Bagian°46 ✔

72.3K 4.7K 912
                                    

*****

"Terima kasih telah hadir."
Ayara

𝐻𝒶𝓅𝓅𝓎 𝑅𝑒𝒶𝒹𝒾𝓃𝑔


Ayara mengerjapkan matanya, membuka matanya secara perlahan. Sayup-sayup Ayara mendengar seseorang memanggil namanya dengan bahagia, namun Ayara belum dapat memastikan siapa seseorang itu.

Seorang Dokter memasuki ruang rawat Ayara, beberapa menit memeriksa keadaan Ayara yang masih berusaha untuk membuka matanya. Hingga Ayara benar-benar membuka matanya.

Bau obat-obatan masuk kedalam indra penciuman Ayara saat membuka mata, Ayara menatap Dokter yang tersenyum menatapnya. Di belakang Dokter itu Maminya dan juga sahabatnya Elina juga ikut tersenyum menatapnya.

"Bagaimana keadaanmu Ayara? Apa yang saat ini kamu rasakan?" Tanya sang Dokter.

"S-sakit," jawab Ayara lemah.

"Apa ada luka serius pada anakku? Kenapa Ayara merasakan sakit?" Tanya Mami Ayara khawatir.

Dokter tersebut tersenyum hangat. "Luka benturan yang berada pada punggung Ayara sepertinya belum sembuh sepenuhnya, dan untuk itu saya sarankan agar pasien tidak melakukan aktivitas berat agar tulang belakang pasien bisa cepat sembuh."

"Berapa lama?" Tanya Elina.

"Kurang lebih dua minggu, pemulihannya akan cepat jika pasien tidak melakukan pergerakan yang berat," ujar Dokter tersebut.

"Jika begitu saya pamit, dua puluh menit lagi suster akan membawakan makan siang untuk pasien," ujar sang Dokter.

"Cepat sembuh ya Ayara," ujar Dokter tersebut menatap Ayara lalu berlalu keluar dari ruangan tersebut.

Mami Ayara dan Elina berjalan mendekat ke arah Ayara yang memejamkan matanya. Binar bahagia sangat jelas di mata keduanya.

"Mami," Ayara membuka matanya menatap Maminya yang meneteskan matanya.

"Ada apa sayang? Aya butuh sesuatu?" Tanya Mami Ayara menghapus air matanya.

"Aya haus."

Elina mengambil gelas yang berisi air di nakas, memberikannya kepada Ayara. Mami Ayara dengan sigap membantu Ayara untuk bangun. Setelahnya Ayara kembali berbaring seperti semula.

"Mami, badan Aya sakit," adu Ayara merasa sakit di seluruh badannya terutama bagian punggungnya yang sedikit nyeri.

"Itu hal yang wajar sayang," ujar Mami Ayara mencium kening anaknya.

"Mami, Aya kenapa?" Tanya Ayara bingung.

"Kamu gak ingat Aya?" Tanya Elina terkejut. Ayara menggelengkan kepalanya.

"Jangan di paksa ya, nanti Aya sendiri yang ingat. Jangan terlalu maksaan diri," ujar Mami Ayara tersenyum.

Ayara terdiam sejenak, memikirkan sesuatu, ada hal yang janggal menurutnya. Mata Ayara menatap seluruh penjuru kamar inapnya.

"Ada apa? Kau membutuhkan suatu?" Tanya Elina.

"Rangga," ujar Ayara pelan.

Mami Ayara tersenyum dan mengusap kepala anaknya. Ia juga masih bingung harus menjelaskannya seperti apa, ia takut membuat kondisi anaknya kembali memburuk.

Pintu ruangan Ayara terbuka, beberapa gadis yang seumuran dengan Ayara masuk kedalam ruang rawat Ayara dengan membawa beberapa makanan dan beberapa buah-buahan.

Rangga cruel boy [Completed]Where stories live. Discover now