Part 7

5.4K 220 3
                                    

ini tanpa edit... jadi maaf kalau ada typo yah ._.v

Baby, you should've called me
When you were lonely
When you needed me to be there

Sadly, you never gave me
To many chances
To show you how much I care

I should've seen it comin'
I should've read the signs
Anyway, I guess it's over

(Westlife-Fool Again)

            Penjelasan? Penjelasan seperti apa yang harus didengarkan oleh Azura? Penjelasan apa? Apakah Reino ingin menjelaskan bahwa dia terlalu senang hidup di luar negeri sehingga melupakan janjinya untuk pulang waktu itu? Atau... Reino terlalu sibuk dengan pergaulannya bersama teman-teman barunya disana waktu itu sehingga tidak ingin pulang lagi ke Indonesia?

            Sudah cukup! Azura tidak perlu mendengarkan penjelasan apapun. Dengan satu gerakan cepat, Azura mendorong tubuh Reino agar dirinya terlepas dari pelukan laki-laki itu. Reino tidak membiarkan. Dia tidak ingin Azura terus bersikap dingin dan memusuhi dirinya. Dia ingin Azura kembali menjadi Azura yang seperti dulu. Hanya itu. Dia hanya ingin mendapatkan kesempatan kedua dan kata maaf dari bibir Azura.

            Apakah itu terlalu berlebihan?

            Tiba-tiba, sebuah tarikan keras pada bahunya membuat Reino berputar dan langsung saja sesuatu yang keras menghantam pelipisnya. Pelukannya pada tubuh Azura terlepas dan Reino mendesis kesakitan. Dia memegangi pelipisnya dan menoleh. Dilihatnya laki-laki yang pagi tadi memukulinya di pelataran parkir kampus sedang berdiri dengan gerakan bahu yang naik-turun. Laki-laki itu menarik lengan Azura hingga gadis itu berdiri dan langsung membawa Azura ke belakang tubuhnya.

            “Berani-beraninya lo datang ke rumah gue dan meluk adik gue! Lo mau cari mati, HAH?! Belum puas lo tadi pagi gue bikin babak belur?!” teriak Finn sambil mengepalkan kedua tangannya di sisi tubuhnya. Sementara itu, di belakang tubuh Finn, Azura berusaha mematikan hatinya. Dia mati-matian menahan airmatanya agar tidak bergulir turun membasahi wajahnya. Toh, baginya tidak terlalu sulit mematikan hati yang memang sudah lama mati.   

            Tapi... kenapa rasanya begini sakit?

            “Gue berani nyari mati kalau memang itu bisa membuat Azura mau dengarin penjelasan gue!” seru Reino sambil bangkit berdiri. Kini, kedua laki-laki yang hampir sama tinggi itu berdiri berhadapan. Yang satu berusaha untuk mendapatkan kata maaf dari orang yang mulai mengisi hatinya, sementara yang satu lagi berusaha sekuat tenaga untuk melindungi sang sepupu dari kegelapan yang kemungkinan besar kembali datang bersama laki-laki brengsek di depannya ini.

            “Cih! Silahkan mimpi kalau begitu!” dengus Finn sambil tertawa masam. “Lo pikir, gue akan ngebiarin lo dekatin Azura? Never! Lo udah nyakitin dia dan gue bersumpah nggak akan pernah biarin lo masuk ke kehidupan dia lagi!”

            “Tadi lo bilang Azura itu adik lo, seingat gue, Azura nggak punya Kakak.” Reino menyipitkan matanya dan melirik Azura yang mengalihkan tatapannya ke arah lain. “Atau lo sengaja ngomong kayak gitu? Biar gue takut? Padahal sebenarnya lo adalah laki-laki yang suka sama Azura, iya?”

            “Brengsek!”

            Baru saja Finn akan kembali menghajar Reino, cekalan pada lengannya membuat gerakan laki-laki itu berhenti. Dia menoleh dan mengerutkan kening ketika melihat Azura menggelengkan kepalanya sambil sebelah tangannya yang bebas memijat pelipisnya. Gadis itu memejamkan kedua mata dan menarik napas panjang.

COME BACKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang