Bab 4

395 29 0
                                    

Author : CreedBakkara

- Tersedia di PE untuk membaca langsung TAMAT -

***


"Mengapa kau ketakutan seperti itu, hm?" tuan Rood menarik bocah omega malang itu kedalam dekapnya. Tubuh kecilnya jelas tertelan habis oleh kungkungan tubuh besarnya. Tak ada celah bagi Sin untuk meloloskan diri.

Sejak awal, bukankah ia memang tidak memiliki alasan untuk meloloskan diri?

Ini adalah pekerjaan. Dan ia harus cepat menyelesaikannya.

Setelah mencoba berdamai dengan rasa takutnya, pada akhirnya Sin sedikit menggeliatkan tubuhnya dalam dekapan laki-laki alpha bertubuh besar dan tegap ini.

Wangi tubuh tuan Rood memenuhi penciuman Sin. Harum. Jauh lebih harum daripada mereka para pelanggan yang biasa memakai tubuhnya.

Wangi harum yang perlahan mampu melelehkan Sin, seolah bocah omega malang itu mabuk dan terbawa kedalam wangi harum itu.

Tuan Rood cepat menyadari, sedikit ia meraih wajah cantik Sin untuk dibawa mendongak padanya. Wajah cantik yang begitu menggoda. Bibir kecil berisi berwarna merah merekah juga leher putih mulus yang nampak begitu jenjang dan menggiurkan.

"Sial. Ini hanya seorang bocah" dalam buasnya nafsu yang tertahan, tuan Rood masih mencoba untuk tidak langsung menerkam Sin.

"Tuan..." Sin sepertinya memang mabuk karena wangi harum tubuh tuan Rood. Parfum yang tuan Rood gunakan sepertinya sangat tajam untuk ukuran bocah seperti Sin.

"Tuan... Tuan akan memakan ku, bukan?" sebuah pertanyaan polos. Bibir yang mengulum sebuah senyum dalam wajah lelah dan pancaran mata penuh kepasrahan.

Siapapun pasti akan menyadari, jika bocah omega malang ini sudah tidak mampu lagi menahan beban tubuhnya sendiri.

Alpha kejam dan beringas seperti tuan Rood pun mampu dengan segera menyadari. Bocah dalam dekapannya ini sedang mati-matian menahan rasa sakit dari tubuhnya. Tuan Rood tidak tahu itu, sebelum akhirnya ia memiliki fikiran untuk membuka seluruh pakaian yang dikenakan bocah omega malang itu.

"Ahh, Tuan..." desahan manis yang saat ini keluar dari mulut manis bocah itupun entah mengapa malah semakin membuat tuan Rood berpikir. Desahan yang tidak benar-benar berasal dari rasa nikmat.

Itu hanyalah sebuah desahan yang sudah bocah omega malang itu pelajari untuk menarik dan merangsang lebih para pelanggannya.

Orang dewasa seperti apa yang tidak menyadari ini dan malah meneruskan untuk memakainya hingga puas?

Tuan Rood menanggalkan semua pakaian Sin, cepat membalikkan tubuh Sin dan membiarkan bocah omega malang itu menungging.

Sin yang masih dalam pengaruh parfum tuan Rood, tidak terlalu menyadari apa yang sebenarnya sedang terjadi. Bocah omega malang itu hanya terus mendesahkan kata nikmat dimana tuan Rood sudah menyadari jika itu hanyalah sebuah rekayasa bisnis.

"Brengsek, Xenon" umpatnya. Sembari tangannya dengan hati-hati membuka bongkahan kenyal dan putih dari bocah omega yang menungging. Wajah cantiknya mengekspresikan sebuah raut penuh nafsu yang sudah sangat ia dalami.

Hanya sebuah sandiwara dan Sin mampu melakukannya dengan sangat baik. Jujur, tuan Rood juga beberapa kali hampir tergoda dengan wajah bergairah Sin.

Emosi tuan Rood membuncah ketika melihat apa yang ada di depannya. Apa yang sedang terjadi kepada bocah omega ini.

"BRENGSEK!"

Sebuah umpatan tak akan mampu menyelesaikan apapun. Tubuh Sin sudah terluka. Harusnya siapapun bisa melihat, luka parah yang ada di bagian lubang belakang tubuh bocah omega malang ini. Luka yang jelas masih begitu basah dan baru.

Dengan luka seperti ini, bocah ini diharuskan melayaninya?

Xenon menipunya.

Bagaimana bisa seorang Rood menggauli seorang bocah yang sedang terluka seperti ini?

