Bab 15 - Terjadi Lagi

555 17 5
                                    







Saat lo tersakiti oleh cinta, yang bisa menghibur lo bukanlah seseorang yang lo cintai. Melainkan seorang teman yang selalu ada dalam suka dan duka lo.

-Vano Apriliando-

[]

Sela yang meninggalkan Satria dengan genangan air matanya pun menabrak Natten. "Maaf, Nat." Ujar Sela sambil menunduk, melihat hal itu Natten lekas membungkukkan badannya di hadapan gadis itu.

"Lo, nangis?"

Sela dengan bersikeras mengusap air matanya, "Gak, hehe. Cuma kelilipan,"

"Gak mungkin kelilipan kalo hidung lo gak semerah itu," ujar Natten dengan spontan. Sela yang tak bisa menyembunyikan kesedihannya lagi pun menaruh kedua tangannya di pundak Natten.

"Gue.. sedih!" ucap Sela dengan setengah berteriak.

Natten tersenyum simpul sambil mengusap pelan kepala gadis itu, "kannst du mir sagen, Sela?"

Sela memanyunkan bibirnya sebal, " Gue tuh lagi sedih, jangan bicara pakai Bahasa Jerman dong!"

"Hahaha, gini deh. Lo mau cerita?" Sela mengangguk pelan. Spontan Natten menarik pergelangan tangan Sela, "Kalo gitu, kita harus ke tempat yang bagus!"

"Oh ya, kalo pulangmu agak terlambat gak apa kan?"

"Emang kita mau kemana?" tanya Sela penasaran.

Natten menatap Sela hangat, "Ra-ha-sia," lekas Natten dan Sela pun berjalan menuju parkiran motor. Natten yang sudah naik motornya itu pun membonceng Sela dan melesat pergi dari sekolah.

Disamping itu, Satria menatap mereka dari kejauhan dengan mengepalkan tangannya. Ia merasa berada di posisi yang membingungkan. Kemudian Vano dari belakang menghampiri dan merangkul pundak Satria. "Hei, natap siapa? Udah lo apelin aja yang barusan tuh," canda Vano tengan raut wajah khasnya yang menyebalkan.

Satria mendengus kesal.

*

Nicole mengajak Rahma ke toilet dental paksa, Rahma yang tergopoh-gopoh pun melepas cengkeraman tang Nicole. "Lo apa-apaan sih?"

"Lo itu yang apa-apaan, maksud lo apa kek begitu?" tanya Nicole dengan sinis. Rahma mengernyitkan dahinya, "Gue kan emang minta bantuan dia, Nic. Dan gue udah jadian sama Satria, yaudah, tinggal bilang makasih kan gu-" tanpa basa-basi lagi Nicole menampar keras pipi Rahma.

"Gabisa ya lo biarin Sela itu bahagia, walopun dikit aja. Lo gak inget dua tahun lalu.."

Rahma memegang pipinya yang memerah dan menatap Nicole sinis, "Udah lewat, toh dia gak bakal ingat, Nic. Udah ya, gue ga ada urusan sama lo sekarang." Tukas Rahma, lalu ia pergi meninggalkan Nicole yang masih berdiri.

*

"Dah sampe," ujar Natten setelah memarkirkan motornya. Sela dengan bingung bertanya kepada Natten. "Kenapa malah ke toko buku?"

"Lo kan suka buku, kesini aja. Lo beli buku, buku puisi cinta. Ups," cengir Natten jahil. Sela tersenyum kecil.

"Nat, kenapa lo repot-repot ngajak gue kesini?"

"Karena mau ngehibur, gak boleh?"

Sela menatap Natten, "Boleh sih, tapi.."

Natten mencibir kesal dan langsung menarik tangan Sela. "Udah buruan, gue yang bayar."

"Danke!" ucap Sela girang.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Nov 09, 2018 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

MomentsWhere stories live. Discover now