Bab 2 - Tersadar

657 18 0
                                    






We are strangers, but I'm curious about you

-Ade Satria-

[]

Hari demi hari silih berganti, kedua remaja itupun saling mengenal. Sela yang semakin penasaran dengan Satria, dan Satria yang semakin risih terhadap berisiknya Sela. Dua remaja yang sifatnya bertolak belakang ini telah dipertemukan dalam suatu peristiwa yang sederhana; meminjam buku di perpustakaan.

"Eh Sel, kemarin lo kok kagak bareng kita pulangnya?" tanya Nicole yang duduk disebelah Sela. Sela yang masih melamun memikirkan Satria itu pun tidak merespon pertanyaan Nicole. Nicole yang tidak direspon pertanyaannya itu pun mengembungkan pipinya.

"Sel, Sela. Lo stop baca novelnya dulu deh, gue mau ngomong sama lo," kata Nicole lagi. Sela yang tadinya membaca novel, mendengar Nicole berbicara akhirnya ia menaruh novel di laci.

"Gimana, Nic?" tanya Sela menatap Nicole dengan penasaran. Nicole yang kerjaannya tadi mengembungkan pipi akhirnya ia mengeluarkan sepatah demi sepatah kata, "Kemarin lo kok gak pulang bareng gue?" Sela yang mendengarnya hanya tersenyum simpul, mengingat kejadian sepulang sekolah kemarin yang dialaminya bersama Satria.

"Oh, gue, ada barang ketinggalan kemarin, novel gue ketinggalan di laci kemarin, jadi gue.. yah balik lagi lah, ke kelas," jelas Sela dengan bohong. Nicole yang mendengarnya hanya manggut-manggut tanda mengerti. Sela tersenyum malu mengingat kembali kejadian sepulang sekolah kemarin. Sela kembali membaca novelnya yang ia pinjam di perpustakaan kemarin. Sela tak menyadari, bahwa sedari tadi terdapat seseorang yang memandanginya dari jauh. Ketika Sela menoleh, lelaki itu−Ade Satria−tersenyum simpul dan berdiri dari bangkunya, menghampiri Sela.

"Abis lo selesai baca, kasih ke gue ya," kata sosok itu sambil mengedipkan mata. Sosok itu adalah Satria, lelaki yang diam-diam disukai Sela. Spontan, Sela dan teman-temannya pun terkejut melihat apa yang dilakukan Satria. Sela hanya mengangguk gugup, lalu Satria sekilas hilang dari pandangannya.

"Eh, Eh, Sel!! Itu serius? Barusan itu apa? Eh lo, sejak kapan ngobrol sama tu orang, Sel? Anjir! Gile lu mah," kata Nicole histeris sambil mengguncangkan bahu Sela.

"Tuh kan, gengsi lo orangnya, ngomongnya gak bakal suka, eh disamperin gitu aja, lo udah salting gini, Sel. Udahlah, gausah bohong, lu jatuh cinta kan sama Satria? Cieee, suka sama murid baru," goda Rahma yang sambil memakan permen karet itu. Kedua teman Sela yang heboh akan kejadian itu membuat Sela semakin gugup, dan ia semakin terbayang sosok Satria.

"Udah ih, apaan sih, gue gak suka anjir, ng-ngapain coba? Nerd gitu kok, najis gue," sanggah Sela dengan bohong. Sela memasang tampang jutek supaya tidak ketahuan bohongnya oleh kedua sahabatnya itu. Nicole dan Rahma yang melihat tingkah Sela itu tertawa geli.

"Kasmaran kamu ya, cieee," ucap mereka berdua. Sela hanya tertawa kecil menanggapi candaan sahabatnya itu.

Pelajaran jam pertama pun mulai, pelajaran Sejarah. Dimana pada saat pelajaran ini, siswa-siswi di kelas seperti mendengar dongeng. Ngantuk, bosan, dan malas, tiga hal itu menjadi satu. Termasuk Sela pun merasa begitu, tapi ia tetap mencatat apa yang menurutnya penting, hanya 3 siswa yang memperhatikan. Sisanya? Mereka tenggelam dalam mimpi. Pak Rodi, guru sejarah sudah biasa menghadapi situasi ini, dan ia ikutan tidur. Jam pelajaran pun berganti, mengakhiri pelajaran Sejarah yang membuat para siswa terlelap.

