Bab 6 - Emosi Yang Tak Berarti

277 19 0
                                    

Author : CreedBakkara

- Tersedia di PE untuk membaca langsung TAMAT -

***


Rood kembali dan tidak menemukan bocah omega di dalam rumahnya. Emosinya yang belum teredam bertambah memuncak begitu mendengar bahwa bocah omega itu telah dijemput oleh Swan.

"BRENGSEK! MENGAPA KALIAN MENGIZINKAN SWAN MEMBAWA ANAK ITU, SIALAN?!" kemarahannya pada maid dan butler miliknya sama sekali tak berarti apapun. Karena, mereka tahu Swan adalah tangan kanan kepercayaan milik Xenon. Maka, ketika Swan datang dan mengambil bocah omega yang sedang menikmati waktunya di rumah Rood, mereka hanya mampu diam dan mengiyakan apa yang Swan lakukan.

"HARUSNYA AKU MEMBELI ANAK ITU UNTUK WAKTU YANG LAMA. BRENGSEK!" Rood masih sibuk dengan emosinya sendiri. Sementara, para maid dan butler hanya diam tanpa melakukan apapun. Mereka sangat memahami sifat tuannya ini. Jika sedang dalam keadaan emosi seperti ini, lebih baik didiamkan hingga sang tuan tenang dengan sendirinya.

Selama ini, tidak ada seorang pun yang bisa menenangkan sang tuan ketika dilanda emosi. Sekalipun itu adalah ibu terkasih miliknya. Tuan yang masih berusia dua puluh delapan tahun itu, memang memiliki sifat tidak baik dan sangat kasar.

Kesehariannya hanya mengedepankan emosi. Tidak pernah mau mendengarkan pendapat orang lain mengenai dirinya. Melakukan segala hal secara egois. Itulah Rood.

Hampir setiap malam ia selalu membawa beberapa wanita penghibur ke dalam rumahnya. Namun, setelah ia puas para wanita penghibur itu akan segera ia tinggalkan.

Kemarin, ketika ia membawa seorang bocah omega dan memperlakukan bocah itu dengan sangat baik tentu saja hal itu sangat mengagetkan mereka. Tuan yang selama ini selalu bersikap seenaknya mendadak berubah menjadi seorang yang sangat lembut dan peduli bak sesosok malaikat.

Ia bahkan, secara pribadi menyuruh maid dan butler terbaik untuk merawat sang bocah omega.

"ARGH, SIAL! HEI, CEPAT PANGGILKAN ALLY KEMARI! CEPAATT!!"

Titahnya mengalir, segera seorang maid berlalu untuk memanggil Ally. Salah seorang maid yang baru beberapa bulan ini bekerja di rumah Rood. Maid yang diketahui dipaksa Rood untuk melayani nafsunya.

Maid yang baru berusia Sembilan belas tahun itu, diakui memiliki kemampuan luar biasa dalam menenangkan nafsu Rood yang liar.

Kebiasaan buruk Rood ketika emosi seperti ini memang selalu melampiaskannya kepada para wanita. Namun, sejak kedatangan Ally, cukup hanya gadis itu saja yang melayaninya. Jika, ia tidak mendapatkan kepuasaan maka para penghibur akan segera memenuhi rumah besar itu. Dan segala macam desahan nikmat akan segera terdengar dimana mana.

Rood sudah berada di dalam kamarnya setelah tadi ia menyalurkan kemarahannya kepada para maid dan butlernya. Ia merebahkan dirinya diatas ranjang putih besar miliknya, ingatannya masih melekat pada sosok cantik dan bersih dari sang bocah omega. Bocah yang entah bagaimana mendadak menjadi obsesinya.

"Sial" kembali mulutnya mengumpat.

"Tuan?" terdengar suara manis dari arah pintu kamarnya. Rood langsung tahu siapa itu. Segera ia menyuruh seseorang itu masuk.

Ally. Gadis yang beberapa bulan ini berhasil memuaskan nafsunya yang sering kali tak terkendali. Gadis dengan rambut panjang gelombang berwarna ke emasan. Manik matanya pun berwarna coklat cerah dengan kulit seputih susu yang menggoda.

Tubuhnya memang tidak terlalu tinggi, namun ia memiliki aset yang sangat menarik sebagai seorang perempuan. Payudaranya padat dan berisi. Bokongnya juga sekal dan kenyal. Ketika ia berjalan saja, aset-aset itu bergoyang seolah menggoda para pria untuk menyentuhnya. Membuat iri para perempuan disekitarnya.

Ally termasuk gadis yang baik karena, ia bukanlah gadis nakal yang mau melayani siapa saja. Ia hanya mau melayani sang tuan.

Sikapnya juga ramah dan lembut. Ia selalu menurut dengan apa yang diperintahkan oleh pimpinan maid padanya.

