Dari Sudut Mata

23 5 0
                                    

"Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh."

seorang remaja dengan tunik putih, jilbab putih serta sarung hijau tua membuka pintu kamar Khodijah dengan bibir tersenyum cerah melenggang masuk, tangannya menenteng kitab-kitab kuning, majmu kecil, serta buku catatan, sedang di saku bajunya terdapat pulpen tinta biru.

"Waalaikumussalam Warahmatullahi wabarakatuh, teh Nisa." Jawab penghuni kamar khodijah yang sedang pokus dengan kesibukannya masing-masing bersiap berangkat ke madrasah tempat kajian kitab.

" Teh Alin mana?" Tanya Nisa

"Masih di mushola, tadi baru pulang patrol pas asar jadi gak ikut berjamaah, tadi selesai mandi ke musola, paling bentar lagi turun kayanya." jawab salma yang sedang mengoleskan pelembab bibir.

Nisa pun keluar kamar lalu duduk di teras menunggu Alina, membuka majmu lalu membacanya dengan suara pelan. Tidak lama kemudin Alina turun dari mushola dengan meneteng mukena serta sejadah.

"Nis bentar ya! aku ambil kitab dulu!" Kata alina kala dia berjalan melewati Nisa. Nisa hanya mengangukan kepala sementara matanya masih terpejam dengan bibir sibuk merapal Nadhom Imriti yang sedang di hapalnya.

"Ayo!" Ajak Alina kala sudah mengambil perlengkapan mengajinya. Mereka pun berangkat bersama ke rumah kang Nasrul. Kebetulan mereka di bimbing kajian kitab kuning oleh kang Nasrul, dan kang Nasrul selalu menggunakan lantai dua rumahnya sebagai tempat mengaji para santri kelas tiga.

Nisa dan Alina memang selalu berangkat lebih awal, selain karena adab seorang santri yang seharusnya hadir lebih dulu di majlis, mereka juga ingin murojaah sebentar sebelum kajian di mulai.

Selain Alina dan Nisa ada beberapa santri dan santriwati juga yang mulai berdatangan mengambil tempat duduk masing-masing. Posisi duduk santri di depan langsung berhadapan pengajar, sedangkan santriwati di belakang yang di beri jarak.

"Teh, mang Izzu manggil tuh." Kata Nisa seraya mencolek kaki Alina, Alina yang awalnya pokus pada kitab yang sedang ia baca pun menoleh ke depan dimana Izzudin duduk.

"Kenapa mang?" Tanya Alina

"Ceu, nyorogkeun yang kemarin, boleh?." Pinta Izzudin, karena kemarin ia tidak mengaji karena ada kegiatan di sekolah.

" Boleh, tapi maaf jika ada yang salah." Jawab Alina

Sebenarnya ini bukan pertama kalinya Izzudin meminta bantuannya menambal kitab yang makna nya terlewat atau dia yang tak hadir mengaji. Di mulai tak lama sejak Alina naik kelas tiga beberapa bulan lalu, Alina yang selalu bersemangat mengaji, menjawab ketika di tanya pengajar terkait materi yang di kaji. Terkadang dia akan beradu argumen dengan santri lain, sehingga Alina mulai jadi pusat perhatian ketika kajian sedang berlangsung. Karena pemikiran dan keberanian Alina menjawab walau terkadang salah dan pengajar meluruskannya.

Izzudin adalah Santri kalong, di sekolah ia merupakan pengurus OSIS yang aktif, selalu banyak kegiatan  sehingga kadang ia terlambat datang mengaji.

Untuk melengkapi memaknai kitabnya Izzudin selalu meminta bantuan pada temannya yang kemarin hadir mengaji itupun dengan modal memaksa. namun akhir-akhir ini ia selalu meminta bantuan kepada Alina karena Alina selalu dengan mudah menyanggupi ketika di mintai bantuan melengkapi memaknai kitab

                                        ***

"Teh Alin, mang Izzu dari tadi lirik-lirik sebelah sini. Kayanya liatin teteh deh." Bisik Nisa kala sedang mendengarkan penjelasan kajian dari kang Nasrul.

"Ah ada-ada aja kamu Nis, liatin yang lain kali di belakang kita." Sanggah Aina berbisik pelan sambil menunduk

"Ihh bener ke teh Aina, kok arahnya lurus ke sini deh." Kekeh Nisa tak ingin kalah

"Udah ahh, dengerin tuh nanti gak ngerti nangis lagi." Balas Aina seraya berbisik

Nisa pun kembali pokus pada penjelasan kang Nasrul, sementara Alina penasaran dengan apa yang di katakan Alina barusan. Apakah benar mang Izzudin tengah memperhatikan dirinya. Setelah beberapa lama Alina penasaran, lalu secara perlahan dan tipis ia mulai menoleh sedikit, melihat Izzudin. Alina kaget ternyata memang benaryang di katakan Nisa bahwa Izzudin sedang memperhatikan nya.

'Ada apa ya? Kok melihat ke sini terus.' pikir Alina

Alina menunduk dan mencoba fokus pada kajian walau hatinya terus menoleh penasaran

                  

To be continue

Assalamualaikum warahmatullahi wabarokatuh Hallo teman-teman semua, ini cerita perdana aku dan semoga kalian suka.
Event IWZ memang luar biasa, memaksa diri menulis dan menulis.

Bagi teman teman semua jangan lupa vote ya, dukung saya di PAMER IWZ

Melukiskan Pelangiku #IWZPAMER2023Nơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