4

15 2 0
                                    

Langit sore hari yang berwarna kuning keorenan pun menjadi saksi bisu atas pernyataan Nao untuk kembali membalap di sirkuit. Namun, ketawa miris pun terdengar dari Nao dikarenakan Rin malah menyebut Lewis sebagai target tujuan utamanya Nao.

“Kan Lewis Hamilton menjadi yang tercepat saat ini,” Jawab Rin.

Nao masih saja meringis dengan jawabannya Rin.

“Banyak faktor pendukung soal yang menjadi yang tercepat. Dari pembalapnya sendiri, mobilnya, dan juga sirkuit yang dihadapi. Walau jujur, Lewis dengan tim Mercedes menjadi yang tercepat tahun ini.” Balas Nao memberikan alasan.

“Ah bener juga sih.”

Selagi Nao menjelaskan apa yang ia ketahui mengenai mobil F1 dan permasalahan jenjang dan juga biaya yang dibutuhkan, banyak mobil masuk ke dalam parkiran.

“Loh kenapa rame begini? Apakah ada yang balap malam ini?” Nao pun kebingungan.

“Iya ya. Ada apa ya?” tanya Rin sebelum akhirnya mendengar teriakan.

“OI! Roadster dari Tokyo itu datang kemari bersama dengan Lancer Evo putih! Persiapkan armada terbaik kalian!”

Ekspresi Nao dan Rin pun langsung berubah menjadi ekpresi cowo ngomong bruh ke teman akrab mereka. Mereka berdua tadi sore ngomongin Roadster itu dan mobil itu saat ini sedang menuju ke parking area tempat mereka tempat mereka berada saat ini.

Sementara itu, banyak orang yang malah mempersiapkan kendaraan mereka, dari sekedar melakukan pengecekan mesin, sampai malah mengganti komponen-komponen mobil mereka.

“Minggu kali ini mereka bakal melawan siapa ya ….”

“Banyak yang mengatakan kalau lawannya FC silver itu...”

“FC Silver? Dia kan ga ada disini hari ini. Mungkin FTO Merah itu kali lawannya.”

Mereka pun terus saja memprediski siapa lawan dari Roadster berwarna Hitam yang bakal menjadi lawan mereka hari itu sampai akhirnya Rin mencoba membuat prediksi siapa yang ia lawan.

“Nee, Nao, menurutmu siapa yang lawan Roadster itu?”

“Hee … mungkin lawan Silviamu kali, Rin,” Jawab Nao.

Rin pun tertawa sweatdrop mendengar jawaban Nao. Dia pun teringat satu hal yang sama antara dia dan pengendara Roadster itu. Namun, dia malah memutuskan untuk melempar pertanyaan dulu.

“Menurutmu apa yang sama?” tanya Rin.

“Karena sama-sama hitam?” Nao pun menanya balik ke Rin.

Rin pun tertawa karena jawaban Nao sangatlah ambigu sekali. Memang, mobilnya Rin terlihat sangat mencolok di parking area Akagi saat itu. Tapi, Rin pun berusaha meluruskan jawabannya Nao.

“Biasanya sih iya, nyari yang mencolok. Tapi … aku, lawan Roadster itu? Ga banget!” balas Rin sambil sesekali menepok jidatnya.

“He? Ga bangetnya kenapa?” Nao masih kebingungan.

“Nao, aku dan pengendara Roadster, Nagisawa-san itu … satu tim. Walau dia lebih sering berada di Tokyo.” Jawab Rin.

“Tim?”

Saat Nao mau bertanya kembali soal timnya Rin, Roadster itu pun masuk ke parking area dan parkir di tempat kosong sebelah Accordnya Nao. Namun, sesaat sebelum parkir, Nao melihat sosok pengendara Roadster itu dan dia keingat sesuatu.

“Loh, rasanya pernah lihat dia ….”

“Eh? Kenapa Nao?”

“Mungkin perasaanku saja kali ya. Tapi ….” gumam Nao.

Koraibu : I'm just delivering stuff and I have to drive like this!Where stories live. Discover now