Kuncupnya Mulai Mekar

10 2 0
                                    

"Selagi masih bisa mencari yang dekat jangan mencari yang jauh. Selagi masih bisa Sam santri jangan mencari selain santri."
***

"Kafa'ah atau biasa kita menyebutnya sekufu bisa di artikan sebagai kesetaraan derajat suami di hadapan istrinya. Dalam syariat Islam, sekufu diberlakukan sebagai sesuatu yang “dipertimbangkan” dalam nikah, namun tidak berkaitan dengan keabsahannya. Hal tersebut sebagaimana dijelaskan Imam Zakaria al-Anshari dalam Fathul Wahab bi Syarhi Minhaj al-Thalab (Beirut: Dar al-Fikr), juz II, hal. 47:

فَصْلٌ: فِي الْكَفَاءَةِ الْمُعْتَبَرَةِ فِي النِّكَاحِ لَا لِصِحَّتِهِ بَلْ لِأَنَّهَا حَقٌّ لِلْمَرْأَةِ وَالْوَلِيِّ فَلَهُمَا إسْقَاطُهَا

Pasal tentang kafa'ah yang menjadi pertimbangan dalam nikah, bukan pada soal keabsahannya, namun hal tersebut merupakan hak calon istri dan wali, maka mereka berdua berhak menggugurkannya.

Dari pernyataan itu bisa kita pahami bahwa kafa'ah merupakan hak bagi calon istri dan wali. Artinya mereka berdua berhak membatalkan rencana pernikahan jika terbukti bahwa calon suami tidak setara dengan calon istri. Meski demikian, jika atas pertimbangan tertentu ternyata calon istri atau wali menerima dengan kondisi calon suami yang ternyata lebih rendah derajatnya, maka pernikahan tetap sah diberlangsungkan." Izzudin menjelaskan dengan intonasi yang lugas, ia sudah terbiasa berbicara di hadapan banyak orang.

Tampak beberapa santri yang mendengarkan lalu mencatat uraian Izzudin, sebagian sibuk dengan masing-masing, maka ruang madrosah yang luas itu riuh dengan suara para santri layaknya sarang tawon.

Tak sedikit santri putra yang membawa kopi hitam dan menyalakan rokok, asap  mengepul hingga sampai ke area santri putri. Santri putri yang tidak terima pun ada yang berteriak menegur untuk berhenti merokok ada juga yang menggedor-gedor hijab namun tidak di indahkan santri putra, mereka malah sengaja mengarahkan asapnya ke area santri putri.

Sedang santri putri ada beberapa yang membawa Snack, mengobrol, dan sebagian sibuk mencatat setiap materi yang di sampaikan mubalig.

"Menurut Imam Nawawi al-Bantani pada kitab Nihayatuz Zain (Beirut: Dar al-Fikr, 1316 H), hal. 311, kondisi-kondisi yang di pertimbangkan dalam kafa'ah Pertama, merdeka calon suami dan ayahnya. Kedua, terjaga agamanya. Ketiga nasab. Keempat pekerjaan. Kelima, terbebasnya suami dari aib nikah.

Jadi, seorang lelaki budak tidak kafa'ah bagi perempuan merdeka, wanita keturunan bani Hasyim dan bani Muthalib bukan kafa'ah bagi selainnya, lelaki fasiq tidak kafa'ah bagi wanita salehah, lelaki keturunan pedagang tidak kafa'ah bagi putri seorang ulama ahli fiqih, dan seterusnya.

Tujuan pemberlakukan soalan kafa'ah ini bukanlah bertujuan membeda-bedakan Muslim yang satu dengan lainnya, namun demi menjaga calon istri dan keluarganya dari “rasa malu”.

Memang, di hadapan Allah, manusia paling mulia adalah yang bertakwa, namun karena pernikahan ini selain dilihat dari sisi ibadah, juga harus dilihat dari sisi sosial kemanusiaan. Namun kafa'ah atau sekufu bukan bagian dari syarat yang membuat pernikahan sah.

Maka dalam alfiyah Ibnu Malik bait ke 63 mengatakan

وَفِي اخْتِيَارٍ لاَ يَجِيء الْمُنْفَصِلْ ¤ إذَا تَــــأَتَّى أنْ يَجِيء الْمُتَّــصِلْ

Dalam keadaan bisa memilih, tidak boleh mendatangkan Dhomir Munfashil jika masih memungkinkan untuk mendatangkan Dhomir Muttashil.

Selagi masih bisa mencari yang dekat jangan mencari yang jauh.

Selagi masih bisa Sama sesama santri jangan mencari selain santri." Urai Izzudin matanya mengedar ke setiap penjuru ruangan dimana semua santri duduk.

Aina duduk di belakang  dekat pintu yang terbuka untuk mendapatkan udara segar karena udara di dalam tersemat asap rokok bersama Nisa dan yang lainnya. Di pangkuannya terdapat buku dan pulpen di antara empat jarinya yang berarti ia sedang mencatat.

Aina yang awalnya menunduk pokus ke catatan mendongak, matanya mengarah ke atas tanda ia sedang berpikir. Bait alfiyah ini yang mereka bahas tadi sebelum Tablegan di mulai.

"Ceu Aina liatnya jangan ke atas di atas gak ada apa-apa, yang harus di lihat itu ada di depan." Izzudin yang memang tidak melewatkan untuk memperhatikan Aina melihatnya sedang berpikir mempunyai ide untuk menjahilinya.

Seketika saja semua santriwati menoleh ke belakang di mana Aina duduk.

"Cieeee." Semua santriwati menyorakinya, Aina tersentak kaget dengan yang Izzudin lakukan apalagi semua menatap kepadanya.

Udara seketika berubah menjadi panas, hingga rasa panasnya menjalar sampai ke wajah. Aina menunduk menyembunyikan rasa malu, tangannya menarik sarung Nisa pelan.

"Wajahnya merah. Salah tingkah nihh" Celetuk intan, santriwati yang duduk di depannya, sontak saja semua semakin penasaran dan menatap Aina kembali.

"Cieeee." gemuruh sorakan tak juga berhenti malah semakin menjadi-jadi.

To be continue

Hai teman-teman semua, selamat membaca!!
Semoga suka dengan ceritanya 🥰🥰

Jangan lupa vote ya!!
Tinggalkan kritikan dan saran juga



Melukiskan Pelangiku #IWZPAMER2023Where stories live. Discover now