Cinta Dalam Sepotong Pizza

28 5 5
                                    

"Bon-Bon Pizza lagi?" seru Haqi.

"Gue juga heran sama Lu, Ka. Bukannya Lu paling anti sama makanan kebarat-baratan gitu," Gani turut berkomentar.

Aka yang dibombardir pertanyaan oleh sahabat-sahabatnya itu hanya tersenyum simpul. Wajahnya merona kemerahan teringat wajah Alya, sang waitress Bon-Bon pizza, yang telah menawan hatinya.

Alya, begitu nama yang tertera di name tag putih di dada gadis itu. Rambut hitam legamnya tersanggul rapi dan gerak tubuhnya lentur sekaligus lemah lembut saat melayani tamu.

Itulah kesan yang ditangkap Aka saat pertama kali melihat gadis itu. Saat itu Aka sedang terjebak dalam kemacetan yang sangat parah. Mobilnya tidak bisa bergerak lebih dari setengah jam di depan sebuah restoran Pizza.Di balik dinding kaca yang terang benderang, mata Aka menangkap sosok cantik itu sedang melayani tamu. Saat itulah cupid menyarangkan anak panah cintanya di dada Aka.sejak saat itu hampir setiap hari Aka mengunjungi  Bon-Bon Pizza. Tidak ada tegur sapa, tidak ada senyuman mesra. Hanya pandangan mata cukuplah baginya.

*

Aka tersenyum melihat kotak kecil berwarna keemasan berisi liontin berbentuk huruf A. Hari ini adalah hari ke 100 Ia mengagumi dan jatuh cinta pada pandangan pertama. Aka bertekat hari ini Ia akan mengutarakan isi hatinya. Sudah tak tahan hatinya menahan beban cinta.

Tiga puluh menit berlalu, Ia tidak menemukan sosok Alya. Saat seorang waiter mengantarkan pesanannya, Aka memberanikan diri bertanya di mana Alya.

"Permisi, Mas. Alya hari ini absen?"

"Ooh... Mbak Alya. Hari ini Ia menikah dengan Mas Bram, pemilik restoran ini, Mas."

Tentang RasaWhere stories live. Discover now