"Mohon perhatian, siswa kelas 10 sampai kelas 12, diharapkan kumpul di aula sekarang juga, akan ada pengumuman penting!" Sound central yang biasanya jarang berbunyi kali ini mengeluarkan sepatah demi sepatah kata yang membuat para siswa ternganga. Sela pun bergegas keluar kelas bersama Rahma dan Nicole.

"Eh Sel, tuh si cogan lagi rapihin buku," sindir Nicole. Sela yang mendengar itu menjadi bingung, "Apaan sih, biarin aja kali," tanggap Sela cuek.

"Cieee salting, sok jaim pula, eaaa," ejek Rahma sambil menyenggol bahu Sela. Sela yang sedari tadi mendengar sindiran dua temannya itu merasa tambah malu. Mukanya pun memerah. Sela mengabaikan sosok Satria yang berada di seberang kelasnya, ia bergegas menuju ke Aula bersama dua temannya itu.

"Eh gue ke kamar mandi dulu ya? Perut gue sakit!" rintih Sela memegangi perutnya yang terasa sakit itu.

"Yaudah cepetan ya, gue sama Rahma duluan," tanggap Nicole.

  Sela berjalan menuju toilet putri sambil memegangi perutnya. Menghabiskan waktu 15 menit di toilet, Sela akhirnya keluar dengan wajah lega.

"Katanya cewek, masa gini aja gak pernah persiapan," terdengar suara lelaki di sebelah pintu toilet putri. Sela mencari sumber suara itu dan, dia menemukannya, suara Satria. Sela yang bingung menatap Satria kemudian memulai pembicaraan.

"A..apa? Persiapan apa sih?"

"Datang bulan kan? Tuh merah, haha," ejek Satria sambil tertawa kecil. Wajah Sela memerah dibuatnya, dan mencoba melihat mana bercak merah dibelakang itu. Satria yang geli melihat gadis itu pun melempar jaketnya.

"Tutupin pake itu, balikin besok aja gakpapa," Sela menunduk malu sambil menutupi belakang roknya dengan kedua tangannya. Menerima jaket itu, Sela segera mengikat jaket itu di pinggangnya, menutupi bagian yang memalukan itu.

"M..makasih, tapi jangan diliatin juga dong, ih!" teriak Sela malu sambil mendorong tubuh Satria. Satria hanya terkekeh melihat perilaku cewek itu.

"Sama-sama, lain kali persiapan," Sela berlari menuju Aula yang sudah ramai akan para siswa. Kemudian ia duduk disamping dua temannya tadi.

"Eh gilak, gue datang bulan, pantes perut gue sakit," keluh Sela bertubi-tubi.

"Eh Sel, lo bocor? Gila, itu jaket siapa? Lo gak bawa jaket hari ini kan," Nicole bertanya langsung inti masalahnya. Rahma yang memakan permen pun ikut menyimak.

"Ini.. jaket Satria, iya jaketnya, dia tiba-tiba muncul disebelah pintu toilet gila, ngatain gue gak persiapan, mana dia liat gue bocor lagi," keluh Sela lagi.

"Dia liat lo bocor?!" teriak Rahma spontan, Sela buru-buru menutup mulut Rahma yang berteriak itu.

"Jangan keras-keras, duh," Sela menegur. "Emang hari sial gue ini, apes!" lanjutnya dengan menggerutu.

Nicole yang sedari tadi menyimak akhirnya menanyakan sesuatu, "Jadi tu cowok peduli sama lo, Sel."

"Apaan sih, gue juga gabakal suka kali, freak gitu juga, ewh," sanggah Sela..

Kedua temannya itupun memandang satu sama lain, "Sel, lo suka sama Satria, gue simpulin itu." kata Nicole spontan.

Hah.. gue suka Satria?

[]

Hello readers, jangan bosen-bosen buat nunggu update moments yak :">, emang sih dah sering publish ini cerita.

Cuma Author lagi sibuk buat persiapan Un dan Sbmptn :"< jangan lupa like dan votenya ya :3 dikomentar jg boleh, malah bisa nyemangatin buat lanjut

Arigatou ne~!

Regards,

MomentsDär berättelser lever. Upptäck nu