Part 9

4.9K 217 5
                                    

maaf kalau ini update nya lama :)

makasih banyak yang udah mau nunggu... and i'm so sorry if this part iss dissapointing you :)

Didalam bilik kamar mandi perempuan, Andi menyembunyikan dirinya. Beruntung keadaan kamar mandi saat ini sedang kosong. Gadis itu menatap pantulan wajahnya yang terlihat kacau karena habis menangis di cermin westafel. Dibukanya kran air dan dibasuhnya wajah putihnya dengan air segar yang mengalir dari sana. Memang cukup menyegarkan, setidaknya untuk beberapa detik. Setelah itu, rasa sesak dan hampa itu kembali mendominasi. Menguasai dirinya tanpa ampun, hingga Andi sendiri merasa asing dengan keadaan dirinya saat ini.

            Dua tahun yang lalu... dua tahun yang lalu adalah masa-masa terindah dalam hidupnya. Dia baru menjadi mahasiswi di kampus ini. Berkenalan dengan teman-teman baru, mengobrol bersama mereka, bersenda gurau, tertawa dan lain sebagainya. Hal-hal yang dilakukan oleh remaja yang baru saja akan memasuki fase pendewasaan. Termasuk dalam hal perasaan. Saat itulah, untuk pertama kalinya dia bisa merasakan debaran jantungnya yang selalu meliar, napas tercekat di tenggorokan, aliran darah seperti terserap keluar dan yang paling utama adalah dia tidak bisa mengalihkan pandangannya dari sepasang mata abu-abu itu. Sepasang mata teduh namun terkesan tajam milik mahasiswa semester lima. Mahasiswa bernama... Stefan Marvino.

            Kalau orang selalu mengatakan bahwa ada yang namanya cinta pada pandangan pertama, maka Andi sedang mengalaminya saat itu. Dia tidak mau munafik pada dirinya sendiri. Dia jatuh dalam pesona mata abu-abu milik Stefan. Lucky for her, karena dia bisa berdekatan dengan laki-laki jangkung tersebut. Stefan ditugaskan oleh salah satu dosen untuk menjadi asistennya dan menggantikan sang dosen selama tiga bulan karena beliau harus pergi keluar kota untuk dinas. Sejak saat itu, Andi selalu mengobrol bersama Stefan. Bercanda bersama, tertawa, bertukar nomor ponsel, SMSan dan hal-hal kecil lainnya. Lalu, aktivitas itu mulai berlanjut ke jenjang yang lebih serius. Bertemu di luar jam kampus, sampai akhirnya, Stefan menyatakan cintanya pada Andi.

            Tak bisa digambarkan bagaimana kebahagiaan Andi saat Stefan menyatakan perasaannya waktu itu. Di sebuah taman indah yang dipenuhi dengan bunga-bunga, lilin-lilin kecil yang dibentuk menjadi kalimat ‘I Love You’, juga tiga orang pengamen yang disewa oleh Stefan untuk bermain gitar dan membawakan lagu Saat Terakhir milik ST 12. Andi sampai menutup mulutnya dengan kedua tangan dan tanpa bisa dicegah, airmata itu mengalir begitu saja.

            “Aku udah suka sama kamu waktu pertama kali aku ketemu kamu di kelas. Saat itu, aku nggak tau apa yang terjadi sama aku, tapi yang jelas....” Stefan menarik napas panjang dan menggenggam kedua tangan Andi. Sebelah tangannya dia gunakan untuk menghapus airmata yang mengalir di pipi mulus gadis itu. “Aku jatuh cinta sama kamu. Kamu udah berhasil mencuri hati aku dan aku dengan senang hati membiarkan hal itu. Aku tenggelam dalam tatapan mata kamu dan itu semua bikin aku selalu tersenyum layaknya orang gila setiap kali kamu menatap kedua mataku. Kamu mau, kan, ngasih aku kesempatan untuk jadi orang yang paling penting didalam ruang hati kamu? Ruang yang tentunya spesial, karena aku juga sudah menaruh nama kamu di ruang paling spesial di hati aku. Nggak akan pernah ada yang bisa mengganti itu semua. Cuma kamu... cuma kamu yang akan terus mengisi hari dan hati aku sampai nanti.” Itulah kalimat romantis yang diucapkan oleh Stefan kala itu. Ucapan tulus dari dasar hati Stefan yang paling dalam dan langsung dijawab dengan anggukan kepala oleh Andi.

            Seperti pasangan lainnya, Stefan selalu memanjakan Andi. Mencoba membuat senang gadis yang dicintainya itu. Mereka selalu menghabiskan waktu bersama. Entah itu di kampus maupun diluar kampus. Malam Minggu, mereka habiskan untuk belajar bersama di teras rumah Andi. Sambil memakan masakan Andi, minuman buatan Andi, kue-kue kering dan sebagainya. Stefan rupanya lebih menyukai untuk menghabiskan malam Minggu di rumah gadisnya ketimbang harus bermalam Minggu diluar.

COME BACKWhere stories live. Discover now