8

16 0 0
                                    

Keesokan harinya, Nao pun tertidur di parkiran hotel tempat dia biasa mengantar sayuran, ikan, buah-buahan, dan tahu. Akibat Nao melihat sesuatu yang seharusnya tidak dilihat setelah Kaede pergi dari parking area.

Efeknya, selama jam yang seharusnya ia tidur dia manfaatkan untuk membuka twitter dan kembali membaca sebuah thread yang sebenarnya dimulai sejak tahun kemarin. Tetapi karena ada balasan baru, dia pun membacanya.

"Untuk yang kemarin berada di Haruna, aku mohon maaf karena kejadian tidak mengenakkan yang membuatku pergi meninggalkan kalian. Aku memang belum sanggup untuk bertemu dengannya. Dan juga berbagai keinginan dia juga belum bisa terpenuhi. Maafkan aku..."

Dan juga berbagai balasan lainnya dalam berbagai bahasa yang Nao tidak bisa pahami. Namun, dia merasakan adanya kehangatan yang luar biasa dalam bahasan thread itu. Bukan hujatan seperti yang ia lihat dari tahun lalu. Yang dimana membuat akun itu pernah mengatakan hendak mengakhiri hidup seperti yang terjadi saat lima tahun yang lalu saat tweetnya dibuat.

Karena itu, Nao pun keasikan buka twitter sampai-sampai dia tidak sempat tidur sama sekali sampai ayahnya memanggil Nao dengan mengetuk pintu. Sesuatu yang ia lakukan saat waktunya sudah sangat mepet sekali.

Nao pun langsung bersiap-siap dan langsung berlari melewati tangga dan langsung masuk ke dalam Accordnya. Lalu, suara mesin itu pun terdengar kencang karena ia melajukannya dengan kecepatan yang sangat kencang. Namun, dia mampu untuk mengendalikannya.

Lalu, saat dia menurunkan barangnya karena dia kelelahan, dia nyaris ambruk setelah menurunkan bahan terakhir. Yang membuat staff yang biasanya membantu pun akhirnya membantunya berjalan kembali ke Accordnya. Dia pun tidur di bagian belakang Accordnya.

Kemudian cahaya matahari pun mulai masuk ke interior Accordnya. Dengan masuknya cahaya matahari, Nao pun bangun dari tidurnya.

"Are? Udah pagi saja... eh bentar, jam berapa sekarang?" Nao pun mengecek hpnya dari kantong celana training yang ia pakai buat jogging sama mengantar barang.

Dari display hpnya jamnya sudah menunjukkan angka 9:23 dan 16 panggilan tidak terjawab dari ayahnya yang membuat dia langsung memucat mukanya.

"Hawawawawawa.... Ketiduran lama dimobil padahal niatnya mau tidur setengah jam!!!"

Nao pun langsung lompat ke bagian pengemudi, memasukkan kunci, menyalakan mesin dan langsung ngebut menuruni pegunungan Haruna.

Setelah beberapa menit dia membawa Accordnya ngebut menuruni pegunungan Haruna, dia akhirnya sampai juga dirumahnya. Lalu, dia pun membuka pintu samping yang juga langsung menuju ruang tengah rumahnya.

Ayahnya yang baru saja selesai makan pun menatap Nao dengan ekspresi datar. Sedatar triplek yang masih bagus. Kemudian, dia pun mulai menggerakkan bibirnya.

"Tadi kamu udah tidur?"

Nao pun kaget mendengar pertanyaan sang ayah. Lalu, ekspresi kebingungan pun terlihat dari wajahnya.

"Eh? Ayah? Tadi kenapa nelpon enam belas kali?"

Lalu, sang ayah pun memiringkan kepalanya. Tidak mengerti apa yang Nao bicarakan.

Nao pun mengeluarkan HPnya dan langsung menunjukkan catatan panggilannya yang menunjukkan kalau ayahnya sudah menelpon sebanyak enam belas kali.

"Ah, itu... aku hanya nelpon sekali, tapi, tadi, Kaede datang kemari. Ekspresi wajahnya pas aku lagi nelpon kaya khawatir. Lagipula, kabarnya kamu melihat sosok mencurigakan ya?"

Pertanyaan dari ayahnya membuat Nao sadar apa yang terjadi pada kemarin malam yang membuatnya susah tidur.

"Iya. Sosok wanita gitu, yah."

Koraibu : I'm just delivering stuff and I have to drive like this!Where stories live. Discover now