Bab 9

196 14 0
                                    

Author : CreedBakkara

- Tersedia di PE untuk membaca langsung TAMAT -

***


Rood sungguh tidak bergerak sedikitpun dari ruang peristirahatan para Omega penghibur. Dengan raut kesal, hati geram dan pikiran kelam ia ingin segera membunuh Swan dan Xenon. Juga para Omega yang entah bagaimana menontonnya seolah ia adalah seekor hewan sirkus.

Bagaimanapun ia harus mempertahankan diri dengan tidak mengeluarkan emosinya yang sudah meledak-ledak di dalam.

Mata hitamnya akan segera melotot ketika seseorang bergerak entah apapun gerakan itu. Seolah itu adalah sebuah gangguan pasti yang akan menghancurkan semedinya.

Karena keganasannya itulah, para Omega memilih pergi meninggalkannya sendirian di ruang istirahat.

Tentu hal itu adalah sebuah kelegaan bagi Rood karena Omega-Omega berisik dan tidak berguna menurutnya itu pergi. Omega hina yang hanya akan menghambat urusannya. Ia tidak sadar jika saat ini ia sendiri sedang memperjuangkan seorang Omega. Yang bahkan Omega itu bisa dikatakan lebih hina dari Omega yang lain.

Meski Omega yang telah diklaim menjadi miliknya itu adalah aset terbaik dari Xenon, tetap Xenon menganggap Sin hanyalah Omega hina yang tidak pantas mendapatkan kehidupan layak.

Mengapa?

Rood tidak terima ketika Xenon mengatakannya dengan raut tenang dan begitu santai.

Manusia bejat yang saat ini sedang berada di hadapannya. Meminum secangkir teh hangat yang disuguhi Swan beberapa detik lalu.

Xenon benar-benar datang hanya karena ia akan mengambil sang Omega.

"Bukankah kau bilang bocah itu sangat hina? Lalu mengapa kau tidak memberikannya saja padaku dengan cuma-cuma?"

Sembari merebahkan diri di atas sebuah sofa panjang, Rood berucap dengan menatap Xenon. Manusia Alpha yang selalu mampu bersikap tenang diberbagai keadaan. Sangat berbeda dengannya.

"Hmm." Sesuai dugaan inilah jawaban Xenon.

"Jadi berikan bocah itu padaku."

"Dia hina namun dia mampu menghasilkan berkali-kali lipat uang dari pada Omegaku yang lain."

"Brengsek. Dia masih bocah dan belum cukup umur untuk..."

"Dunia tidak melihat itu untuk mencapai sebuah kenikmatan, Rood."

"Tapi tidak dengan begitu caranya."

"Ketika kau membeli seorang pelacur untuk dibawa ke dalam rumahmu, apa kau benar-benar memperlakukan pelacur itu dengan baik?"

Pertanyaan Xenon sejenak membuat Rood terdiam.

Perlahan Rood bangkit duduk. Alpha kaya itu menatap sosok tenang Xenon. Alpha cerdas yang berbeda usia 5 tahun lebih tua darinya. Sahabat sepermainan sekaligus menyangkup musuh terbesar miliknya.

"Kau tidak bisa memaksaku untuk memberikan bocah itu padamu."

"Kau pikir aku miskin?"

"Tentu kau kaya, Rood. Tapi saat ini aku sangat tidak membutuhkan uang darimu."

"Mengapa kau hanya memperkerjakan bocah itu dengan semena-mena?"

"Aku tidak mengerti apa yang kau katakan."

"Para penghibur di sini sesuai apa yang kulihat, mereka selalu normal melayani para pelanggan tanpa sebuah pemaksaan apalagi kekerasan."

"Lalu?"

BL - The Darker, The Better (Original Indonesia)Where stories live. Discover now