BAGIAN 8

667 38 0
                                    

"Ga usah Bi, Bibi disitu aja, Aisyah udah bangun kok. " Ucap Aisyah tiba-tiba dengan menuruni tangga satu persatu.

Kaget. "Loh ternyata kamu udah bangun, kirain Teh Cipa kamu belum bangun. "

"Udah dong, kan alarmnya tepat waktu. " Nyengir kuda.

"Lah.. Kirain kamu udah bisa bangun tanpa bantuan apapun! Oh ya, Bibi makan bareng kita aja, biar ga berasa sepi-sepi amat Bi. "

"Enggak Non, bibi mah makan di dapur aja, permisi Non. " Pergi.

Aisyah menghentikan langkah Bi Siti dan menyuruhnya untuk duduk di kursi. "Ih udah lah Bi Siti makan bareng kita aja, harus mau kapan lagi Bi Siti makan bareng sama kita,ya gak Teh? "

"Iya, udah ini Bi Siti makan, Bi Siti pilih lauknya sendiri aja ya." Memberi sepiring nasi.

"Makasih Non, Bibi jadi sungkan malah Non yang ngambilin makanan buat Bibi. "

"Ya gapapa lah, Bibi kan juga udah kita anggap kaya keluarga kita sendiri Bi. " Ucap Rasyifa.

Aisyah yang heran melihat rumahnya sepi, langsung bertanya pada kakaknya. "Tumben di rumah sepi Teh? Mama sama Papa kemana? "

"Mama sama Papa tadi pagi-pagi buta berangkat ke Singapura Syah. "

"Loh? Kok mendadak? Kenapa? Ini pasti karena ulah Aisyah kan, karena perilaku Aisyah kemarin sore, iya kan Kak? " Merasa bersalah.

"Enggak kok, mereka ke Singapura buat ngurus bisnis mereka disana yang lagi krisis. "

"Teh Cipa beneran kan? Ga bohong ke Aisyah? "

"Ya enggak lah, udah sekarang kamu makan, terus kita berangkat ke kampus, oke. "

"Hemm.. Oke lah Teh. "

Tepat setelah mereka selesai makan, datang Ari dan Azka dengan gaya yang berbeda.

"Pagi Syifa.. Pagi Aisyah, Syif! Kamu udah siap belum buat berangkat ke kampus? " Tanya Azka dengan ramahnya.

"Azka? Ari? Penampilan kalian hari ini kok kayaknya beda ya? " Bingung Syifa.

"Ya gapapa biar ga keliatan terlalu formal aja Syif, yaudah Syif ayo kita berangkat. " Menggandeng tangan Syifa.

"Et.. Et bentar, emang kamu sama Ari udah makan? Kalau belum, makan dulu gih! " Suruh Syifa.

"Alah.. Kalau itu mah gampang, yaudah ayo berangkat ntar telat loh, katanya hari ini ada ujian musik? "

"Oh iya lupa, yaudah ayo kita berangkat, Syah, Ari.. Teteh berangkat dulu ya, Assalamualaikum. "

"Waalaikumsalam, hati-hati ya Teh. " Teriak Aisyah.

Setelah kepergian Azka dan Rasyifa, Ari dan Aisyah malah saling diam, namun tak berapa lama, Ari memecahkan keheningan tersebut.

"Eh, lo kenapa malah diem dan asik duduk manis disitu, ga kuliah lo? " Tanya Ari dengan tatapan tajamnya.

"Wih, santai dong kalo ngomong, ya kuliah lah.. Tapi berangkatnya agak nantian aja. "

"Lah? Kenapa? Bukannya lo hari ini ada kuliah pagi? "

"Kok lo tau kalau gue hari ini ada kuliah pagi? "

"Udah gausah kepo, jawab pertanyaan gue aja. "

"Dasar pelit, iya emang gue ada kuliah pagi, tapi gue ga suka sama jam pelajaran paginya, jadi berangkatnya ntar an aja, udah sekarang lo santai-santai aja dulu. "

"Maksud lo? Lo bolos di jam pertama gitu? "

"Nah ntuh lo ngerti, udah gue mau ke kamar aja mau santai-santai dulu. " Pergi.

Tapi bukan Ari namanya jika dia membiarkan Aisyah untuk ngelakuin hal yang ga bener.

"Gak! Lo ga boleh bolos! Suka ga suka sama mata pelajarannya lo harus tetep masuk, udah sekarang lo ikut gue masuk mobil. " Menggenggam tangan Aisyah.

"Ish apaan nih! Gak! Gue gak mau! Ari lepasin!! Mama.. Papa tolong Aisyah. " Teriak Aisyah.

Ari tak menggubris teriakan Aisyah dan langsung memaksa Aisyah untuk masuk ke dalam mobil dan dengan cepat mengunci pintu mobil agar Aisyah tidak kabur, lalu segera melajukan mobilnya.

"Aaarriii!! Lo bener-bener ya, ini tuh namanya pemaksaan!! " Protes Aisyah.

"Pemaksaan dalam hal kebaikan. "

"Lo mah gitu, gak pernah bisa bikin gue seneng! "

"Udahlah tinggal nurut aja apa susahnya sih! "

"Yaudah iya! " Ketus Aisyah.

"Lah gitu kan enak. "

"Ari.. " Panggil Aisyah namun tak ada respon dari Ari.

"Arii,lo denger ga sih gue manggil lo."

"Denger. " Cuek Ari.

"Tapi kenapa lo malah diem aja sih kalau denger gue panggil? "

"Gue kan fokus nyetir. "

"Ih Ari ini gue mau ngomong serius ke lo! " Kesal Aisyah.

"Bisa serius juga lo? Yaudah mau ngomong apa? " Sedikit melihat ke arah Aisyah.

"Emm.. Anu.. Emm itu Ri.. " Ucap Aisyah terbata-bata.

"Eh, lo sebenarnya mau ngomong apa sih! Ngomong kok ana anu, ini itu! Yang jelas dong, gue mana ngerti kalau lo ngomongnya kayak gitu. " Protes Ari.

"Apa perlu gue ajarin lo ngomong yang bener? " Lanjut Ari.

"Jahat banget sih, Iya udah deh ini beneran, emm.. Gu.. Gue mau minta maaf ke lo soal yang kemarin. " Ucap Aisyah ragu.

"Hah? Barusan lo ngomong apa? "

"Lo beneran ga denger apa pura-pura ga denger sih? " Kesal Aisyah.

"Ya enggak sih, gue cuman pingin mastiin aja kalau tadi yang gue denger tuh bener apa enggak? " Ucap Ari memastikan.

"Iya bener, gue mau minta maaf ke lo Ri. " Melihat Ari.

Ari yang mendengar perkataan Aisyah secara otomatis langsung menghentikan mobil dan melihat ke arah Aisyah lalu tertawa sangat keras.

"Sumpah demi apa!! Seorang bad girl Aisyah bisa ngucapin kata maaf !!! Wow kaget gue."

"Lo kok ngerem-Nya mendadak sih, bahaya tau! " Omel Aisyah.

"Iya iya maaf, gue kaget aja sama yang barusan lo omongin ke gue. "

"Udah lah lo maafin gue gak? "

"Okey gue maafin, tapi lo harus ga boleh ada rencana buat bolos kuliah lagi dan gak ngadu ke orang tua lo yang enggak-enggak, lo harus janji! " Mengangkat jari kelingkingnya.

"Iya oke gue janji. " Mengaitkan jari kelingkingnya dengan jari kelingking Ari.

"Oke, good girl. " Kembali melajukan mobilnya.

Jodohku My Bodyguard Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang