Debaran

12 3 0
                                    

Adzan isya berkumandang menghentikan suara indah tadarus para santri, mushola yang tadinya riuh dengan ayat-ayat kitab suci kini C  Santri yang masih di luar mushola bergegas masuk, ada sebagian yang mengambil wudhu.

Aina yang baru pulang patrol bergegas ke kamar mandi mencuci muka, kemudian masuk kamar asrama dan bersiap berangkat mengaji, karena sedang haid jadi dia tidak ikut berjamaah solat.

Setelah santri yang solat berjemaah bubar, ia berangkat bergegas berangkat lebih awal.

"Teh Nisa, aku berangkat duluan ya." Kata Aina kala ia melihat gadis yang memakai mukena putih sedang menuruni tangga mushola.

"Pasti mau tidur dulu ya?" Selidik Nisa menyipitkan matanya menatap Aina tajam.

"Hehe.." Aina membalas dengan cengiran. "Ngantuk Ceu, takut nanti tidur nyenyak pas kajian. Nanti bangunin ya!" Imbuh Aina dengan mengedip kedipkan matanya layaknya anak kecil yang sedang meminta permen.

"Heh, dasar tukang tidur." Nisa mendengus "yaudah sana nanti gak keburu tidurnya. Hus hus!" Usir Nisa dengan mengibas-ngibaskan tangannya.

Aina hanya tertawa kecil dan berlalu menuju ke rumah kang Nasrul, kebetulan santri putra baru bubar solat berjamaah dari mesjid dan berhambur bergegas memasuki asrama.

Aina memasuki rumah dengan mengucap salam walaupun tidak ada yang menjawab, karena memang ia masuk lewat dapur dan sedang tidak ada orang di dapur. Menaiki tangga menuju tempat mengaji. Meletakan kitab lalu duduk, ketika hendak menyenderkan badan pada lemari kitab yang terdapat di sana, ia melihat boneka kelinci milik neng Raina putri dari kang Nasrul di keranjang tempat mainan. Aina meraih boneka itu lalu menjadikannya bantal, memejamkan mata mencoba tidur walau sebentar tetapi tidak segera tertidur. Mata terpejam namun dia masih sadar.

Setelah beberapa lama Aina masih tidak segera tidur namun matanya tetap terpejam, santri mulai berdatangan memasuki ruang mengaji tapi Aina tidak segera mengangkat kepalanya dari dekapan boneka perlahan ia tertidur.

Nisa datang bersama santriwati yang lainya dan duduk di sebelah Aina. "Itu yang tidur, pake boneka Neng Raina lagi, duh enak bener kayanya." Suara cempreng Nisa mengembalikan Aina dalam kesadarannya namun tidak membuka mata apalagi mengangkat kepala.

Aina merasakan boneka yang ia jadikan bantal ada yang menarik-narik pelan.

"Bentar lagi Ceu, aku belum tidur loh dari tadi." Kata Aina dengan suara merajuk tapi tidak membuka mata.

Nisa cekikikan di sebelahnya, sedang yang menarik boneka sudah berhenti.

"Ceu?" Panggil Nisa sambil mencolek pundak Aina

"Apa Ceu?" Jawab Aina dengan membuka mata

"Yang narik tuh telinga kelinci mang Izzu." Terang Nisa dengan senyuman jahilnya

Seketika Aina pun mengangkat wajahnya dari boneka dan menatap ke depan. Terlihat Izzudin yang cengengesan.

"Cieeeeeee." Sontak saja yang melihat kejadian itu langsung  heboh. Wajah Aina memerah dan menunduk sebentar lalu beralih memandang Nisa di sebelahnya. Lenyap sudah rasa kantuk yang sedari tadi menyerangnya bergantian malu juga debaran yang tak ia mengerti apa.

