12

16 0 0
                                    

Mata Nao berkedip berkali-kali melihat kupe yang menyalipnya dengan mudah barusan. Sesosok kupe putih dengan atap pendek dan sayap lebarnya setara bodinya membuat mobil itu terlihat sangat mencolok. Ditambah dengan lampu bulat kecil dengan 2 buah per sisinya, Nao pun menggelengkan kepalanya melihat kupe itu.

"Ga mungkin itu Makoto-nii kan yang bawa itu?" gumam Nao sambil sweatdrop.

Sesaat kemudian, kupe Lotus pun menjauh dari mobilnya Nao secepat kilat. Nao pun berusaha mengejarnya dengan menambah kecepatan pickup yang ia bawa. Namun, kupe putih itu sudah menghilang dari matanya Nao.

Nao yang menyadari perbedaan keduanya pun memelankan sedikit laju mobilnya. Dia yakin, bahkan dengan Accordnya dia tidak bisa mengejar mobil seperti itu.

Sesaat kemudian, dia pun sampai di penginapan Hoshikawa di dekat jalur Momiji line di Prefektur Tochigi. Penginapan dengan gaya bangunan ala era meiji berdiri dengan gagahnya dan terbagi dalam beberapa bangunan. Salah satu staffnya pun membimbing Nao menuju tempat drop-off barang.

Kemudian, dia memarkirkan mobilnya dan setelah mematikan mesinnya, dia turun dari mobilnya dan mukanya menunjukkan ekspresi kagum dengan pekerjaan dari staffnya yang sangat cepat menurunkan barang-barang dari pickupnya itu. Lalu,dia pun pergi menuju ke ruang khusus pengemudi dan dia disambut dengan meriah.

"Wah si Ghost buster dari Shibukawa baru pulang kesini!"

"Dia semakin cantik juga ya!"

"Hoho, kalo dulu terlihat seperti bocah yang sedang main-main. Sekarang kayaknya udah serius kan..."

Nao pun sweatdrop karena melihat kelakuan staf yang berada disana. mereka terlihat sangat bersemangat sekali melihat Nao dengan penampilan yang mengingatkan mereka pada masa lalunya.

Namun, tiba-tiba seorang perempuan pun mengdehem ke ruangan pengemudi itu. Mereka pun langsung merinding ketika melihat sosoknya. Seorang perempuan berrambut sebahu dengan model bergelombang dan berwarna hitam. Iris matanya yang berwarna merah pun membuat seluruh staff diruangan pengemudi tu pun langsung bubar ditempat dan kembali ke posisi masing masing.

"Mattaku, mereka belom juga kapok ya. Nao-nee-chan," Balas perempuan itu.

Nao pun sweatdrop mendengar ucapan perempuan itu. Ucapannya memang berasa pas banget dengan situasinya saat ini. Namun, Nao menggelengkan kepalanya sesaat dan dia pun memutar badannya sehingga dia dan perempuan itu bertatapan satu sama lain.

"Serika, kenapa kamu masih memanggilku Nee-chan? Padahal kita ga beda jauh loh." balas Nao sweatdrop.

"Mau gimana, aku kan lahirnya bulan Desember tahun 2000. ga kaya Nao-nee-chan yang malah lahirnya bulan maret," perempuan yang dipanggil Serika pun menggelengkan kepalanya.

"Ahaha... masih saja ya, anyway, kamu tumben minta belanjaan kirimnya dari rumah? Apa ada masalah apa?" tanya Nao yang sedikit basa-basi.

Serika pun menatap Nao sesaat lalu memperhatikan pakaiannya dari atas ke bawah dengan detail. Pakaian yang Nao pakai saat ini membuat kepalanya Serika pun mengeluarkan sebuah ide.

"Kau tau kan, kalau disini suka ada hantu nonggol? Nanti kita uji nyali yok."

Nao pun menggelengkan kepalanya sesaar kemudian. Ekspresi Nao pun masih terlihat takut saat ini. Badannya yang bergetar itu menunjukkan seberapa takutnya dia saat ini.

"Nao-nee-chan, jangan bilang kamu masih ketakutan sama hantu? Bahkan kejadian pas kamu SMP di Haruna waktu itu masih membekas ya?" Serika pun berusaha menggali informasi.

