Bab 7 - Sebuah Rasa

538 16 3
                                    

Cukup mengawasimu dari jauh saja, sebab aku sadar bahwa tanganku tak akan bisa menggapaimu

-Baryan Pratama-

[]


Pulang sekolah, baiklah itu adalah waktu yang ditunggu-tunggu bagi semua kalangan orang yang masih bersekolah. Begitu juga dengan Sela, yang sedang heboh mengobrol dengan kedua sahabatnya itu.

"Eh Satria bisa pingsan juga haha," kata Sela sambil tertawa.

Nicole spontan menjitak kepala Sela. "Ya iyalah lo kira apaan,"

"Habis kan dia kek dingin gitu," sanggah Sela.

Rahma yang sedari tadi minum chocolate blendnya memperhatikan kedua temannya itu berbincang. "Sel.. lo suka sama Satria ya?"

Sela membelalakkan matanya. "Hah! Ya gak mungkinlah, gue kan cuma temennya doang. Lagian dia murid baru kan, gue juga gak kenal dia dalem banget. Masa bisa suka sih, apaan lo dah?"

Rahma tersenyum tipis setelah mendengar jawaban Sela yang menurutnya menenangkan. "Kalo gitu boleh minta tolong?"

Nicole menatap keduanya dengan penasaran. "Lo mau minta tolong apa? Biar gue sama Sela bantu dah, kita kan sahabat!"

Rahma menghela nafas. "Bantuin gue, biar bisa jadian sama Satria."

Sela menatap Rahma. "Hah?"

*


"Eh Yan! Lo abis ini senggang gak?" tanya Satria yang sedang duduk disebelah Ryan.

Ryan yang mengambil jaketnya dari tas itupun mengangguk. "Iya sob, gue gak tau mau ngapain. Nongkrong yuk?"

"Tumben lo ngajak, yodah. Di kafe deket sekolah itu kan? Gue capcus, cepet nyusul lo," kata Satria sambil menyalakan mesin motornya dan pergi meninggalkan Ryan yang masih memakai jaket.

Setelah sampai di kafe, Satria duduk di sebuah meja yang terdapat dua kursi. Lalu ia memanggil pelayan untuk meminta menu. Tak lama kemudian, Ryan sampai juga di kafe dan duduk didepan Satria.

"Mau minum apaan lo? Cepetan." Kata Satria.

"Sabar anjir, baru juga gue duduk. Tarik nafas dulu lah gue, gue Vanilla Latte aja,"

Satria memberitahu pelayan apa pesanannya lalu pelayan itu mengangguk dan pergi meninggalkan mereka berdua.

Satria mengeluarkan buku yang ukurannya sangat kecil beserta pena. "Yan, menurut lo kalo nembak cewe pake apaan ya? Bunga? Atau boneka gitu?"

"Lo mau nembak si Sela jangan-jangan?" Tebak Ryan. Satria terkejut dan tersenyum tipis.

"Haha, tau aja lo."

Ryan terkekeh. "Gue kan cenayang." Lalu Ryan menaruh kepala di lipatan tangannya.

"Sat, gue.."

"Apaan?"

"Lo tau gak kalo gue temen masa kecilnya Sela?"

Satria langsung terkejut dan berdiri hingga membuat sedikit kegaduhan. "Hah? Serius?"

Ryan mencoba menenangkan Satria. "Iya, cuma Sela gak ingat gue karena 2 tahun lalu dia kecelakaan dan dia lupa ingatan," jelas Ryan panjang lebar.

"Lah, lalu dia inget ortunya gitu? Sama lo inget?"

Ryan menggeleng pelan. "Ortunya pun berusaha bikin dia inget sih, cuma sampai sekarang Sela belum pernah ngobrol sama gue sejak kecelakaan itu. Alias dia gak kenal gue sekarang, dan lo tau? Gue udah kenal dia 13 tahun, Sat." Ryan menjelaskan lagi hingga Satria melongo.

Lalu pelayan datang membawa pesanan mereka, setelah itu mereka lanjut berbincang. Satria yang sedari tadi menyimak akhirnya menanyakan suatu hal. "Jadi, lo suka sama Sela?"