Ternyata yang menarik-narik kepala boneka kelinci tadi adalah Izzudin, karena boneka kelinci yang ia tiduri tadi berukuran cukup besar dan panjang serta memiliki telinga yang panjang. Karena Aina tidur di bagian kaki boneka itu lalu badan dan telinganya menjuntai ke depan dan Aina duduk di barisan bagian depan hingga memudahkan Izzudin meraih dan menarinya.

"Ihh Ceu, apaan sihhh." Aina mencoba menyanggah menutupi rasa malunya. Ia mencubit kaki Nisa lumayan keras.

"Aww, duhh galaknya yang lagi jatuh cinta." Kata Nisa lumayan keras. Tentu saja hal itu mengundang kehebohan santri-santri yang dekat dengan mereka. 

Aina melotot dan menatap tajam Nisa seolah menyanggah perkataanya.

"Jangan mengada-ada deh ya Nisa, nanti jadi fitnah." Aina tetap menyangkal dan menggeplak paha Nisa.

"Beneran juga tidak apa-apa." Jawab Nisa sambil mengusap-usap bekas geplakan Aina, lengkap sudah Nisa kakinya di cubit dan sekarang pahanya di geplak dan itu lumayan keras.

"Ceu, kitabku mana?" Tanya Nisa sambil celingukan mencari keberadaan kitabnya.

"Lah gak tahu, dari tadi gak ada kitab kamu tuh. Emang tadi di taro di mana?  Jawab dan tanya Nisa.

"Tadi di depan aku simpannya deh, kok gak ada ya." Kata Aina yakin.

"Tuh di lemari kitab bagian atas kitab siapa?" Lapor indah salah satu teman yang duduk di ujun barisan pertama.

Aina beranjak dan melihat, ya benar ini kitabnya. tapi siapa yang memindahkan nya.
"Siapa sih yang mindahin kitab aku?" Tanya Aina ambil mengambil kitab itu.

"Mang Izzu." Celetuk Sani yang duduk sebelah indah.
 
"Cieee cieeeee." Kehebohan kembali terjadi, Pipi Aina kembali memerah sedangkan Izzudin senyum salah tingkah. Lagi lagi Aina merasakan debaran itu, debaran yang tidak ia mengerti apa.

Kehebohan tidak juga usai sampai santri putra bagian depan memulai membaca doa barulah mereka berhenti dan membaca doa, lalu kang Nasrul pun duduk di kursi tempatnya mengajar dan memulai kajian kitab kuning.

***

Waktu menunjuka pukul 23.30 kajian kitab baru saja selesai, para santri turun dan kembali ke kamar masing-masing. Terlihat Aina yang terus saja kesana kemari mencari sendal.

"Perasaan tadi di taro di dekat pot bunga mawar deh kok gak ada ya." Gerutu Nisa pelan, Nisa pun ikut membantu mencari

"Di Ghosob si mang nih kayanya." Celetuk Nisa

"Gak, paling ada yang ngumpetin." Sahut Azmi yang baru saja keluar rumah bersama Izzudin. Sambil tersenyum kecil, memakai sandal swalow usang yang juga dua warna merah dan biru. Sedang Izzudin mencoba menahan tawa.

"Kok mang Azmi yakin gitu, apa mang tahu nihh." Tebak Nisa curiga melihat kelakuan dua pemuda itu.

"Iya lihat, tadi di pindahin Sama orang ke sebelah pot anggrek teteh pojok itu tuh dekat kran." Tunjuk azmi ke pojokan dekat kran air.

Aina pun berjalan ke tempat yang di tunjukan Azmi dan benar saja sendal swalow berwarna biru yang masih cerah itu nangkring di sana.

"Siapa sih yang mindahin? Bikin pusing aja nyari dari tadi." Gerutu Aina sambil mengangkat sendalnya dan menurunkannya di tanah lalu memakainya.

To be continue


Hi teman- teman gimana kabarnya?
Aku datang lagi nihhh dengan bab baru, semoga kalian suka.

Jangan lupa vote ya!!








Melukiskan Pelangiku #IWZPAMER2023Where stories live. Discover now