Bab 3 - Kepedulian

505 20 0
                                    



Jika kamu beku, aku siap menjadi mentari yang akan menghangatkanmu

-Sela Febrianti-

[]

Gue suka Satria?

"Gak mungkin gue suka sama itu cowok, kan gue gak suka cowok kutubuku, ditambah dingin ih!" sanggah Sela lagi. Kedua temannya hanya menatapnya remeh, "Ngaku aja kali, Sel, keliatan banget lo suka ama Satria!" ujar Nicole menekankan.

"Lagian enak kan, lo dah ditolong gitu sama cogan murid baru, lo bocor dikasih jaket buat nutupin. Gak diejek lagi, pangeran mana yang begitu, Sel?" kata Rahma terheran-heran. Sela yang sedari tadi mendengarkan ocehan temannya itupun hanya bisa mengernyitkan dahi. Dia mengencangkan ikatan jaket Satria yang ia pinjam untuk menutupi bercak merah datang bulannya Sela.

Sepuluh menit berlalu dengan mendengarkan sang guru memberi pengumuman, akhirnya siswa-siswi pun berhamburan keluar aula. Sela yang memakai jaket di pinggangnya itu, sempat menjadi sorotan murid lainnya. Dia bersikap tak acuh dan tidak menghiraukan bisikan-bisikan beruntun mengenai dirinya. Sela melihat sosok Satria yang berdiri sambil menyandarkan dirinya di tembok. Ia melewati cowok itu dengan malu.

Tiba-tiba Satria menarik tangan Sela. "Oh, gitu lo sama yang udah nolongin,"

"Sori tapi gue malu banget ini," jawab Sela sambil menurunkan jaket yang ia ikat itu.

Satria tersenyum melihat tingkah perempuan didepannya ini. "Hm, gue anter pulang. Daripada lo malu sampe nanti sore," Sela menatap Satria tak percaya. Satria spontan menarik tangan Sela menuju parkiran motor.

"Lo bawa motor?" tanya Sela. Satria hanya diam tak menjawab sambil memberikan helm kepada perempuan itu

"Jelas-jelas gue kasih helm, bego. Dah buruan naik,"

Sela mengernyitkan dahi dan memandang Satria, "Tapi kemaren kan lo dijemp-"

"Udah buruan naik, berisik banget lo!" ujar Satria sembari menarik pergelangan tangan gadis itu.

"Tapi ntar jok motor lo kena.. aduh!" Sela panik dibuatnya. Satria hanya menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Buruan."

'Kok lo tumben sih peduli? Keknya kemarin lo jute−"

"Banyak omong lo, cepetan! Sama aja ini cabut bego." Akhirnya Sela menaiki motor Satria. Satria yang baru kali ini membonceng seorang perempuan pun dibuat resah oleh Sela yang sedari tadi mengeluh. Hingga akhirnya mereka berhenti di depan rumah bercat krem.

"Makasih, ini jaket lo biar gue cuci. Sori repotin lo, minjemin jaket sama nganter−"

Satria menempelkan jari telunjuknya tepat di bibir Sela. "Udah banyak omong lo. Masuk rumah, lo langsung mandi aja, kaya gitu juga tuh," ledek Satria sambil menunjuk-nunjuk bagian yang berbalut jaket itu.

"Iihh! Lo mah gitu, udah ya gue masuk dulu. Lo mau kemana? Balik sekolah?"

Satria menaikkan sebelah alisnya. "Napa? Khawatir? Gue pulang, teladan banget gue cabut terus balik." Jawab Satria sambil tertawa menatap Sela. "Yodah, gue balik."

Satria menyalakan mesin motornya dan melaju menjauhi rumah Sela. Ia memasuki rumahnya dengan senyum yang mengembang di wajahnya.

"Lho kok udah pulang?" sambut Mamanya Sela. Beliau menatap anaknya itu dengan seksama. "Itu kenapa ditutupin?"

"Bocor. Malu-maluin banget kan, udah ya Ma. Sela mau mandi sekalian," katanya singkat. Lalu ia naik ke lantai dua dan memasuki ruangan ternyamannya. Sela menaruh tasnya diatas kasur dan melepas ikatan jaket yang menutupi roknya itu. Ia melepas balutan jaket itu dan memegangnya dengan erat..

"Gue bisa jatuh cinta sama lo, Satria."

[]


Makasih buat yang keep reading this story, makasi banyak xD ikuti terus perjalanan Sela dan Satria yaaa!

Arigatouu


Regards,

MomentsWhere stories live. Discover now