Bab 2

487 42 0
                                    

Author : CreedBakkara

[Tersedia di PE / Private Event]

***


"Wah, ternyata benar kau memang sangat cantik seperti yang dijanjikan"

Tuan Rood yang sudah dinantikan datang. Tanpa basa-basi sosok dewasa dengan wajah bringas itu mendekat dan menyentuh wajah cantik bocah omega malang itu. Seringainya tergambar jelas ketika tuan Rood lebih memperhatikan bagaimana sempurna bocah omega kecil di depannya ini.

Pikirannya seketika dipenuhi dengan beragam hal menjijikkan yang nantinya akan sangat menyiksa Sin.

"Hahah! Xenon memang terbaik. Mengapa baru kemarin dia menawariku barang bagus seperti ini?" tawanya terdengar menjijikan.

Xenon? Itu adalah nama dari laki-laki alpha dewasa yang telah membawanya kepada tempat terpuruk ini.

"Ah, Swan! Aku bebas membawa bocah ini selama waktu yang dijanjikan, bukan?" laki-laki alpha dewasa yang bernama Rood itu memandang Swan. Meminta kepastian dari hal yang sudah dijanjikan olehnya dan Xenon.

Selama dua sosok itu bercakap, Sin hanya diam termenung. Memikirkan kira-kira hal apa yang akan terjadi padanya sesaat lagi?

Akankah tuan Rood akan memintanya melakukan hal yang seperti para pelanggannya minta? Ataukah mungkin, tuan Rood akan meminta hal yang lebih menjijikkan dan menyiksa daripada itu?

Sungguh, Sin sudah tidak sanggup membayangkan hal mengerikan itu.

Seandainya, ia bisa kabur.

Seandainya,

"Sayang, jangan melamun seperti itu. Lihat? Wajah cantikmu jadi terlihat tidak segar"

Teguran dari tuan Rood segera menyadarkan Sin dari lamunan. Mata besar dengan manik coklatnya dengan takut segera melirik Swan. Dan benar, wanita beta itu sudah menunjukkan ekspresi sangat tidak menyenangkan. Sin tahu, jika ia tidak segera memasang wajah menyenangkan maka akan habislah ia.

"Maaf, tuan. Sin hanya terlalu terpaku pada tuan..." senyum manisnya merekah. Manik lembut matanya hangat menatap sosok tuan Rood yang bringas dalam balutan jas hitamnya. Sin akui, wajah tuan Rood memang cukup tampan. Tubuhnya tinggi dan tegap. Suaranya juga terdengar begitu tegas namun tetap kebringasan ada di dalamnya.

Sudah beragam pelanggan yang Sin layani, sedikitnya ia mengerti bagaimana karakter tiap pelanggannya.

Untuk pelanggan kali ini, Sin tidak terlalu yakin. Karena, sejenak Sin dapat melihat sikap tuan Rood yang sangat mudah mengikuti alur.

Dan sepertinya, tuan Rood juga tipe yang mudah menyembunyikan emosi.

Padahal, biasanya alpha adalah makhluk yang bertemperamen tinggi dan mudah sekali terbawa emosi. Sangat berbeda dengan para kaum beta dan omega.

"Tuan..." bocah omega itu melangkah mendekatkan jarak antara dirinya dan tuan Rood. Begitu dekat, tangan kecilnya terulur untuk meraih ujung jas hitam tuan Rood. Wajah cantiknya mendongak, memperlihatkan bagaimana sempurna semua itu terlihat. Senyumnya perlahan mengembang, begitu nampak lembut dalam sayu pandangan mata besarnya.

Siapapun akan terjerumus kedalamnya. Siapapun tidak akan ada yang bisa menolaknya. Termasuk tuan Rood di depannya.

Swan yang melihat, segera mengembangkan senyum puas karena bocah omega aset terbaik milik tuannya menurut dan bekerja dengan sangat baik sesuai dengan perintahnya.

"Ya Tuhan, bagaimana kau bisa semenggiurkan ini?" Sin menyadari, saliva yang dengan indahnya tertelan begitu manik hitam tuan Rood menangkap sosok cantiknya. Setahu Sin, jika para pelanggannya sudah menelan saliva seperti itu maka, usahanya untuk menggoda telah berhasil. Karena setelahnya, para pelanggannya akan segera menelanjanginya kemudian memakan tubuhnya hingga cairan putih kental dari dalam tubuh mereka tak bisa lagi dikeluarkan.

BL - The Darker, The Better (Original Indonesia)Where stories live. Discover now