enam

1.4K 211 1
                                    

"Tan, lo ada kenal sama anak kelas sebelah gak?" tanya gue.

"IPA 2?"

"IPA 4."

Taniya malah menggoda gue. "Kenapa emang? Oooh, naksir sama anak IPA 4 ya lo?"

Gue mendecak sambil berkata, "Nanya aja gue."

"Siapa sih siapaaa?" tanya Taniya antusias.

"Tapi gue gak naksir dia. Cuma menarik aja gitu anaknya," kata gue sambil menahan malu.

"Iya siapa??? Hahaha gue kira lo anaknya gak gampang naksir orang." Taniya malah menertawakan gue.

"Gue gak naksir dia, Taniyaaa. Cuma orang itu selalu ada di dekat gue secara kebetulan. Jadi gue lumayan penasaran."

Dia masih menertawakan gue. "Iya siapa? Kepo nih gue."

"Setau gue namanya Ikram."

"Hah? Yang mana sih?"

"Setelah gue cari tau—"

Taniya memotong omongan gue, "Loh katanya gak naksir? Kok di kepoin?"

"Ih... Ya emang gak naksir. Lo tuh ya?! Dengerin gue duluuu..." gue merengek.

"Iya iya, sorry. Gue dengerin sekarang."

"Jadi setelah gue cari tau, ralat deh. Setelah gue inget-inget dia itu siapa, akhirnya gue inget. Dia tuh lumayan terkenal disini ternyata. Calon kapten futsal, Tan. Pas MOS dia tuh main futsal jago banget lo inget gak sih?" To be honest, gue emang mencoba mengingat siapa itu Ikram.

"Um, yang mana sih? Gak inget gue."

"Yah, yaudah lah. Nanti di kantin atau pas keluar kelas ketemu dia, gue kasih tau. Tapi lo jangan heboh."

"Siap, boss!" katanya sambil hormat.

\\\

Jam istirahat pun tiba. Taniya alias si manusia yang kepo banget hari ini, di bel pertama dia sudah siap berangkat ke kantin untuk melihat si tersangka yang kita omongin tadi. Pemilik sepatu biru, Ikram. Entah kenapa walaupun dia udah ganti sepatu jadi warna hitam, first impression gue ke dia dengan embel-embel sepatu biru masih kerasa sampai sekarang. Sampai di depan kelas, gue pun melihat sepatu biru Ikram melintas persis di depan gue dan Taniya yang mau pergi ke kantin.

Itu Ikram! Kembali dengan sepatu birunya.

Sepatu Biru IkramWhere stories live. Discover now