47. HONEYMOON

49.8K 2.6K 680
                                    

"Dulu gue pernah berpikir untuk mati, tapi pada akhirnya gue gak ngelakuin itu

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Dulu gue pernah berpikir untuk mati, tapi pada akhirnya gue gak ngelakuin itu. Karena biar gimanapun keberadaan kita akan berarti buat seseorang. Jadi, tetaplah hidup."
-LOVEHOLIC-

***

"Woy, bangun! Daffa hilang! Bantuin gue cari dia!" perintah Zio panik.

Galen dan Kai langsung bangun dan keluar dari tenda. Tahu-tahu sudah ada Ray juga di samping Zio. "Lo udah coba hubungin hpnya?"

"Udah, tapi ceklis satu. Medsosnya juga kaga update apa-apa," jawab Zio.

"Masa iya dia tenggelem, sih?" tanya Kai.

"Udah kaga usah nebak-nebak, kita cari di hutan deket sini dulu. Gue ngerinya dia nekat ke sono terus di hap buaya."

"Gue ikut." Sebuah suara lembut tiba-tiba membuat mereka menoleh. Ternyata itu Frey. Wajah cewek itu terlihat pucat.

"Kalau sampai Daffa kenapa-napa itu semuanya pasti gara-gara gue," tuturnya sambil menunduk. Atensi semua anak Revolver jadi terpusat kepadanya.

"Sejak SMA dulu Daffa sering nolong gue karena gue ceroboh dan sering disuruh-suruh geng gue. Tapi gue malah ga berterima kasih, justru gue malah risi ke dia dan maki-maki dia kayak kemaren. Ga seharusnya gue sejahat itu sama Daffa. Mungkin sekarang dia kabur karena gue. Gue yang salah," sesal Frey seraya mengusap matanya yang mulai berderai air mata. "Jadi kalau sampai terjadi hal buruk, salahin aja gue. Gue yang udah jahat sama dia."

"Udah dong, jangan nangis terus nanti cantiknya hilang." Kai sempat-sempatnya gombal. "Nanti berubah jadi nenek-nenek, lho."

Sejujurnya bukan hanya Frey yang merasa bersalah pada Daffa, tapi Galen juga. Sepertinya dia sudah keterlaluan sampai-sampai Daffa kabur. Padahal liburan ini seharusnya bisa meringankan beban Daffa, tapi cowok itu justru dianggap tidak ada.

Keheningan menyelimuti sejurus kemudian. Bahkan sampai di mobil yang dikendarai Zio pun, yang kedengaran hanya isakan pilu Frey dan Kai yang sibuk modus mengusap-usap punggung gadis itu untuk menenangkannya.

"Zi, stop, Zi! Itu Daffa!" Tiba-tiba Ray mengetuk-ngetuk jendela mobil seraya menunjuk ke luar sana.

Tampak sosok Daffa sedang berdiri di ujung tebing terjal. Selangkah lagi dia akan jatuh ke jurang.

Ketika mobil belum sepenuhnya berhenti, Frey nekat turun dari mobil dan berlari menghampiri Daffa seraya berteriak, "Daffa! Jangan bunuh diri!!"

Daffa, lelaki yang selalu dianggap lemah itu menoleh. "Kalian ... kenapa nyamperin gue ke sini?"

"LO YANG NGAPAIN DI SITU!! JANGAN LOMPAT, DAFFA!!" Frey menarik tubuh Daffa ke arahnya, begitu kencang hingga mereka berdua bertabrakan dan jatuh ke tanah.

LOVEHOLICWhere stories live. Discover now