Chapter 4.

13.7K 860 15
                                    

Senyumnya luntur saat dirinya melihat geng silent boom mendekat kearah keributan itu. "Belum juga gue duduk udah pada ribut aja." Gumam Nete cemberut.

"Sudah biasa, nonton aja." Amel berucap dengan santai.

"Benar-benar gila ya Lo Mel, Rachel itu sahabat Lo masa ga dibantuin sih? Apalagi sekarang mau bully orang." Ucap Nete.

"Ck kaya yang di-bully orang aja, lagian kaya ga tahu Rachel gimana aja." Amel terkekeh membayangkan Rachel yang pernah mem-bully Eve, sedangkan Nete mendengus.

Tapi Nete mengernyitkan dahinya heran, kenapa Amel kelihatan ga suka sama Eve? Bukannya gue bikin protagonis banyak yang suka? Aneh- pikir Nete heran.

"Masih berani Lo gangguin Bu bos kita?!" Ngegas Bastian menatap Rachel tajam.

"Woy ga usah nyolot dong!" Seru Agnes tidak terima sahabatnya dibentak.

"Gue ga ngomong sama Lo!" Bentak Bastian.

"Jangan bentak sahabat gue anj*Ng!" Seru Rachel menatap Bastian tak kalah tajam.

"Ada apa?" Tanya Nathan dingin, Eve yang merasa Nathan bertanya padanya pun memegang tangan Nathan.

"Jadi gini Nathan, tadi aku ga sengaja nabrak Rachel terus minuman nya tumpah ke Rachel. Sumpah aku ga sengaja Nat." Ucap Eve menatap Nathan dengan wajah imutnya.

Tangan Rachel mengepal melihat pemandangan keduanya. "Bohong! Dia itu sengaja tumpahin minumannya ke gue."

"Betul itu, gue aja lihat pas dia jatohin minumannya." Ucap Agnes.

"Gue juga lihat ko, tapi Emang Eve ga sengaja nabrak Rachel." Ujar Evika Athalia, sahabat dari protagonis wanita.

"Dari pada ribut ga jelas, mending kita makan keburu bell masuk bunyi." Ucap Alex Triyas Angelo, wakil ketua dari geng silent boom.

"Ga bisa gitu dong Lex, masalahnya Bu bos kita di ganggu." Bantah Bastian.

"Makan." Ucap Nathan dingin, berlalu pergi dari hadapan mereka diikuti kedua sahabatnya yang tidak berucap apapun.

Nathan melewati meja Nete berada, keduanya saling pandang tapi sekarang Nete yang memalingkan wajahnya ke arah Rachel. Begitupun Amel dan tunangannya yang saling tatap, Amel mendengus saat melihat wajah dingin tunangannya.

Mata Nete memicing curiga melihat protagonis wanita berwajah kesal, tapi bibirnya seperti menyeringai menatap Rachel mengejek. Ada yang tidak beres sama Eve, gue nyiptain protagonis sifatnya baik tapi kenapa sekarang terbalik. Apa gara-gara gue masuk novel ini alurnya jadi berubah? Ck menyebalkan- pikir Nete.

"Woy Rachel, Agnes. Sini makan, jangan ngurusin urusan yang ga penting." Nete berucap seperti itu dengan menopang dagu dan tatapan yang menggoda, sekarang Nete menjadi pusat perhatian.

Rachel tersadar, ia menatap sahabatnya yang menatap dirinya dengan maksud tertentu. Rachel dan Agnes menghampiri kedua sahabatnya. "Net, Lo udah gapapa?" Tanya Rachel khawatir.

"Emangnya gue kenapa?" Agnes yang gemas menjitak kepala Nete.

"Pake tanya lagi, harusnya kita yang tanya. Lo kenapa?" Seru Agnes gemas menatap sahabatnya yang menurutnya sangat berbeda.

"Jangan dijitak nes, nanti ga di kasih uang jajan sama bokap nya Nete tahu rasa loh." Ucap Rachel.

"Oh iya gue lupa, sorry ya ATM berjalan ku." Agnes menyengir menatap Nete.

"Maksudnya apa?" Tanya Nete heran.

"Ga usah pura-pura ga tahu, bokap Lo kan sering ngasih uang jajan sama kita asalkan kita jagain Lo." Jawab Rachel, mata Nete membulat bahagia mendengarnya. Berarti bokapnya Nete kaya guys, ga sia-sia gue masuk ke tubuh anaknya. Ya meskipun gue cuman tahu alur akhir tentang Nete yang membantu Rachel, tapi mulai sekarang gue yang akan membuat alur untuk sang figuran- pikir Nete dengan mata berbinar dan senyum merekah.

Figuran Menjadi Tunangan Protagonis Nơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