Apa mungkin, Xenon sedang mempermainkannya?

Jika dikatakan, ini memang pertama kalinya bagi Rood memesan seorang penghibur yang masih bocah. Itu karena Xenon terus menerus mengirimkan foto-foto vulgar dari sosok Sin. Dan seketika itu juga, Rood tertarik.

Namun, jika keadaan penghibur yang dibelinya seperti ini? Bagaimana ia akan melakukannya?

Ia memang brengsek, namun tidak bejad seperti mereka yang masih saja sengaja memakai bocah omega malang ini. Apalagi sengaja menjadikannya boneka pemuas nafsu tanpa memberinya sebuah kehidupan layak yang seharusnya ia dapatkan.

"Haah, sial."

Dengan sangat perlahan, direbahkannya tubuh Sin. Diambilnya sebuah selimut berwarna putih dan dipakaikannya kepada tubuh kecil Sin. Bocah omega malang di depannya yang entah bagaimana masih bisa menatapnya dengan tatapan sayu menggiurkan malah semakin memperbesar rasa kesal Rood terhadap Xenon dan Swan.

"Tuan... apa tuan tidak mau memakanku?" lirih ucapan Sin, cepat dibalas Rood.

"Bagaimana aku bisa memakanmu jika keadaanmu buruk seperti itu?" ia emosi. Namun, tidak pada bocah omega malang ini.

Perasaan yang tadinya biasa saja, saat ini berganti menjadi rasa iba yang begitu luar biasa kepada Sin.

"Tuan.."

"Sudahlah. Lebih baik kau tidur. Besok baru kita bicarakan, mengerti?"

Sin tidak mengerti, namun ia cepat mengangguk dan menurut. Sedikitnya ada kelegaan di raut wajah Sin karena Rood tidak jadi menggaulinya. Dan Rood sangat mengerti arti dari leganya ekspresi wajah Sin.

"Brengsek. Mati kau, Xenon"

Sumpah serapah Rood mengakhiri malam yang cukup mencengangkan ini. Lambat, ia ikut tertidur disamping Sin. Sebelum mata kelamnya benar-benar terlelap, ia perhatikan bagaimana raut wajah tenang dan cantiknya Sin saat tidur seperti ini.

Tanpa sadar, hatinya berbisik,

"Apa aku harus menunggumu hingga dewasa, baru aku bisa memilikimu seutuhnya?"

Mungkin ia tidak tahu, tetapi sepertinya ia telah terjatuh dalam sebuah perasaan rumit yang disebut cinta.

----

Esoknya, Sin terbangun dan mendapati dirinya masih berada di dalam kamar tuan Rood. Ketika manik besar coklatnya berkeliling, ia mendapati beberapa orang maid juga berada di dalam kamar yang sama dengannya. Karena ragu untuk bertanya, pada akhirnya Sin memilih diam. Hal itu disadari oleh para maid, mereka mendekat dan pelan mengajak Sin untuk bangun.

"Jangan takut, tuan Rood yang menyuruh kami untuk merawat anda hari ini." Salah seorang maid berkata. Sin terpaku diam, tidak mengerti dengan keadaannya sekarang.

Semalam, seingatnya ia memang tidak melakukan apapun dengan tuan Rood. Namun, bukankah semalam tuan Rood sudah menanggalkan seluruh pakaiannya? Dan menyuruhnya menungging. Kegiatan yang biasanya langsung ia lakukan jika bersama para pelanggan. Ketika ia menungging, para pelanggan akan dengan sangat senang memasukkan alat kejantanannya kepada lubang kecil Sin. Mereka akan merasakan betapa sempit lubangnya dan mendesah nikmat begitu hebat.

Untuk tuan Rood, sepertinya tidak ada kejadian seperti itu semalam. Sin diam, mencoba mengingat sebenarnya hal apa yang telah terjadi semalam.

Tidak ada.

Sin tidak dapat menemukan apapun pada tuan Rood.

Yang ia ingat hanya tuan Rood yang menyuruhnya untuk cepat tidur dan ia melakukannya dengan lega.

Sin berpikir, lama.

Sebelum akhirnya,

"Dimana tuan Rood?" tanyanya. Kekhawatiran sudah memenuhi perasaannya. Bagaimana jika tuan Rood saat ini berada di rumah dan menyampaikan ketidakpuasannya karena Sin tidak dapat melayaninya dengan baik?

"Dimana?? Dimana tuan Rood?? Kumohon cepat beri tahu aku dimana tuan Rood???!"

BL - The Darker, The Better (Original Indonesia)Where stories live. Discover now