gue gak sih yang nanya gitu?"

"Bisa langsung ke intinya aja gak?" pinta Kaila.

Ada jeda beberapa detik. "Tuh kan, dia beneran marah." terdengar bisik-bisik di seberang sana. "Lo marah sama gue? Gue habis ngelakuin apa? Barangkali tanpa gue sadari udah bikin lo gak nyaman. Ayo cepet kasih tau. Gue beneran sedih dan gak tenang."

"Sekarang di mana?"

Terdengar decakan kecil dari seberang sana. "Kayak bajaj dah ngeles mulu. Ini gue baru sampe Jakarta. Lagi otw balik rumah." Agam kesal, namun tetap menjawab pertanyaan Kaila.

"Yaudah hati-hati."

"Kai? Jawab dulu ish," rengek Agam. "Kebiasaan banget ngindar gitu. Kemarin juga tiba-tiba Sekar marahin gue. Katanya gue kurang ajar ke lo. Jelasin dulu, emang gue habis ngapain lo?" tanya Agam yang terdengar sangat frustasi.

Kaila diam-diam merutuki Sekar. Gadis itu berdehem pelan. "Ya habisnya lo tu nyebelin. Udah gue bilang gak usah bercandaan kayak gitu juga, masih aja."

Hening menyelimuti mereka.

Menatap layar ponsel sambil menyipit. Kemana perginya suara yang menggebu-gebu tadi? Mengapa Agam seolah hilang ditelan bumi? Ketika hendak bersuara, ia kembali mendengarkan suara Agam.

The Apple of My EyeWhere stories live. Discover now