05 - Petrikor

103 11 1
                                    


▬▬▬ Aneh.

Secara tiba-tiba, hujan turun siang ini. Cukup deras. Padahal matahari masih bersinar terik di atas sana.

Jimin melempar pandangan ke luar jendela. Langit cerah tampak kontras dengan lapangan sekolah yang mulai terendam genangan air. Agaknya perasaan alam sedang tidak menentu. Ia jadi berpikir bagaimana harus pulang kalau hujan tak reda sampai sekolah berakhir.

Sambil lalu, ditolehkannya kepala ke belakang, menemukan Jungkook tengah memandangi papan tulis lekat-lekat. Entah kenapa dia jadi aneh sejak kembali dari rooftop. Si Jeon memang biasa diam saat kelas, tapi kali ini bahkan nyaris tak bersuara sama sekali. Diajak bicara hanya melirik dan mendengus. Taehyung bertanya saja cuma ditanggapi dengan gelengan kepala.

Apa karena...

Netra Jimin mengarah pada meja kedua dari depan. Jung Jaewon kelihatan begitu tenang. Dia menopang dagu dengan kepalan tangan, sesekali mengangguk mendengar penjelasan guru. Rambutnya yang tergolong panjang untuk ukuran murid laki-laki ternyata tidak membuat pihak sekolah memberi teguran. Mungkin Jung Jaewon memang dia yang kemarin banyak dibicarakan orang. Sosok yang... berpengaruh.

Bahkan penghuni kelas menyambutnya dengan sangat baik seolah dia baru kembali dari perang dalam keadaan sehat dan membawa kemenangan. Namun menurut Jimin sendiri, memang tidak bisa dipungkiri kalau Jung Jaewon punya karisma serta aura positif sangat kuat. Terlebih dengan senyum yang tidak pernah luntur.

Tunggu.

Jimin memicingkan mata. Selama bersekolah, ia tahu ada dua kursi kosong di kelas. Dipikirnya itu memang bangku ekstra yang disediakan untuk keperluan tidak terduga. Misal ketika murid kelas lain harus mengikuti tes susulan berbarengan dengan tes di kelas Jimin. Hal sejenis pernah terjadi saat Jeonghan dari kelas sosial mengulang ujian matematika; dia bergabung ke kelas sains karena kebetulan Guru Ahn sedang mengadakan ujian dengan materi yang sama. Makanya Jimin tidak pernah ambil pusing soal kursi kosong.

Taehyung dan Jungkook juga tak mengatakan apa-apa. Malah terkadang Taehyung memakai bangku kosong itu untuk tidur siang. Tidak ada cerita tentang murid yang cuti panjang, sedangkan teman-teman lain pun diam. Karena itu Jimin sedikit kaget ketika tahu ada 'murid baru' yang sekelas dengannya.

Ternyata kursi milik Jung Jaewon.

Tapi kalau begitu... siapa pemilik kursi kedua?

"Ada yang mau ditanyakan?" Guru Song, pengajar Biologi, mengedarkan pandangan ke penjuru kelas sekaligus memecah lamunan Jimin sehingga ia spontan bergeleng. "Ibu tidak tahu kalian diam karena sudah mengerti, atau diam karena tidak paham sama sekali. Tapi, ya sudah. Untuk minggu ini tidak ada tugas. Hanya, tolong belajar lagi di rumah. Ada kuis minggu depan."

"Kuis lagi?" Im Bada mengeluh, disambut dengusan kompak dari sebagian murid. "Bu, Senin kemarin sudah kuis."

"Lalu? Kenapa kalau ibu mau mengadakan kuis lagi? Kalian keberatan?"

"Tentu saja. Minggu depan juga ada jadwal ujian vocabulary dan kimia."

"Hm... berarti kalian tidak mau kuis biologi?"

Seisi kelas mengangguk. "Please, Bu?"

"Oke."

"HAH? SERIUS?! Ibu sungguhan?"

"Iya. Tidak ada kuis," senyuman Guru Song terlihat manis namun agak ganjil, kemudian beliau membereskan barang-barang dan membungkuk ringan, "tapi nilai kalian kosong ya. Sampai jumpa."

Sekali lagi, kelas dipenuhi keluhan. Bada yang merasa bertanggung jawab segera mengejar Guru Song, diikuti oleh beberapa siswi untuk menemani. Dari tempat duduknya, Jimin bisa melihat mereka memeluk tangan wanita paruh baya yang ramah itu. Memohon untuk tetap mengadakan kuis agar bisa mendapat nilai, juga melakukan negosiasi supaya kuisnya dipermudah.

SELCOUTHWhere stories live. Discover now