11

25 0 0
                                    

A/N : kalau misalnya ngeliat pickup diatas, itu mobil yang dipakai Nao saat ini.

Keesokan harinya, Nao sedang beristirahat di kamarnya setelah menjalankan run hariannya sedang mengecek hpnya. Lalu. selagi ia sedang scrolling timeline-nya, ada sebuah twit yang membuatnya langsung bangun dari kasurnya. Buru-burulah ia pergi ke bawah lewat tangga.

"Tumben kamu buru-buru amat turun tangganya...."

Celetukan ayahnya pun membuat ia berhenti sesaat dia selesai turun dari tangganya. Nao pun melihat sekeliling ruangan tengah yang juga terhubung dengan dapur. Lalu, dia pun menarik nafas dan kekecewaan pun terlihat jelas di wajahnya.

"Kukira Serika-chan datang kesini setelah sekian lama...." balasnya.

"Hoo, kamu buru-buru turun dikira Serika-chan datang toh, sayang sekali."

Nao pun menggembungkan mukanya karena jawaban ayahnya yang terkesan bermain-main dengannya.

"Ayah, please... jangan bilang ada orderan yang masuk saat ini?" Nao pun mulai tertarik.

"Iya. Memang ada orderan. Tetapi, kamu harus membawa pickup. Tujuannya ya...," ayahnya pun berpikir sejenak sebelum akhirnya mulai mengingat.

"Ah, kamu masih ingat kan kalau Serika dan punya penginapan di Momiji line Tochigi kan?"

"Penginapan... itu?" Nao pun sweatdrop mengingatnya.

"Iya. Walau, ayah dulu ga tahan berada disana. Tapi, bibimu masih ingin ketemu denganmu sih," balas ayahnya.

"Hee, moga aja Makoto-nii ga jadi orang aneh ya... dulu kan dia maniak banget sama gundam," Nao pun sweatdrop mengingat kejadian terakhir kali ketemu.

"Also, ini kunci pickupnya. Kalau kamu mau nginap silahkan," ayahnya pun memberikan kunci pickup dan sebuah tas kecil.

"... Ayah! Aku kan belom tentu mau nginap disana lagi!" Nao pun kaget dengan tas kecilnya.

"Ho, padahal, kamu bisa ngobrol banyak dengan Serika loh. Apalagi dengan apa yang kamu liat di Haruna akhir-akhir ini."

Balasan ayahnya pun sukses membuat Nao memerah semerah buah tomat mendengarnya. Bahkan, Nao pun berpikir sejenak sebelum akhirnya dia memutuskan untuk pergi.

"Baiklah, tapi sebelumnya aku ijin buat kemas pakaian dulu," Nao pun langsung naik ke atas melalui tangganya, menuju ke kamarnya.

Selagi dia berada di kamarnya, Nao pun langsung membuka lemari pakaiannya dan mengambil sebuah tas ransel berukuran sedang. Tas ransel tersebut berwarna merah dan terlihat kecil sekali dibanding dengan badannya Nao saat ini.

"Ngapain aku ambil randoseru ini... ga cocok aku makenya. Berasa melakukan sebuah kejahatan," Nao pun sweatdrop sebelum akhirnya mencari lagi tas yang ada di dalam lemarinya.

Kemudian, tak lama kemudian, dia pun mencari tasnya kembali dan menemukan sebuah tas model selempangan dengan pegangan berwarna putih dengan tali hitamnya. Melihat tas tersebut yang masih dalam plastik membuat Nao geleng-geleng kepalanya.

"Jadi, tas yang aku baru beli pas kelas 2 SMA itu rupanya di dalam sini? Aku kira hilang saat baru diambil," Nao pun sweatdrop melihat tas itu.

Dia pun membuka plastik tasnya dan mengecek kondisi dalam tasnya. Setelah yakin tasnya dalam kondisi bagus, dia pun membuka lemari bajunya dan...

"Astaga...." Nao pun sweatdrop lagi melihat koleksi bajunya.

"Aku kira masa lalu kelam itu sudah hilang dari kamar ini. Ternyata aku masih menyimpannya. Dan.. pakaian ini apa masih muat ya?" gumamnya sambil mengambil beberapa pakaian dengan model lolita yang tersimpan rapi.

Setelah itu, dia pun mengganti pakaiannya dengan salah satu pakaian lolita yang ia punya dulu. Walau pakaian itu sudah sangat lama sekali, Nao pun masih bisa memakainya tanpa masalah apapun. Bahkan, dia pun baru sadar, pakaian dulu itu rupanya memang kebesaran untuk Nao.

