06 - Karut

47 8 3
                                    

▬▬▬ Kalau diminta jujur, Taehyung lebih mengkhawatirkan kondisi Jungkook daripada pernyataan gadis itu tentang pertemuannya dengan Jimin.

Begini. Cho Hana bisa ada di sekitar mereka pada waktu yang tak terduga? Sama sekali bukan hal baru. Sudah tidak terhitung berapa kali dia muncul dalam waktu-waktu tak terprediksi entah dari mana dan di mana. Taehyung malah tidak akan kaget kalau gadis aneh sepertinya ikut gentayangan bersama hantu-hantu di laboratorium atau bahkan nongkrong santai di toilet pria sambil berbincang dengan wastafel.

Bagi Taehyung, Cho Hana memang demikian.

Sejak pertama kali melihat gadis berambut merah itu, Taehyung tahu kalau dia bukan orang biasa. Alasan nomor satu tentu karena dia didampingi Jung Jaewon, putra konglomerat terhormat yang punya pengaruh besar di sekolah dan yayasan. Alasan lain? Sederhana saja. Gadis itu berkepribadian unik. Dia tampak sangat 'jelas', tetapi di saat bersamaan juga terlihat begitu... abu-abu.

Semua yang berkaitan dengan Cho Hana terlalu ganjil bagi Taehyung.

Tentang dia yang menghadiri upacara penerimaan murid baru sambil membawa stoples penuh garam untuk kemudian ditaburkan ke penjuru aula. Tentang dia yang memakai kostum rubah di perayaan ulang tahun sekolah alih-alih mengenakan gaun putih sesuai ketetapan berbusana. Tentang dia yang malah memakai seragam lengkap dan berdandan super rapi saat Halloween. Tentang dia yang menghias wajah layaknya pemimpin suatu suku menggunakan krayon saat kunjungan ketua yayasan.

Juga tentang dia yang tidak pernah sekalipun lelah tersenyum pada Jeon Jungkook.

Jika perlu menjelaskan, jujur saja Taehyung sendiri tak pernah tahu sejak kapan Jungkook mulai menerima eksistensi Cho Hana di sisinya. Kendati bersama nyaris setiap saat, Taehyung benar-benar tidak mengerti bagaimana bisa si gadis aneh mendadak senantiasa mengiringi langkah Jungkook sambil sesekali melompat kecil dan melontarkan banyak pertanyaan. Bahkan ia tidak paham kenapa gadis itu tetap riang ketika Jungkook justru ganti melempar kalimat pedas padanya.

Tentu saja Taehyung sukses dibikin penasaran dan ingin mencari tahu langsung dari sang tokoh utama. Akan tetapi, Jungkook sebatas mengangkat bahu sambil bergumam pelan; kapan-kapan kukenalkan. Sangat aneh sekaligus lucu. Maksud Taehyung, tolong, seorang Jeon Jungkook bilang begitu? Sulit dipercaya. Kenapa juga manusia batu macam dia rela membuang energi demi mengenalkan gadis sejenis Cho Hana pada Kim Taehyung?

Sekali lagi, sulit dipercaya.

Namun kemudian, ya, Taehyung tidak banyak bertanya. Ia cukup bisa mencoba menahan diri dan bersikap maklum. Taehyung sempat menyadari bahwa terkadang Jungkook tampak berusaha keras menjaga jarak dari si gadis saat ada Jung Jaewon dalam radar. Di mata Taehyung, Jungkook tak ubahnya kekasih gelap yang berupaya habis-habisan agar tidak tertangkap basah.

Susah juga.

Si Pemuda Jeon memang tidak pernah menyukai putra konglomerat itu hingga sebisa mungkin menjauh darinya. Tetapi Taehyung terlalu perasa untuk tidak menyadari bahwa gadis-aneh-yang-selalu-bersama-si-putra-konglomerat justru sangat menyukai Jungkook dan mengerahkan upaya untuk terus mendekat. Ia berpendapat kalau hidup adalah drama, maka Jungkook dan pasangan Cho-Jung bisa sukses bermain dalam plot cinta segitiga berbasis love-hate-relationship yang bakalan meraih rating tinggi.

Menggelikan.

"Kamu temannya Jaewon juga?" kata Cho Hana pada pertemuan perdana mereka, mengekori Jungkook seraya menatap Taehyung dengan sinar mata yang terlihat silau. "Aku Hana, temannya Jaewon."

"Dia Taehyung."

Menggelikan juga; bagaimana untuk pertama kalinya sejak berteman di SMP, Jeon Jungkook secara sukarela memperkenalkan seorang Kim Taehyung pada orang lain dengan begitu sopan. Meskipun kemudian dilanjut nada dongkol yang khas. "Dia punya nama dan tidak semua orang adalah 'teman Jaewon', oke?"

SELCOUTHWhere stories live. Discover now