Karena itulah, sosoknya cukup disukai. Dan karena adanya Ally, maid yang lain menjadi tidak khawatir akan kemungkinan sang tuan yang bisa saja mengambil salah seorang dari mereka untuk memuaskan nafsunya.

"Buka" titahnya datang ketika Ally baru saja menginjakkan kaki di depannya. sang tuan sudah tidak lagi dalam posisi terlentang, ia sudah bangkit duduk dengan sorot tajam dan beringas matanya yang memperhatikan tubuh gadis menggoda di depannya.

Ally mengerti dengan apa yang baru saja dikatakan oleh sang tuan. Tanpa kata, jemari lentiknya mulai melepas satu persatu kancing seragam maidnya. Gerakannya begitu pelan dan sensual. Dengan tatapan yang sengaja dibuat sayu dan menggoda. Gadis itu berusaha membangkitkan gairah seks milik sang tuan.

"Kemari" gadis itu tahu, gairah sang tuan telah bangkit. Nampak sesuatu mengeras dibalik celana hitamnya. Jelas sekali jika sang tuan sudah sangat ingin menjamah tubuhnya. Maka, diberikannya tubuh mulus dan seksi itu pada sang tuan. Dibiarkannya tubuh itu duduk diatas pangkuan sang tuan.

Membiarkan jemari besar tuannya yang melepaskan sisa kancing seragamnya. Membiarkan jemari besar itu menyentuh dan meremas pelan payudara besar dan kenyalnya. Jemari milik sang tuan yang sudah sangat lihai dalam memainkan tubuh seorang wanita.

Seolah ia telah memiliki nada dan melodi yang pas untuk memberikan kenikmatan yang luar biasa. Hingga selalu memunculkan desahan-desahan nikmat dari mulut manis gadis itu.

"Aaahh...." Kembali desahan itu terdengar. Tuannya dengan sangat pintar memainkan nipple pink miliknya dengan mulutnya yang selalu berucap kasar. Mengisap, mengulum dan menjilatnya secara bergantian. Gadis itu hanya menggeliat nikmat dengan suara desahannya yang terus terdengar.

Ia bahkan tidak menyadari kapan seragam maidnya telah terlepas seutuhnya dari tubuhnya. Begitu tersadar, ia telah seutuhnya telanjang. Dalam dekapan sang tuan. Laki-laki tampan namun beringas yang selalu mampu membuatnya mengejang nikmat.

Sang tuan adalah laki-laki pertama yang menikmati tubuhnya. Dulu ia hanyalah seorang gadis omega perawan yang polos. Namun, ketika sang tuan mengambil keperawanannya, ia berubah menjadi gadis yang begitu pintar dalam urusan seks. Dan sang tuan sangat menyukai itu. Tentu hal itu merupakan kebanggaan tersendiri baginya.

Kali ini pun, ia kembali membebaskan sang tuan menguasai tubuhnya. Ia menerima perlakuan apapun yang tuannya berikan. Sekalipun, itu adalah sebuah seks liar yang sangat disukai sang tuan.

-----

Beberapa jam lalu, Swan datang ke rumah tuan Rood untuk menjemputnya. Sin hanya berpikir, uang milik tuan Rood tidak bisa membelinya hingga waktu menjelang siang. Disaat Sin untuk pertama kalinya mampu menikmati udara bebas dan makanan lezat, Swan datang dan menghancurkan semuanya.

"Sepertinya tuan Rood sangat menyukaimu. Tapi, sayang sekali beliau hanya membayarmu untuk waktu semalam. Tidak lebih."

Perkataan Swan ketika mereka sedang dalam perjalanan cukup menyakitkan bagi Sin. Ia tidak mengerti mengapa Swan senang sekali memperlakukannya seperti itu? Mengapa Swan tidak membiarkannya sejenak meski hanya untuk menghabiskan pudding dan kue yang tadi disediakan maid dan butler milik tuan Rood?

"Tadi sepertinya kau sedang makan enak. Hari ini, aku juga sudah memasakkan daging yang paling enak untukmu"

"Aku mau pudding. Apa bibi Swan bisa memberiku pudding?"

"Tentu. Setelah nanti malam kau berhasil melayani para pelanggan terbaik"

Tidak.

Sin tidak menginginkan itu. Lukanya belum juga sembuh. Baru saja sebentar ia mampu merasakan kebebasan dari tugas berat dan menjijikkan itu.

Air matanya mengalir sesaat setelah Swan mengantarnya masuk ke dalam kamar. Menguncinya dengan meninggalkan sepotong daging panggang beserta susu disana. Ia layaknya anjing peliharaan yang dulu sempat ia lihat sebelum ia dibuang dan ditemukan oleh Xenon.

"Aku tidak mau disini. Aku mau pudding dan kue. Hiks..." 

BL - The Darker, The Better (Original Indonesia)Where stories live. Discover now