"B-bukan itu! Aku akhir-akhir ini juga melihat hantu di Haruna. Namun, orangnya berbeda," balas Nao.

"Hee, orangnya berbeda? Berarti ada kejadian baru di pegunungan Haruna selain kasus pembunuhan yang kamu ga sengaja jadi saksi?" pertanyaan Serika pun keluar.

"... kasus itu kan karena kebetulan aku nganter barang kesana ya. Lagian, salah satu teman korban ternyata ketemu lagi di Haruna. Walau situasi kali ini berbeda. Sangat gelap," Nao pun memegang bahu Serika.

"Sebelom lanjut, mending kita ke markas occult kita dulu deh. Bahaya ngobrol disini." tambahnya.

Serika pun sadar dengan situasinya saat ini dan dia mengajak Nao pergi menuju rumahnya. Yang lokasinya ga jauh dari penginapan Hoshikawa.

Mereka berdua sampai di kamarnya Serika yang juga menjadi base tempat ngumpul saat mereka membahas sesuatu yang terjadi saat membahas hal-hal mistis. Suasana kamarnya pun terlihat seperti kamar perempuan pada umumnya. Warna pink dan aksesoris imut pun terlihat jelas didalamnya.

"Kamarmu masih terlihat sama saja ya walau kamu dulu sempat kena chuuni bareng," Nao pun sweatdrop mengingat kamarnya Serika sekarang.

"Maa, aksesoris yang berhubungan ama Chuuni dulu aku simpan di lemari kok," balas Serika yang masuk duluan.

"Jadi, situasi apa yang Nao-nee-chan temui saat di Haruna akhir-akhir ini?" tanya Serika sambil duduk bersila walau dia sedang makai rok selutut.

"Hadeh, kebiasaan dari dulu ga berubah ya," balas Nao sweatdrop sebelum dia mulai menjawab pertanyaan Serika.

"Jadi, kan di kuil Haruna ada pemakaman seseorang dari luar negeri yang kebetulan meninggal disini karena dia menjadi korban kecelakaan di Tomei saat dia pulang dari Nagoya menuju Tokyo. Karena permintaan terakhirnya dia tidak ingin dikremasi, tentu menyulitkan dong mencari tempat yang pas untuk memakamkan jasadnya..." Nao pun menjelaskan sebelum dia menarik nafas kembali.

"Nah, kemudian, upacaranya dilaksanakan tuh di kuil dekat danau Haruna. Saat itu terjadi sedikit masalah. Bahkan sampai petinya sudah diturunkan masih saja cekcok gitu kaya ga bisa nerima kenyataan."

"Tapi, akhir-akhir ini roh orangnya terlihat di Haruna bahkan saat aku sedang mengirimkan barang di Haruna sampai aku pulang. Menakutkan ga sih situasi kaya gini?" Nao pun bertanya serius.

"Sebelum aku bertanya bagaimana caranya kamu bisa ketemu roh ini, apakah ada kejadian yang sepertinya mentrigger itu?" Serika pun menanyakan balik kepada Nao.

"Ada sih, pas pertama kali ketemu, aku bersama dengan Nagisawa-san..." Balas Nao.

"Maksudnya, Nagisawa-san yang sempet bikin kasus besar karena dia nyaris membunuh sekelompok geng yang membuat temannya terbunuh itu?" tanya Serika kaget.

"Iya, dia kan kembali lagi ke Jepang dengan membawa temannya itu, mereka kabarnya tinggal bersama sampai akhirnya temannya dimakamin di Haruna... tapi jujur, aku sebenarnya kasihan," balas Nao.

"Oh iya... aku juga paham sih rasanya. Tapi, kamu beneran masih takut ya... padahal aku mau ngajakin kamu jalan-jalan ke Momiji lagi. You know, kegiatan kita pas liburan musim panas dulu," Serika pun mengambil baju dari lemarinya.

"Kamu ini bener-bener... padahal aku mau nanya serius nih, Makoto-nii sekarang membalap juga?" tanya Nao.

"Makoto-nii? Iye. Dia mah makenya Lotus Exige sekarang." balas Serika

"...jadi bener ya..."

Koraibu : I'm just delivering stuff and I have to drive like this!Where stories live. Discover now