"Tapi, kalau dipakai saat ini memang pas sih. Walau... roknya sedikit kependekan."

"... well, waktunya cari celana dalam yang cocok. Lagian, mau nyetir pakai ini aja deh," gumamnya saat dia memutuskan mengambil beberapa pakaian lolita itu dan memasukkannya kedalam tas putihnya.

Tak lama kemudian, Nao pun turun dengan tas sampingnya yang sudah berisi barang-barang yang menurutnya esensial untuk menginap dan membawa kembali kunci pickupnya. Yang tentu saja membuat ayahnya mulai isengin kembali.

"Hehe, nampaknya kamu mau melakukan pengusiran hantu ya habis ini."

"Moo, Ayah, please deh... habis aku malah menemukan pakaian ini di lemari dan aku langsung memakainya."

"Oh iya. Nanti setelah membawa pickupnya kamu ga usah ikut turunin. Soalnya, barangnya banyak dan staff disana juga banyak yang ngebantu."

Nao pun hanya bisa sweatdrop mendengar permintaan ayahnya. Tetapi, berdasarkan permintaan ayahnya itu, Nao pun mengangguk setuju.

Kemudian, dia pun berjalan menuju depan rumahnya dan mengambil sepatu yang merupakan sepatu model lolita yang sepertinya dia simpan di bagian dalam rak sepatunya. Melihat kondisi sepatunya, Nao malah bingung karena kondisinya masih bagus.

"... Aree...," gumamnya sweatdrop sambil memakai sepatunya.

Pintu rumah pun dibuka dan Nao pun langsung jalan menuju sebuah pickup dengan logo Toyota di kap mesinnya. Pickup itu memang tidak ada tanda usaha pemiliknya. Namun, Nao pun langsung naik kedalamnya tanpa masalah apapun. Bahkan dengan pakaiannya yang seperti goth lolita pun tak mengganggu Nao sama sekali.

Sementara itu, Ayahnya pun mengisi gelas kertas dengan air minum dan dia membawanya ke mobil yang digunakan oleh Nao.

"Hai, seperti biasa. Also, lebih hati-hati ya bawanya. Soalnya ini pickup bukan Accord yang biasa kamu bawa," itulah wejangan ayahnya saat dia menyerahkan gelas tersebut ke Nao.

"Tenang saja, yah. Seperti biasa ya...," balas Nao sambil menaroh gelas airnya di cup holder yang berada di sebelah kanan setir Toyotanya.

Lalu, Nao pun stater mobilnya dan kemudian dia pun pamit ke ayahnya sebelum menutup jendelanya dengan memutar tuasnya dan memindahkan tuas transmisinya ke posisi gigi satu sebelum bergerak maju.

Perjalanan Nao menuju penginapan yang berada di Tochigi dengan pickup Toyotanya pun dimulai. Dan Nao pun menemukan masalah pertama yang membuat dia menggelengkan kepalanya sesaat.

"Hadeh, pakai HP deh buat hiburan menuju penginapan sekaligus rumahnya Serika-chan deh."

Lalu, dia pun menaroh hpnya dan menyalakan musiknya sebagai hiburan dalam pickup itu karena pickup itu tak memiliki audio sebagai bawannya sama sekali. Untungnya cuacanya cukup membuat Nao nyaman karena matahari pun menyinari Shibukawa saat ini.

"Kalau hujan bahaya nih... tutup barangnya ga yakin bisa ngeprotect..." gumamnya sweatdrop.

Lalu, pickup itu pun berjalan pelan mengikuti arus lalu lintas dan terus berjalan menuju tujuan penginapannya dengan kecepatan yang biasa saja. Tanpa gerakan yang aneh-aneh dan juga sesuatu yang membahayakan keselamatan dirinya, barangnya dan orang-orang sekelilingnya.

Tetapi, di tengah jalan, pickupnya Nao pun didim oleh sebuah kupe berwarna putih. Satu kali, dua kali, Nao pun masih tak peduli karena jalur yang ia lewati memang sebelah kiri dan masih ada sisa di sebelah kanan untuk menyalip.

Namun, kupe itu pun masih mengedim dan membuat Nao mulai kesal dan dia pun menambah kecepatan pickupnya. Tapi, sesaat kemudian, suara mesin menggelegar pun terdengar dan kupe putih itu pun menyalip pickupnya Nao dengan mudahnya.

"... Kupe itu... Lotus?"

Koraibu : I'm just delivering stuff and I have to drive like this!Where stories live. Discover now