Ryan mengangguk. "Selama 13 tahun gue udah suka sama Sela, tapi gue gak berani ngomong. Gue takut pertemanan kita hancur, cuman dia dah keburu amnesia. Lo kalo mau nembak gak papa kok, gue bantu sebisa gue."

Satria merasa bersalah dan menggertakkan giginya. "Gue gak tau, Yan. Lo kenapa juga baru cerita sekarang,"

"Lah orang lo baru kenal Sela juga kan, dia lebih tua daripada gue sih sebenarnya."

Satria membentuk huruf O di mulutnya. "Lo lahir kapan?"

"24 April, lo Sat?"

"Gue 1 Januari,"

"Sama kaya Sela, dia juga 1 Januari." Kata Ryan.

Satria terkekeh mendengarnya. "Yan, gue gak jadi nembak dia, gue gak mau lo sakit hati karena keegoisan gue." Jelasnya.

Ryan yang sedang menyeruput Vanilla Lattenya pun tersedak. "Anjir! Kagak papa juga kali, gue kan gak melarang lo. Lagian Sela keliatan suka sama lo kok,"

Satria merasa geram. "Lo mending jujur, lo suka sama Sela?"

"Ya, selama 13 tahun."

*


Sela menatap Rahma. "Hah?"

Nicole menatap Rahma tajam. "Lo minta tolong itu? Seriusan?"

Rahma tersenyum tipis dan menatap kedua temannya itu. "Iya, gue suka Satria dan gue pengen kalian bantuin gue jadian sama dia, lo gak marah kan Sel?"

Sela yang masih terdiam pun angkat bicara. "Enggak lah, ngapain marah. Kan gue gak ada bilang suka sama Satria tuh."

Rahma tersenyum puas. "Berarti kalian bisa bantuin aku? Tolong ya, hehe gue suka sama dia sejak dia perkenalan itu. Kan gue juga ngamatin dia waktu itu." Jelas Rahma dengan girang.

"Rah, Nic, gue balik dulu ya? Mama gue dah jemput tuh," pamit Sela sambil menunjuk sebuah mobil putih yang terparkir didepan gerbang sekolah.

"Iya Sel, hati-hati!" teriak keduanya sambil melambaikan tangan.

Sela memasuki mobil. "Ma, Aku bingung."

Olivia yang sedang menyetir pun menanggapi. "Bingung kenapa?"

"Aku suka orang tapi ku masih pendam itu. Sahabatku malah juga suka sama orangnya, Kak Sandi kok belum pulang sih? Kan aku bisa tanya masalah ini ke dia." Gerutu Sela sambil menyerucutkan bibirnya.

Olivia terkekeh mendengar anaknya yang terlihat kesal itu. "Nanti malem Sandi pulang, yah kalo Mama jadi kamu sih.. Mama perjuangin cinta Mama lah. Dulu sahabat Mama juga rebutan sama Mama dapetin Papa kamu tuh," Olivia menjelaskan diselipkan nyengirnya yang khas.

"Hm.. gitu ya, tapi aku gak mau sahabatku jauhin aku,"

"Yaudah nanti tanya sama Sandi ya,"

Sampai di rumah, Sela bergegas menuju kamarnya. Ia melempar tas ranselnya ke sembarang tempat, ia menatap dirinya di cermin. Ia memikirkan kejadian di UKS yang menurutnya itu manis. Tiba-tiba ingatannya buyar karena mengingat permintaan Rahma sewaktu di sekolah tadi

"Rahma.. gue, gue udah jatuh cinta sama Satria. Apa mesti gue ngalah demi lo?"

Dengan perasaan yang campur aduk, Sela memejamkan kedua matanya sejenak sambil menghela napas panjang.


*

Omaigat, wkwk.. Authornya mulai songong :V kek berasa ada bumbu-bumbu penikungan yak?  ikuti terus cerita Moments! Like, vote, dan komentar akan sangat membantuu. Arigatou na~!


Regards,

MomentsWhere stories live. Discover now